VOI PESONA INDONESIA Yogyakarta adalah ibu kota dan pusat pemerintahan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Indonesia. Kota Yogyakarta adalah kediaman bagi Sultan Hamengkubuwana dan Adipati Paku Alam yang merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia dan kota terbesar keempat di wilayah Pulau Jawa bagian selatan menurut jumlah penduduk. Kota Yogyakarta juga pernah menjadi ibu kota RI pada tahun 1946. Nama Yogyakarta terambil dari dua kata, yaitu Ayogya atau Ayodhya yang berarti kedamaian. Yogyakarta dikenal sebagai kota pelajar, karena hampir 20% penduduk produktifnya adalah pelajar dan terdapat 137 perguruan tinggi. Kota ini diwarnai dinamika pelajar dan mahasiswa yang berasal dari berbagai daerah di Indonesia.
Kota Yogyakarta sangat strategis, karena terletak di jalur-jalur utama, yaitu Jalan Lintas Selatan yang menghubungkan Yogyakarta, Bandung, Surakarta, Surabaya, dan kota-kota di selatan Jawa, serta jalur Yogyakarta – Semarang, yang menghubungkan Yogyakarta, Magelang, Semarang, dan kota-kota di lintas tengah Pulau Jawa. Karena itu, angkutan di Yogyakarta cukup memadai untuk memudahkan mobilitas antara kota-kota tersebut. Kota ini mudah dicapai oleh transportasi darat dan udara. Kota Yogyakarta terletak di lembah tiga sungai, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code yang membelah kota dan kebudayaan menjadi dua, dan Sungai Gajahwong. Meski terletak di lembah, kota ini jarang mengalami banjir karena sistem drainase yang tertata rapi yang dibangun oleh pemerintah kolonial, ditambah dengan giatnya penambahan saluran air yang dikerjakan oleh Pemerintah kota Yogyakarta.
Salah satu kecamatan di Yogyakarta, yaitu Kotagede pernah menjadi pusat Kesultanan Mataram antara kurun tahun 1575–1640. Keraton (Istana) yang masih berfungsi dalam arti yang sesungguhnya adalah Keraton Ngayogyakarta dan Puro Paku Alaman, yang merupakan pecahan dari Kesultanan Mataram. Yogyakarta juga menjadi tempat lahirnya salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia, yaitu Muhammadiyah yang didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan pada tahun 1912 di Kauman, Ngupasan, Gondomanan, Yogyakarta. Hingga saat ini, Pengurus Pusat Muhammadiyah masih tetap berkantor pusat di Yogyakarta. Kota penuh sejarah yang masih terpelihara dengan baik ini merupakan sebuah Kota yang kental akan budaya Jawa nya sehingga banyak wisatawan mancanegara yang jatuh cinta dengan Kota ini.
Penularan virus COVID-19 salah satunya bisa terjadi lewat droplet atau aerosol/micro-droplet dari seseorang yang positif terinfeksi. Virus tersebut bisa melayang di udara dan menempel di permukaan benda selama beberapa hari sehingga harus dilakukan sterilisasi.Dr.. Bagus Endar Bachtiar N, Dosen di Prodi Fisika FMIPA ITB, mengembangkan mobile disinfektan high power menggunakan sinar UV Tipe-C untuk sterilisasi droplet/micro-droplet yang mengandung virus COVID-19. Alat tersebut dirancang khusus untuk digunakan di rumah sakit rujukan COVID-19.
Dr. Endar menjelaskan, alat ini memiliki daya yang cukup besar dan mampu memancarkan radiasi 25 watt/m2 pada radius 1 meter, atau setidaknya mampu memancarkan radiasi UV-C 2.8 watt/m2 untuk ruangan dengan volume sebesar 6 x 6 x 3 meter. Selain itu, alat ini dilengkapi sistem telecontroller yang dapat dioperasikan menggunakan laptop atau handphone dari jarak jauh. Dengan daya yang besar, alat ini tidak hanya dapat melemahkan virus, tetapi dapat mematikan virus dengan merusak DNA-nya menggunakan paparan sinar UV. Pancaran energi radiasi UV-nya 2x lebih besar dari cahaya matahari. Oleh karena itu, alat ini tidak perlu dipancarkan terlalu lama, cukup dalam waktu 5 menit
Dr. Bagus menambahkan, sinar UV tipe C yang terdapat dalam alat tersebut adalah standard sinar UV yang digunakan untuk sterilisasi peralatan dari mikroba atau patogen. Sinar UV tipe C ini memiliki energi yang tinggi dan panjang gelombangnya relatif pendek, sehingga akan menjangkau seluruh sudut ruangan. Dengan sinar ini, virus yang melayang-layang di udara dalam aerosol/micro-droplet akan dapat dimatikan. Perangkat ini bisa dipakai untuk menyeterilkan ruangan maupun udara. Sumber tenaga yang digunakan adalah ACCU, namun dapat juga digunakan listrik AC. Alasan digunakan ACCU agar alat tersebut dapat dipakai portabel, misalnya di dalam lift dan dapat dikontrol secara jarak jauh. Alat ini dilengkapi dengan sistem perangkat lunak agar dapat dengan mudah mengatur lama monitoring dan aktivasi, waktu menyala, dan energi yang dikeluarkan. Untuk saat ini alat tersebut sedang dalam pengembangan agar bisa dijalankan secara robotic.
