Edisi kali menghadirkan informasi lagu keroncong asli berjudul Rindu Lukisan.Lagu keroncong asli ini diciptakan oleh Ismail Marzuki, salah seorang komposer lagu Indonesia berbakat dan sangat produktif di zamannya. Secara umum lagu ini berisi tentang sepasang insan yang sama-sama merasakan kerinduan. Namun terkadang tidak mudah untuk mengungkapkannya.Lirik lagu Rindu Lukisan ditulis seperti syair pada puisi. Misalnya , mengapa mendusta seribu kata, mengapa membisu seribu bahasa...
Lagu ini ditulis pada masa perjuangan Indonesia. Sebuah lagu lawas namun masih enak dinikmati sampai saat ini. Baiklah pendengar, inilah M. Rivani, dengan lagu keroncong Rindu Lukisan.
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara penghasil pisang. Hampir 70% dari petani pisang kita merupakan petani tradisional. Berangkat dari hal tersebut, Institut Teknologi Bandung (ITB) berupaya memberikan solusi pasca panen berupa tempat penyimpanan buah agar dapat tahan lebih lama ketika diperam, serta dengan harga yang lebih terjangkau. Dr. Fenny Martha Dwivanny, Associate Professor di Sekolah Ilmu Teknologi Hayati Institut Teknologi Bandung (SITH ITB) mengembangkan berbagai teknologi yang berkaitan dengan buah pisang. Kali ini, Fenny dalam penelitian multidisiplinnya mendesain sebuah “Fruit Storage Chamber” –FSC. FSC merupakan tempat penyimpanan buah pasca panen yang didesain agar ketika diperam buah dapat tahan lebih lama.
Dr Fenny menjelaskan, buah pisang hasil panen hanya tahan seminggu. Ia ingin pisang bisa lebih tahan lama. Melalui metode ini, diharapkan buah bisa lebih panjang usianya, juga teknologi ini harganya jauh lebih murah. Ketika buah dimasukkan ke dalam wadah, wadah akan menahan oksigen. Maka dari itu, terdapat pelapis yang meredam oksigen. Hasil riset multidisiplin ini juga dilengkapi dengan nanoteknologi yang diusulkan oleh peneliti dari material science.
Di mana molekul senyawa nanoteknologi di FSC ini berperan untuk mendegradasi etilen. Teknologi FSC ini diciptakan dengan mengedepankan nilai ekonomis, ramah lingkungan dan bermanfaat secara umum. Itulah mengapa FSC ini menggunakan bahan dasar dari anyaman bambu yang sering ditemukan pada penjual pisang keliling.
Hari ini akan memperkenalkan Taman Nasional Lore Lindu di Sulawesi Tengah. Jadi tetaplah bersama kami hanya di RRI World Service Voice of Indonesia.
Taman Nasional Lore Lindu merupakan salah satu taman nasional yang terdapat di Sulawesi Tengah, menjadi lokasi perlindungan hayati di Sulawesi. Jika dibandingankan dengan taman nasional lain, luas Taman Nasional Lore Lindu tidak terlalu besar. Sebagian besar terdiri dari hutan, pegunungan, sub-pegunungan dan sebagian kecil hutan dataran rendah.
Taman Nasional Lore Lindu memiliki fauna dan flora endemik Sulawesi serta panorama alam yang menarik karena terletak di garis Wallace yang merupakan wilayah peralihan antara zona Asia dan Australia.
Hewan-hewan endemik tersebut adalah anoa, babirusa, rusa, kera hantu (Tangkasi), kera kakaktonkea, kuskus marsupial dan binatang pemakan daging terbesar di Sulawesi, musang Sulawesi hidup di taman ini. Taman Nasional Lore Lindu juga memiliki paling sedikit 5 jenis bajing, dan 31 dari 38 jenis tikusnya, termasuk jenis endemik.
Taman Nasional Lore Lindu terletak sekitar 60 kilometer selatan kota Palu. Taman ini berada di selatan kabupaten Donggala dan bagian barat kabupaten Poso, menjadi daerah tangkapan air bagi 3 sungai besar di Sulawesi Tengah, yakni sungai Lariang, sungai Gumbasa dan sungai Palu.Taman Nasional ini dapat ditempuh dengan kendaraan roda empat melalui rute Palu-Kamarora, Palu-Wuasa, Wuasa Besoa kurang lebih empat jam. Untuk kepentingan pengunjung, Taman Nasional Lore Lindu dilengkapi beragam fasilitas seperti kantor, pondok jaga, pos jaga, pintu gerbang, pusat informasi, camping ground, wisma tamu, menara pandang, shelter, jalan trail dan lainnya.
Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga Yogyakarta menjadi tuan rumah pelaksanaan Annual International Conference On Social Sciences and Humanities (AICOSH) dengan tema 4.0 Revolution: Religiosity, identity and social Transformation. Konferensi dilaksanakan tanggal 25-27 Juni 2019. Acara ini merupakan konferensi internasional pertama kalinya yang diikuti oleh peserta dari Indonesia dan beberapa negara lain di Asia.
Ketua panitia acara konferensi Fajar Iqbal M.Si., mengatakan, Forum Annual International Conference On Social Sciences and Humanities (AICOSH) 2019 ini merupakan penyelenggarakan yang pertama di Fakultas Ilmu Sosial dan Humaniora (Fishum), UIN Sunan Kalijaga dan mendapat tanggapan luar biasa dari para peserta. Hal itu terlihat dari ratusan peserta yang datang dari beberapa negara yaitu India, Turki, Philipina, Singapura, dan Indonesia sendiri. Sebanyak 120 peserta mempresentasikan hasil-hasil riset dari negara mereka masing-masing. Mereka dikelompokkan dalam tiga sub tema di bawah Program Studi yang ada di Fakultas Fishum (yaitu Prodi Sosiologi, Prodi Komunikasi dan Prodi Psikologi).
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan humaniora (Fishum) Muhammad Sodik, mengatakan acara ini merupakan momentum untuk membangun reputasi di dunia internasional. Sebaik apapun sebuah fakultas dan universitas bergantung kepada bagaimana mereka membangun kolaborasi dengan kampus lainnya. Menurutnya, untuk itu pihaknya mengundang pembicara dari berbagai negara seperti Singapura, Filipina dan Amerika dan Indonesia. Menurutnya pelaksanaan konferensi ini merupakan ruang akademik dan potensial menjadi ruang koneksi sosial untuk menguatkan intelektual dan sosio-kultural.
Sodik menambahkan acara ini melibatkan dosen, mahasiswa dan alumni yang menjadi kekuatan bersama. Dikatakan, tema revolusi industri 4.0 menjadi penting untuk dikaji karena sebagai bangsa dan negara Indonesia masih memerlukan persiapan yang lebih matang menghadapi Revolusi industri 4.0. Melalui konferensi internasional ini diharapkan dapat memberikan pemahaman kepada semuanya dan kedepannya dapat menyikapi persoalan dan tantangan terkait revolusi industri 4.0. UIN.