Provinsi Kepulauan Bangka Belitung merupakan salah satu tujuan wisata bahari di Indonesia. Disana ada beragam objek wisata bahari yang menarik untuk dikunjungi. Salah satunya pulau Lengkuas. Pulau cantik ini berada di Kecamatan Sijuk, Kabupaten Belitung. Pulau ini dapat ditempuh dengan perahu motor selama kurang lebih 25 hingga 40 menit dari pantai Tanjung Kelayang. Pantai Tanjung Kelayang sendiri terletak 27 kilometer dari Tanjung Pandan, ibukota kabupaten Belitung. Tiba di pulau Lengkuas, deretan bebatuan granit pinggir pantai akan menyambut anda. Batuan endemik khas pulau Bangka Belitung ini seolah-olah memagari garis pantai.
selain menikmati keindahan alam pulau Lengkuas, bagi anda pecinta wisata sejarah, cobalah kunjungi kawasan Mercusuar. Mercusuar di Pulau Lengkuas ini dibangun pada tahun 1882 oleh pemerintah Belanda. Sampai sekarang mercusuar ini masih berfungsi dengan baik sebagai penuntun lalu lintas kapal yang keluar masuk pulau Belitung. Dengan kontruksi baja dan batu bata, Mercesuar ini punya tinggi 52 meter dan 18 lantai. Untuk masuk, anda harus membayar tiket masuk sebesar Rp. 5000. Di setiap lantai terdapat jendela untuk melihat pemandangan luar. Letak jendelanya berbeda di setiap lantai. Jadi, anda bisa melihat keindahan Pulau Lengkuas dan pantainya dari setiap sudut yang berbeda. Setelah sampai di puncak, rasa lelah anda akan terbayar dengan keindahan pemandangan di sekeliling pulau Lengkuas. Ada lautan biru kehijauan dengan hiasan batuan granit di bibir pantai.
Sirkulasi udara pada sebuah bangunan merupakan aspek penting yang harus diperhatikan ketika hendak merancang sebuah bangunan. Tiga mahasiswa Departemen Teknik Infrastruktur Sipil menciptakan desain bangunan ramah lingkungan berkonsep sarang rayap yang mampu memberikan sirkulasi udara yang lebih baik. Menurut salah satu anggota tim, Muhammad Yusril Bastian, saat ini Indonesia memiliki banyak permasalahan lingkungan. Oleh karena itu, bangunan ini hadir untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Rumah ramah lingkungan diharap dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada.
Yusril mengungkapkan rumah ramah lingkungan ini mengambil konsep sarang rayap. Konsep bangunan sarang sayap adalah konsep bangunan yang dapat mensirkulasi udara dari luar. Selain itu konsep ini juga dapat menurunkan suhu panas di dalam ruangannya. Konsep ini sengaja dipilih agar bangunan terasa sejuk tanpa memakai alat pendingin ruangan.Yusril menjelaskan bahwa suhu dari luar direduksi terlebih dahulu. Setelah itu, udara disalurkan menuju ruangan-ruangan yang ada di dalamnya, sehingga rumah akan terasa lebih dingin. Rumah sarang rayap mampu menurunkan suhu sampai sepuluh derajat celcius.
Dari segi bahan bangunan, Yusril mengatakan bahwa tidak ada kriteria khusus yang dibutuhkan dalam pembuatan bangunan ini. Bahan bangunan yang dipilihnya hampir sama dengan rumah konvensional pada umumnya. Yusril menyebutkan beberapa keunggulan dari rumah ramah lingkungan yang dibuatnya. Diantaranya adalah mampu menghemat energi listrik sebesar 93 persen dibanding penggunaan Air Conditioner (AC) dan 21 persen dibanding penggunaan kipas angin. Sedangkan untuk pemakaian air, rumah ini mampu menghemat penggunaan air sebesar 100 persen dibanding rumah konvensional.Berkat keunggulan-keunggulan yang ditawarkan oleh karyanya tersebut, Yusril bersama kedua temannya berhasil meraih juara dua dalam lomba karya tulis ilmiah di Universitas Udayana Bali akhir Februari lalu.
