ofra voi

ofra voi

18
February

 

VOI PESONA INDONESIA Talaud merupakan salah satu wilayah terluar Indonesia. Wilayah ini berbatasan dengan negara tetangga, Filipina. Talaud terkenal akan eksotisme wisata baharinya yang tak kalah indah jika dibandingkan dengan wilayah lain di Indonesia. Kedekatan masyarakatnya dengan laut, membuat tradisi Mane'e menjadi tradisi turun temurun di wilayah ini, sebuah tradisi yang mengajarkan manusia untuk menjaga hubungannya dengan alam.

 

Masyarakat Kakorotan-Inata yang mendiami wilayah kepulauan Talaud meyakini tradisi Mane'e dilatar belakangi oleh gempa besar yang terjadi pada tahun 1628. Gempa tersebut menyebabkan tsunami, dan hanya 8 warga yang selamat dari bencana tersebut. Konon di masa kemalangan tersebut, datang kepada mereka dua orang asing. Saat keduanya mengerak-gerakkan dedaunan ke dalam air laut tampak ribuan ikan mendatanginya. Penduduk yang menyaksikan kejadian tersebut merasa takjub dan memohon kepada mereka agar diajari cara menangkap ikan seperti itu. Pendatang asing itu bersedia mengajarkannya bahkan mewariskan juga alat penangkap ikan mereka sebelum kembali berlayar. Sejak itulah tradisi Mane'e dimulai.

 

Tradisi Mane’e diselenggarakan setiap bulan Mei atau Juni. Periode ini bertepatan dengan puncak surut terendah air laut ketika masa Eha berakhir. Eha merupakan periode pelarangan mengambil hasil laut dan darat yang berlangsung antara 3 hingga 6 bulan.Tradisi Mane’e ini terdiri atas sembilan tahapan, yaitu Maraca Pundangi (memotong tali hutan),

 

Mangolom Par’ra (permohonan kepada Tuhan), Mattuda Tampa Pane’can (menuju lokasi acara), Mamabi’u Sammi (membuat alat tangkap dari janur kelapa yang dilingkarkan pada tali hutan), Mamoto’u Sammi (menebar janur), Mamole Sammi (menarik janur ke darat), Manganu Ina (mengambil hasil tangkapan/ikan), Matahia Ina (membagi hasil) dan Manarm’Ma Alama (ucapan syukur lewat makan bersama hasil tangkapan).

 

Tradisi Mane'e ini bukanlah sekedar tradisi yang dijalankan turun temurun oleh masyarakat Kakorotan-Inata, namun sarat akan nilai-nilai luhur yang diajarkan kepada generasi penerusnya. Tradisi Mane’e mengajarkan masyarakat untuk selalu menjaga hubungan dengan alam. “Apabila manusia mau menjaga kelestarian alam, maka alampun akan bermurah hati kepada mereka”, inilah pesan tersirat dari tradisi Mane’e.

 

12
February

VOI WARNA WARNI Kebaya merupakan pakaian nasional perempuan yang sangat populer di Indonesia. Kebaya memiliki jenis dan motif beragam yang mengikuti perkembangan jaman. Oleh sebab itu kebaya menjadi kebanggaan perempuan Indonesia.  Sebanyak 2.020 wanita dari berbagai negara akan berkumpul di Yogyakarta. Mereka berencana memecahkan rekor dunia dengan mengenakan kebaya terbanyak pada 20 Februari 2020. Perhelatan bertajuk 2.020 Wanita Berkebaya itu digelar oleh kolaborasi Masyarakat Adat Nusantara (Matra), Srikandi Masyarakat Adat Nusantara (Srita) dan organisasi pengusaha salon Indonesia Dewan Pengurus Daerah (DPD) Tiara Kusuma Yogyakarta. Ketua Panitia 2020 Wanita Berkebaya Raden Ayu Diah Purnamasari Zuhair menjelaskan,sejak kegiatan ini kami buka awal tahun ini responnya luar biasa. Tak hanya dari dalam negeri tapi juga luar negeri.

Peserta mancanegara yang akan mengikuti perhelatan yang dipusatkan di Sleman City Hall Yogya itu, antara lain dari Jepang, Singapura, Malaysia dan Hongaria. Sejumlah perwakilan negara dunia juga akan bergabung seperti dari benua Afrika. Sementara peserta dalam negeri tercatat ada yang berasal dari Enggano, yang merupakan pulau terluar Indonesia di Samudra Hindia. Pulau Enggano ini merupakan bagian dari wilayah pemerintah Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Antusiasme peserta dinilai sebagai hal yang cukup menggembirakan. Karena menjadikan kebaya sebagai pakaian perempuan Indonesia yang mendunia. Tak lagi sekedar pakaian khas perempuan Jawa.

