ofra voi

ofra voi

18
March

VOI WARNA WARNI Bunga Lengari, 16 tahun, asal Lembata, Nusa Tenggara Timur, membuat sebuah alat sederhana pemanen air tawar dari air laut. Pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas yang biasa disapa Osin itu membuatnya untuk menghadapi masalah kekeringan dampak perubahan iklim yang terjadi di wilayah tempat tinggalnya. Awalnya ia mengikuti sosialisasi mengenai dampak dari perubahan iklim.  Melalui kegiatan tersebut, Osin dan teman-teman di sekolahnya mulai memahami bahwa kekeringan yang terjadi adalah dampak perubahan iklim. Akhirnya ia menemukan teori yang dikemas dengan hal yang sangat sederhana yaitu desalinasi air laut.

Alat desalinisasi air laut bentuknya seperti rumah-rumahan. Rangkanya dari kayu, alas memakai tripleks, wadah penampungan air laut menggunakan aluminium, alat ini dipasangi paralon yang dihubungkan dengan selang untuk mengalirkan air tawar.

Meskipun hasil air tawarnya belum bisa dikonsumsi karena kandungan yang belum diteliti lebih lanjut, Osin menggunakan air tawar itu untuk air minum ternak dan menyiram tanaman. Dia berharap, alat yang dibuat bersama teman-temannya itu bisa dikembangkan sehingga bisa menghasilkan air yang lebih banyak dan layak untuk dikonsumsi.

Osin mengisahkan, anak-anak di wilayah tempat tinggalnya sudah terbiasa mengantre berjam-jam untuk mengambil air di sumur sedalam 22 meter. Ketika mengalami kekeringan yang bisa terjadi selama 8-9 bulan, tak jarang juga Osin dan teman-teman tidak mandi, dan hanya mencuci muka untuk berangkat sekolah. Program Manager Plan Indonesia Wahyu Kuncoro mengatakan, Osin merupakan salah satu peserta dari Project Climate Change Child Centered Adaptation (4CA). Kemudian, Wahyu berujar, Plan Indonesia menggelar kompetisi untuk eksplor ide kreatif dan akhirnya tercetuslah desalinasi air laut.

 

 

 

 

17
March

VOI WARNA WARNI Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK–UB) mempunyai sebuah sekolah selam yang berafiliasi dengan Scuba School Internasional Indonesia (SSI Indonesia) yang diberi nama Fisheries Diving School. Sekolah selam ini meraih penghargaan internasional untuk kategori Excellence Ecology Training Centre Award dari Scuba School Internasional (SSI) Indonesia. Penghargaan akan diserahkan dalam kegiatan Deep and Extream Indonesia pada April mendatang. Penghargaan tersebut diberikan kepada FDS atas upayanya dalam mengembangkan kompetensi akademik di bidang ekologi laut.

Beberapa upaya yang telah dilakukan FDS, antara lain memberikan pelatihan bagi akademisi, peneliti, birokrat dan juga masyarakat nelayan untuk mengidentifikasi kondisi ekosistem di sebuah wilayah. Menurut Sekretaris Badan Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (BPPM) FPIK UB, Citra Satrya Utama Dewi, penghargaan tersebut diberikan kepada FDS atas upayanya dalam mengembangkan kompetensi akademik di bidang ekologi laut. Materi pelatihan yang diberikan juga beragam. Mulai dari ekologi kelautan, ekologi paus, ekologi penyu, ombak, hingga arus pasang dan surut. Tidak hanya itu. Sekolah Selam FPIK UB juga berperan aktif dalam kegiatan masyarakat di bidang kelautan. Selain itu juga berkontribusi pada seni 'Festival Bangsring Underwater' dalam bentu monitoring ikan nemo selama 48 jam. 

Dengan penghargaan ini, FDS juga dinobatkan sebagai salah satu dari 137 dive center di Indonesia yang dipercaya memilki kualitas unggul untuk penyelenggaraan pelatihan selam berbasis ekologi laut. Sekolah selam ini dibangun sebagai sebuah bentuk komitmen FPIK UB untuk mencetak sarjana perikanan dengan keterampilan unggul yang dibuktikan oleh lisensi atau sertifikat pendamping ijazah.

