Festival Film Internasional di Shanghai (SIFF) 2019 telah memasuki tahun ke-22. Enam film Indonesia memeriahkan festival di kota tersibuk di Cina itu. Film-film tersebut adalah Aruna dan Lidahnya, Generasi Micin, Humba Dreams, Montain Songs, Kafir, dan 27 Steps of May. Enam film itu diputar di beberapa gedung bioskop di Shanghai mulai 15 Juni hingga 17 Juni 2019. Aruna dan Lidahnya yang dibintangi aktor dan aktris terkemuka tanah air seperti Dian Sastrowardoyo, Nicholas Saputra, Hannah Al Rashid, dan Oka Antara akan diputar di Palace Cinema L Mall dan menarik minat puluhan warga Shanghai. Makanan khas Pamekasan (Madura) seperi “lorjuk” dan makanan khas Singkawang (Kalimantan Barat) “Pengkang” yang ditampilkan dalam film tersebut sukses mengundang selera penonton yang hadir di gedung bioskop terkenal itu.
Tak ketinggalan Generasi Micin yang dibintangi aktor dan aktris kondang tanah air, seperti Mathias Muchus, Cut Mini, Joshua Herman, dan dua youtubers, Kevin Anggara dan Clairine Clay juga unjuk gigi di gedung bioskop Shagying Bailian Cinema. Selanjutnya, film Kafir: Bersekutu dengan Setan besutan Sutradara Azhar Kinoi Lubis juga ditampilkan. Sujiwo Tejo yang memerankan karakter dukun dengan sangat apik, berhasil membuat para penonton di Sincere Plaza Cinema terkesima. Sutradara terkenal Riri Reza juga menyumbang karya lewat film Humba Dreams yang pernah meraih penghargaan pada Festival Film Internasional di Busan, Korea Selatan. Film ini menawarkan kisah keseharian warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang diputar langsung di Festival Film Internasional Shanghai.
Film terakhir yang ditampilkan di SIFF adalah Mountain Songs buatan Yusuf Radjamuda. Film ini berhasil masuk nominasi penulis naskah dan sutradara terbaik pada kategori Asian New Talent. Pemutaran enam film Indonesia ini tidak hanya menyita perhatian warga Shanghai saja, tetapi juga warga negara Indonesia yang berada di sana. Wandi Adriano selaku Pelaksana Fungsi Penerangan Sosial Budaya Konsulat Jenderal RI di Shanghai berharap kerja sama Indonesia dengan otoritas perfilman Kota Shanghai dapat meningkatkan promosi budaya Nusantara di Shanghai.
Hari ini akan memperkenalkan Gereja Tua Immanuel di Maluku. Jadi tetaplah bersama kami hanya di RRI World Service Voice of Indonesia.
Gereja Tua Imanuel merupakan salah satu dari sekian banyak bukti peniggalan sejarah yang berada di Maluku. Gereja ini terletak di Desa Hila, Kecamatan Salahutu Leihitu, Kabupaten Maluku Tengah, yang berjarak sekitar 42 km dari pusat kota Ambon. Dibangun pada tahun 1659 dan merupakan bangunan gereja tertua di Provinsi Maluku.
bangunan ini terlihat sangat sederhana, dindingnya terbuat dari kayu yang di cat putih dengan atap rumbia dan sebuah tiang lonceng yang menghiasi halamannya. Desain dalam gedungnya pun sangat sederhana dengan sebuah mimbar yang menghadap 2 barisan kursi yang berjajar ke belakang dan sebuah ruangan kecil bagi pendeta.
Gereja ini sempat mengalami kerusakan akibat perang saudara yang terjadi di Provinsi Maluku pada tahun 1999. Gereja ini kembali dibangun dengan arsitektur dan bentuk yang sama setelah peperangan mereda.untuk mengunjungi gereja ini Anda tidak dipungut biaya sepeserpun, namun Anda wajib mengisi buku tamu dan sebuah kotak persembahan sebagai bentuk solidaritas untuk membantu perawatan gereja ini.
wilayah perbatasan (crossborder) Indonesia dengan Timor Leste kembali disemarakkan dengan Road Race Piala Bergilir Kapolda dan Piala Tetap Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT). Acara digelar di Sirkuit Oemanu – Kefamenanu, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) tanggal 21-23 Juni 2019.Event yang melombakan kelas pemula dan kelas open, diikuti sekitar 300 pembalap dari 20 tim, termasuk pembalap dari negara jiran Timor Leste. Balap motor amatir ini disaksikan warga Timor Tengah Utara dan sekitarnya serta warga negara tetangga, Timor Leste.