Orchid Forest Lembang disebut-sebut sebagai taman anggrek terbesar di Indonesia. Selain terkenal dengan Taman anggrek nya yang Indah, tempat tersebut terkenal karena music. Karena kadang dijadikan tempat konser namun keasrian dan kebersihan tetap dijaga walau ada pertunjukan. Untuk mencapai Orchid Forest, pengunjung harus berjalan sekitar tiga kilometer dengan trek menanjak. Namun kelelahan berjalan akan terbayar ketika sampai di Orchid Forest. Semua dibayar dengan keindahannya. Terdapat lebih dari 157 jenis bunga anggrek yang dibudidayakan dalam lahan seluas 12 hektare ini. Bibit anggrek berasal dari berbagai negara, seperti Venezuela, Amerika Serikat, hingga Peru. Bahkan bunga Anggrek langka yang sulit ditemukan seperti anggrek hitam atau Coelogy pandurata, anggrek kantong semar atau Paphopedilum glaucophyllum dan juga jenis paraphalaenopsis laycocky bisa dilihat dan ditemukan di sini.
Selain dapat menikmati keindahan beragam bunga anggrek, wisatawan yang berkunjung dapat menikmati indahnya pohon pinus yang berjejer dan hawa yang luar biasa sejuk. Suhu yang dingin ini membuat bunga anggrek tumbuh dengan sangat baik. Iklim yang sejuk dan dingin ini dikarenakan wilayah Orchid Forest terletak di dataran tinggi. Daerah Ekowisata yang baru beberapa tahun lebih dibuka ini memberikan paket lengkap para pengunjung. Pemandangan alam asri dengan udara sejuk, instalasi sarana yang aesthethic, berbagai spot foto yang Instagramable, serta fasilitas dan sub destinasi yang beragam akan memuaskan para wisatawan. Selain itu, hutan anggrek seluas 12 hektar ini dinobatkan sebagai hutan anggrek terbesar di Indonesia karena pengelolaan yang dilakukan dengan baik.
Untuk mencapai lokasi ini, sarana termudah adalah menggunakan kendaraan pribadi. Keadaan jalan yang mulus memungkinkan kendaraan roda empat dan dua melewatinya. Namun kita juga bisa menggunakan angkutan umum yang mengambil tujuan Lembang atau Subang. Dengan jarak kurang lebih 20 Km dari Kota Bandung ibukota Propinsi Jawa Barat, arahkan perjalanan Anda ke utara ke arah Lembang menuju ke wilayah wisata Gunung Tangkuban perahu. Setelah melewati kota Lembang, sebelum mencapai wisata Gunung Tangkuban Perahu, akan ditemukan papan petunjuk di pinggir jalan yang menuntun kita ke arah pintu gerbang Orchid Forest Lembang Cikole. Orchid Forest Lembang Bandung ini buka setiap hari, sepanjang minggu. Mulai buka jam 09.00 untuk hari biasa dan jam 08.00 pada akhir pekan. Dan tutup jam 18.00 untuk hari biasa, dan jam 19.00 untuk akhir pekan dan hari libur.
Josua Simanjuntak, Plt. Deputi Bidang Ekonomi Digital dan Produk Kreatif Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menyatakan Pandemi COVID-19 memberikan dampak besar pada hampir semua profesi/pekerja di bidang kreatif. Salah satu subsektor kreatif yang terdampak adalah para pekerja seni yang kehilangan pekerjaan. Pekerja seni yang terimbas salah satunya musisi jalanan atau pengamen. Pasalnya, kini mereka tak bisa menggelar aksinya di tempat umum. Untuk membantu mereka, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) bekerja sama dengan Institut Musik Jalanan (IMJ) menggelar kegiatan "Ngamen Dari Rumah" dengan Tema Ngabuburit di Rumah Aja.
Kegiatan Ngamen dari Rumah digelar untuk memfasilitasi 200 musisi jalanan terdampak Covid-19 untuk tampil di panggung online. 200 musisi jalanan yang ikut serta punya kriteria tertentu, di antaranya musisi jalanan yang memiliki disabilitas, berusia lanjut, memiliki keluarga muda serta perantau yang paling terdampak imbas COVID-19. Musisi Jalanan dengan kriteria ini difasilitasi agar tetap dapat eksis, produktif dan mendapat penghasilan selama masa pandemi, khususnya di bulan Ramadan. Plt. Direktur Industri Kreatif Musik, Seni Pertunjukan dan Penerbitan Kemenparekraf, Mohammad Amin menjelaskan, video kreatif hasil dari 200 musisi jalanan tersebut akan ditayangkan di akun sosial media Kemenparekraf seperti di Instagram, Facebook dan YouTube. Beberapa musisi jalanan yang terkurasi akan tampil secara live online di Instagram pada tanggal 14 hingga 22 Mei dan 28 hingga 30 Mei 2020 pada pukul 15.30 hingga 17.30 WIB.
menurut Andi Malewa, Ketua Institut Musik Jalanan, kegiatan ini tidak hanya diisi dengan ngamen online, akan ada kuliah musik online bersama tokoh di bidang musik, seperti kelas musik yang biasa dilakukan secara offline di Institut Musik Jalanan. Joshua Simanjuntak menambahkan bahwa, kegiatan ini akan sangat menarik untuk mengisi waktu kala menjelang berbuka puasa dan masyarakat juga dapat menikmati hiburan dari para musisi. Masyarakat juga dapat memberikan apresiasi melalui QR Code dan kegiatan ini akan memberikan ruang bagi musisi-musisi jalanan berbakat, untuk mendapat apresiasi yang lebih luas dari masyarakat Indonesia.