 

Mereka akan tampil memecahkan rekor dunia yakni 2.020 orang wanita berbusana kebaya dengan kain batik Nusantara, bersama-sama menyerukan perdamaian dunia. Selain memecahkan rekor, juga mengikuti berbagai lomba, para peserta yang berasal dari lintas suku, etnis, bangsa, budaya, adat, agama dan kepercayaan serta lintas bahasa itu juga akan menyerukan semangat perdamaian dunia.

 

 

 

 

12
February

VOI PESONA INDONESIA Kabupaten Gresik merupakan kabupaten yang terletak di bagian utara Provinsi Jawa Timur. Kabupaten ini juga mencakup Pulau Bawean yang terletak sekitar 120 km di sebelah utara Kabupaten Gresik. Kepulauan Bawean memiliki banyak pulau-pulau kecil yang indah seperti, Pulau Noko, Pulau Gili Timur, dan masih banyak objek wisata lainnya. Pada kesempatan kali ini, kami akan memperkenalkan pulau kecil tak berpenghuni dengan pemandangan yang indah baik di daratan maupun di bawah lautnya.

Pulau Noko hampir tidak memiliki apa pun. Pulaunya hanya ditumbuhi semak belukar dan diseluruh daratannya hanya terdapat pasir putih. Pulau ini juga sangat kecil, luasnya hanya sekitar 1 kilometer persegi. Namun, jika sudah tiba di sana, wisatawan pasti akan terpesona dengan keindahan alamnya. Air lautnya yang berwarna biru dan sangat jernih, sehingga keindahan dasarnya dapat terlihat tanpa perlu menyelam. Banyak kegiatan yang dapat dilakukan untuk menikmati keindahan bawah laut pulau ini, seperti berenang, snorkeling, hingga menyelam jika anda membawa perlengkapannya sendiri, karena pulau ini tidak menyediakan temapt penyewaan perlengkapan untuk menyelam.

Untuk menikmati keindahan dari Pulau Noko ini tidak mudah, karena lokasinya yang cukup jauh. Pengunjung yang datang dari kota Surabaya pertama-tama harus menempuh perjalanan selama 1 menuju kota Gresik. Kemudian, harus menempuh perjalanan yang memakan waktu kurang lebih tiga jam melewati Laut Jawa dari Pelabuhan Kabupaten Gresik menuju Pulau Bawean. Setelah singgah di Pelabuhan Bawean, pengunjung akan menempuh perjalanan selama 20 menit untuk pergi ke Pulau Noko dengan perahu motor milik nelayan setempat.

11
February

VOI NEWS Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mendapatkan penghargaan dari Asbestos Safety and Eradication Agency sebagai satu-satunya daerah di Indonesia yang secara regulatif melarang penggunaan asbes. Asbestos Safety and Eradication Agency merupakan bagian dari Australian People for Health, Education and Development Abroad (APHEDA) atau yang lebih dikenal dengan Union Aid Abroad. Agensi tersebut bergerak untuk memberikan edukasi kepada publik di dunia tentang bahaya penggunaan asbes. Penghargaan itu diserahkan langsung oleh Campaign Coordinator Elimination of Asbestos Related Disease Philip Hazelton kepada Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana di Balai Kota Bandung.

 

 

Philip Hazelton menjelaskan, asbes merupakan material yang berbahaya jika digunakan sebab bisa jadi pemicu kanker. Penelitian menyatakan partikel yang terkandung di dalam asbes yang terhirup manusia dapat menyebabkan berbagai penyakit, seperti kanker paru-paru, penebalan dinding paru-paru, hingga penyakit khas bernama asbestos. Pada perempuan, asbes juga dapat memicu kanker ovarium.

Di Australia, 4.000 orang meninggal setiap tahunnya karena penyakit yang disebabkan oleh asbes. Sedangkan di Indonesia belum ada penelitian lebih dalam, namun diperkirakan 1.000 orang meninggal tiap tahun karena penyebab yang sama.

 

 

Larangan penggunaan asbes tercantum dalam Peraturan daerah Kota Bandung Nomor 14 Tahun 2018 tentang Bangunan Gedung. Peraturan daerah ini memang merupakan upaya untuk menjaga dan mengendalikan pembangunan kota agar sejalan dan selaras dengan kehidupan manusia dan lingkungan. Wakil Wali Kota Bandung Yana Mulyana berterima kasih atas penghargaan tersebut. Saat ini, Pemerintah kota Bandung baru bisa mengontrol penggunaan asbes terbatas pada gedung komersial dan pembangunan perumahan berskala besar. Kontrol itu dilakukan pada saat pengembang akan mengajukan izin mendirikan bangunan.