Asisten Deputi Pengembangan Pemasaran I Regional II Kementerian Pariwisata Muhammad Ricky Fauziyani mengatakan, selain menjadi kegiatan hiburan bagi masyarakat, road race juga menggerakkan perekonomian masyarakat. Menurutnya, selama pelaksanaan road race, hotel dan penginapan penuh, para pedagang makanan di sekitar area juga merasakan manfaatnya. Menurut Muhammad Ricky, sport tourism memang menjadi andalan kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Karena setiap kali event ini diselenggarakan, selalu berhasil mendatangkan belasan ribu penonton, sehingga terjadi perputaran ekonomi. Kekuatan kebudayaan dan sport tourism akan dijadikan atraksi untuk menarik para wisatawan. Dia optimis, kedua potensi tersebut akan berkontribusi untuk mendatangkan wisatawan mancanegara melalui crossborder (perbatasan) seperti yang dicanangkan Presiden Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Menteri Pariwisata Arief Yahya.
Sementara itu, Kabid Pemasaran Area II Regional III di Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran I Kemenpar Hendry Noviardi mengatakan event olahraga cukup efektif untuk menarik kunjungan wisatawan crossborder.Menurut Hendry, sudah tepat bila Menteri Pariwisata Arief Yahya menggenjot sport tourism dan festival budaya di perbatasan. Karena terbukti keduanya menjadi market potensial di daerah perbatasan termasuk NTT yang berbatasan langsung dengan Timor Leste. Dikatakannya, festival budaya dan sport tourism menjadi ajang untuk meningkatkan hubungan persahabatan yang lebih erat antara dua negara bertetangga ini.
Gua Putri Asih terletak di desa Mulyoagung, di daerah Montong kabupaten Tuban, Jawa Timur. Gua ini sangat indah sekali dan terletak di tengah hutan jati yang masih alami. Letak Gua Putri Asih tidak terlalu jauh dari pusat kota Tuban yang terkenal sebagai kota seribu gua, hanya sekitar 30Km. Gua Putri Asih ini ditemukan oleh seorang penambang batu , bernama Jijadi pada tanggal 6 September 2002.
Pada mulanya, Jiyadi menemukan lubang berukuran 30 cm. Jiyadi tidak mengira bahwa lubang itu adalah sebuah goa. Dengan penasaran Jiyadi memasukkan sebatang kayu sepanjang 1 M ke lubang itu, dan ternyata kayu itu jatuh ke dalam lubang. Akhirnya karena ingin tau, Jiyadi dan beberapa temannya mencoba memperbesar lubang dan masuk ke dalam lubang tersebut. Begitu masuk , mereka semua terpana karena pemandangan yang ada di dalam lubang tersebut sangat menakjubkan, stalagtit dan stalagmit yang indah yang belum terjamah oleh manusia. Bahkan banyak stalagtit dan stalagmit yang masih hidup , yang masih bisa tumbuh memanjang. Ada sebuah stalagmit besar yang berwarna agak kebiruan menyerupai seperti selendang seorang putri. Oleh karena itu gua ini dinamakan Gua Putri Asih.
letak Gua Putri Asih yang yang tidak terlalu jauh dari pusat kota Tuban dan jauh dari jalan raya , menjadikan Gua Putri Asih sangat menarik untuk dijadikan tempat wisata terutama bagi yang suka berpetualang . Gua ini belum mengalami perombakan sama sekali. Bahkan seluruh lantainya masih berupa tanah liat. Sehingga bagi mereka yang tidak mempunyai jiwa petualang akan merasa kesulitan menelusuri lorong-lorong gua tersebut. Keindahan lain dari dalam gua yang mempunyai luas sekitar 4 hektar dan panjang lorong 250 meter adalah ornamen-ornamen gua yang masih asli dengan stalagtit dan stalagmit beraneka warna dan bentuk.
anda bisa mengunjungi lokasi wisata ini baik dengan menggunakan kendaraan pribadi maupun naik angkutan umum. Apabila naik angkutan umum, anda bisa naik dari terminal Tuban ke jurusan Montong. Dalam perjalanan menuju Gua Putri Asih , anda akan melewati jalan berbatu sejauh 2,5 Km sambil menikmati pemandangan yang menawan. Untuk masuk ke Gua Putri Asih , anda cukup membayar Rp. 3000. Apabila anda ingin menginap, anda bisa menginap di Tuban yang menyediakan hotel dengan harga yang bervariasi, mulai dari Rp. 50.000 sampai dengan Rp. 1.500.000 permalam