19
March

 

VOInews.id- Israel pada Minggu mengumumkan rencananya melakukan "aktivitas besar" di kota Rafah, Jalur Gaza selatan, setelah evakuasi warga Palestina menuju bagian barat kota itu. "Tentu saja, kami akan bertindak di Rafah, dan sebelum aktivitas besar, kami akan mengevakuasi warga dari tempat itu menuju kawasan barat," ujar Menteri Luar Negeri Israel, Israel Katz kepada penyiar publik Israel, KAN.

 

Dalam beberapa pekan belakangan, para pejabat Israel berulangkali menolak kembalinya pengungsi Palestina dari Jalur Gaza selatan ke utara. Dia mengatakan "Ketika kami harus bertindak di Rafah, saya tidak melihat kesenjangan antara Amerika Serikat dengan Israel, termasuk mengevakuasi warga sipil." Pernyataan Katz muncul sehari setelah juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby memastikan bahwa Washington tidak akan mendukung operasi militer skala-besar apapun di Rafah tanpa sebuah rencana yang layak untuk menjamin keamanan dan keselamatan 1,5 juta pengungsi. Pada 15 Maret, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengizinkan rencana operasi militer di Rafah dan militer sedang bersiap untuk mengevakuasi warga.

 

Israel telah melancarkan serangan militer mematikan di Gaza sejak serangan lintas batas oleh kelompok Palestina Hamas pada 7 Oktober 2023, yang menewaskan hampir 1.200 orang. Lebih dari 31.700 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di wilayah kantong tersebut dan lebih dari 73.700 lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan bahan-bahan kebutuhan pokok. Perang Israel telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut rusak atau hancur, menurut PBB.

 

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Keputusan sementara pada Januari memerintahkan negara itu untuk menghentikan tindakan genosida dan mengambil tindakan yang menjamin bantuan kemanusiaan sampai kepada warga sipil di Gaza.

 

Sumber: Anadolu

19
March

 

VOInews.id- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (18/3) mengucapkan selamat kepada Presiden Rusia Vladimir Putin karena berhasil menang kembali dalam pemilihan umum presiden Rusia pada akhir pekan. Dalam panggilan telepon tersebut, Erdogan menyuarakan keyakinannya bahwa arah positif dalam hubungan Turki-Rusia akan terus semakin kuat di masa depan, menurut Direktorat Komunikasi Turki.

 

Erdogan menambahkan bahwa Turki siap mengambil peran fasilitator apa pun agar berbagai pihak dapat kembali ke meja perundingan guna membahas terkait perang Ukraina, yang kini memasuki tahun ketiga. Petahana Putin memperoleh 87,28 persen suara dalam pemilihan presiden Rusia yang berlangsung selama tiga hari, dengan 100 persen surat suara telah dihitung, kata otoritas pemilu negara itu pada Senin.

 

Antara

18
March

 

VOInews.id- Gelombang keempat pelepasan air radioaktif yang telah diolah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima Daiichi yang lumpuh ke laut, telah berakhir pada Minggu, menurut keterangan operator pembangkit listrik tersebut. Disebutkan pula, pelepasan air radioaktif olahan putaran berikutnya kemungkinan akan dimulai pada bulan depan. Perusahaan gabungan Tokyo Electric Power Company Holdings (TEPCO) melepas sekitar 7.800 ton air olahan sesuai rencana pada gelombang terakhir, yang dimulai pada akhir Februari.

 

Kadar tritium yang tidak normal belum terdeteksi di perairan sekitar sejak pembuangan pertama pada akhir Agustus 2023. Air tersebut telah melewati sistem pemrosesan cairan canggih, yang mampu menghilangkan sebagian besar radionuklida kecuali tritium. TEPCO melepaskan sekitar 31.200 ton air olahan dalam empat gelombang pembuangan pada tahun fiskal berjalan hingga Maret. Meskipun TEPCO telah mendeteksi kadar tritium yang rendah dalam sampel yang dikumpulkan di dekat saluran keluar ke laut, kadar tersebut jauh di bawah batas Organisasi Kesehatan Dunia yaitu 10.000 becquerel untuk air minum.

 

Antara

18
March

 

VOInews.id- Jumlah pemilih dalam ajang pemilihan presiden Rusia melampaui angka 61 persen, saat pemungutan suara memasuki hari terakhirnya pada Minggu. Pemungutan suara selama tiga hari untuk memilih pemimpin negara dimulai pada Jumat (15/3) dengan Presiden Vladimir Putin yang mengincar masa jabatan kelimanya. Tiga kandidat lainnya termasuk Vladislav Davankov dari Partai Rakyat Baru, Leonid Slutsky dari Partai Liberal Demokrat Rusia, dan Nikolai Kharitonov dari Partai Komunis. Berbicara pada konferensi pers di Moskow, Ketua Komisi Pemilihan Umum Pusat Rusia Ella Pamfilova, mengatakan jumlah pemilih pada pukul 09.45 waktu Moskow (13.45 WIB) adalah 61,37 persen, dengan memperhitungkan pemungutan suara elektronik jarak jauh.

 

Pamfilova lebih lanjut mengatakan bahwa sekitar 280.000 serangan siber DDoS terhadap pemungutan suara elektronik jarak jauh telah berhasil digagalkan, termasuk 215.000 yang ditujukan secara khusus pada portal pemungutan suara itu sendiri. Ia juga menyebutkan bahwa pemungutan suara tersebut diawasi oleh 1.115 pengamat dan pakar internasional dari 129 negara. Tempat pemungutan suara di Rusia dijadwalkan tutup pada pukul 8 malam waktu Moskow, dengan hasil pertama diperkirakan setelah jam 9 malam (01.00 WIB).

 

Antara

Page 74 of 1215