Selama pandemic virus korona, pemerintah meminta masayrakat melakukan pembatasan fisik. Meskipun begitu, kebutuhan sehari-hari terutama untuk makan tetap harus terpenuhi. Merespons kondisi tersebut, dalam rangka meningkatkan akses masyarakat terhadap sayuran segar berkualitas serta meningkatkan akses pemasaran sayur produk petani, Direktorat Kemahasiswaan dan Pengembangan Karir (Ditmawa PK) Institut Pertanian Bogor melalui Program One Village One CEO (OVOC) menggelar program Ayo Belanja Sayur dari Rumah. Selain Sehingga pembatasan aktivitas sosial yang sedang diberlakukan saat ini tidak terlalu berpengaruh terhadap akses memperoleh sayuran dan di sisi lain, hasil pertanian petani dapat terdistribusi, sehingga perekonomian petani tetap berjalan
Program ini melibatkan para petani sayur yang berasal dari 53 desa di Kabupaten Bogor, Sukabumi, Bandung dan Garut. Bekerja sama dengan Tokopedia melalui toko yang dinamakan Rumah Sayur Bogor ini mampu melayani permintaan konsumen di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Di samping itu, program ini juga tengah dalam proses bekerja sama dengan market place. Ada sekitar 76 jenis sayuran segar yang ditawarkan. Sayuran sudah mengalami proses sortir, grading dan packaging dari petani, sehingga konsumen memperoleh sayuran dalam bentuk yang bersih dan siap dimasak atau diolah lebih lanjut. Proses penanganan pascapanen mulai dari kebun dilakukan oleh petani. Proses packing hingga pengiriman mengikuti prosedur yang mengedepankan sanitasi dan higienitas.
Selain bekerja sama dengan marketplace atau platform e-commerce, kegiatan Ayo Belanja Sayur dari Rumah bekerja sama dengan komunitas ibu-ibu rumah tangga berbasis komplek perumahan, di mana mitra kegiatan mengoordinir belanja sayur melalui media sosial. Mekanisme lain yang digunakan adalah dengan menjalin kerja sama dengan reseller. Kerja sama yang telah berjalan adalah dengan salah satu koperasi di daerah Cilandak dan Koperasi Dinatera milik Medco Foundation.Sejauh ini respons masyarakat terhadap kegiatan ini cukup baik, di mana pada hari pertama permintaan mencapai total 2.000 paket. Berdasarkan testimoni konsumen, terutama ibu-ibu, mereka merasa sangat terbantu dalam mendapatkan sayuran segar bermutu tinggi. Bahkan konsumen berharap selain sayuran, disediakan juga buah-buahan, ikan dan daging, karena akses akan produk-produk tersebut juga terbatas saat ini. Untuk memesan, pembeli hanya tinggal memilih jenis sayur dan jumlah yang diinginkan kemudian membayar barang yang dibeli melalui transfer. Produk akan dikirimkan sehari setelah pemesanan dilakukan.
Jakarta adalah ibu kota Indonesia yang memiliki suku, budaya, dan adat. Nama sukunya ialah suku Betawi. Salah satu tradisi suku ini adalah Palang pintu.
Tradisi Palang Pintu menjadi identitas dari masyarakat Betawi di Jakarta. Tradisi ini menjadi bagian dalam prosesi upacara pernikahan adat Betawi sejak dahulu. Perpaduan antara silat dan seni pantun yang jenaka menjadi hal yang dominan dalam tradisi Palang Pintu.
Hingga saat ini, tradisi tersebut masih sering dilakukan oleh suku Betawi tengah yang masih kental dengan nilai-nilai Islam. Tradisi ini bertujuan untuk menguji keseriusan pihak laki-laki terhadap perempuan yang akan dinikahi. Untuk lulus dalam ujian Palang Pintu ini terdapat 2 syarat yang harus dipenuhi, yaitu menang adu silat dan lancar membaca Al-Quran.
Tradisi Palang Pintu ini diwariskan secara turun-temurun dan belum ada catatan sejarah yang menjelaskan tentang kapan dan siapa yang menciptakannya. Tradisi ini biasa dilakukan tepat ketika mempelai pria tiba di tempat mempelai wanita.
Dalam pelaksanaannya, tradisi ini memiliki beberapa tahapan, yaitu Shalawat Dustur, balas pantun, Beklai, dan Lantun Sike. Selama pelaksaan tradisi ini berlangsung, pengantin pria akan dihalangi oleh jawara dari kampungnya pengantin wanita.
Kemudian jawara tersebut mengajukan beberapa persyaratan yang intinya menantang berkelahi dan mengaji. Dengan begitu, kualitas pengantin pria dapat dipastikan berkualitas atau tidak, menurut mereka.
dalam pelaksaannya, Tradisi Palang Pintu membutuhkan 9 orang, 2 orang sebagai jawara dari pihak perempuan, 1 orang jawara dari pihak pria, 1 orang juru pantun dari masing-masing pihak, 3 orang pembaca Shalawat Dustur, dan 1 orang pembaca Sike.
Namun, pada saat ini, tradisi Palang Pintu diwakilkan oleh orang-orang yang dibayar, yang biasa disebut “Centeng”. Nama Palang Pintu ini berasal dari Betawi Tengah dan Betawi Kota, sedangkan Betawi Pinggiran dan Betawi Ora mengenal tradisi ini dengan sebutan “Rebut Dandang atau “Tepuk Dandang”.