 

17
March

Tarempa merupakan nama ibukota Kabupaten Anambas, Provinsi Kepulauan Riau. Kuliner Mie Tarempa menjadi salah satu ikon kuliner di kota Tarempa yang wajib dicoba, jika anda bertandang ke Anambas. Nama Tarempa diambil dari nama kota Tarempa. Kuliner ini sangat unik karena diolah dengan menggunakan bahan dasar yang berbeda dari masakan-masakan mie khas Indonesia lainnya. Meski diliat sekilas, Mie Tarempa tampak seperti olahan mie khas Aceh atau seperti pasta fetuccini yang disiram dengan saus Bolognese.

Wilayah Anambas terkenal akan hasil lautnya, terutama ikan tongkol. Ikan inilah yang selalu hadir dalam kuliner-kuliner khas Anambas termasuk kuliner Mie Tarempa. Mie Tarempa menggunakan mie yang teksturnya seperti mie telur dengan warna kuning dan bentuknya pipih, mirip seperti pasta fetuccini dari Italia. Mie Tarempa punya rasa asam manis yang sedikit pedas di mulut. Kuahnya pun ringan walau cukup berminyak.

Kuliner Mie Tarempa yang asli adalah yang dimasak kering dengan topping ikan tongkol. Sejalan dengan perkembangan waktu, kini Mie Tarempa hadir dalam tiga bentuk olahan yaitu Mie Tarempa kering, Mie Tarempa basah dan Mie Tarempa kuah. Toppingnya pun lebih beragam dengan aneka pilihan seafood atau daging sapi. Seporsi Mie Tarempa bisa anda nikmati dengan harga yang cukup terjangkau, yakni 15-25 ribu rupiah.

16
March

VOI WARNA WARNI Pemerintah Kabupaten Tabanan kembali menggelar Tanah Lot Art & Food Festival pada 13 hingga 15 Maret 2020. Festival tahunan ini dimeriahkan dengan Okokan kolosal pertama dan peserta terbanyak yang diselenggarakan di Pantai Tanah Lot. Bupati Kabupaten Tabanan, Ni Putu Eka Wiryastuti mengatakan, kegiatan menghadirkan 1.000 seniman di pantai Tanah Lot Bali. Ia menjelaskan, yang paling menarik dari Tanah Lot Art & Festival tahun ini adalah penampilan Okokan kolosal. Okokan kolosal ini adalah parade okokan pertama dengan peserta terbanyak yang diselenggarakan di Pantai Tanah Lot. Festival ini bukan milik pemerintah, tapi milik seluruh masyarakat Tabanan. Okokan adalah salah suatu alat musik bunyi-bunyian yang pada umumnya terbuat dari bahan kayu yang dilobangi hampir menyerupai kentongan, tetapi didalamnya diisi pemukul yang disebut palit.

Sebanyak 1.000 seniman tumpah ruah memenuhi pantai Tanah Lot, Bali. Keramaian tidak hanya terlihat dari barisan para seniman tapi juga di pinggir jalan yang dipadati turis lokal maupun internasional. Penampilan Okokan Kolosal berlangsung selama 10 menit. Festival ini bertujuan semakin mengenalkan Tanah Lot sebagai destinasi wisata berkelas internasional. Dalam sehari, Tabanan biasanya dikunjungi 7.000 hingga 9.000 pengunjung.  Karena pandemi, saat ini hanya dikunjungi 5.000 sampai 6.000 pengunjung per hari. Bupati Eka berkomitmen untuk terus berinovasi dalam mempromosikan pariwisata Tabanan agar bisa pulih pasca wabah virus Corona ini. 

Bupati Eka berharap festival ini mampu menjauhkan virus corona dari Tabanan. Okokan punya filosofi menjauhkan penyakit dan hama, serta mendatangkan rejeki. Intinya menghilangkan energi negatif dan menggantinya dengan energi positif. Dia berharap persembahan Okokan ini bisa menjauhkan Virus Corona dari Bali, khususnya Tabanan dan mendatangkan kembali para wisatawan. Pada acara tersebut turut hadir Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, I Gusti Ayu Bintang Puspayoga Darmawati dan Wakil Gubenur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati.