VOInews.id- Presiden Prancis Emmanuel Macron, Sabtu (16/3), menyatakan akan mengusulkan gencatan senjata di Ukraina selama Olimpiade Paris berlangsung sebagai upaya menurunkan ketegangan dalam perang Rusia-Ukraina. "Kami akan ajukan hal itu," kata Macron dalam sebuah wawancara dengan televisi Ukraina kala ditanya apakah akan mengajukan tawaran gencatan senjata kepada Rusia selama masa Olimpiade.
Ibu kota Prancis, Paris, menjadi tuan rumah Olimpiade 2024 yang berlangsung pada 26 Juli hingga 11 Agustus mendatang. Selain itu, Macron berkata bahwa ia siap berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin soal upaya penurunan konflik di Ukraina. "Saya akan angkat teleponnya (jika Putin menelepon). Itu adalah tanggung jawab saya dan saya akan dengarkan apa usulannya," ucap Presiden Prancis itu. "Jika Putin ingin mengajukan sesuatu, saya akan dengarkan usulannya," kata dia menegaskan.
Meski demikian, Macron menganggap bahwa Ukraina masih harus tetap dibantu dengan semua aspek yang mereka perlukan untuk memperkuat kemampuan pertahanan dan perangkat militernya. Macron juga menegaskan bahwa Prancis siap menghadapi eskalasi konflik di Ukraina apabila terjadi. Namun, Prancis tidak akan menjadi pihak yang memicunya, kata dia. "Kami siap menghadapi tantangan apapun. Jika pihak Rusia memicu babak eskalasi baru, kami siap bertindak demi keselamatan Ukraina dan rakyat Eropa, tapi Prancis tidak akan menjadi yang pertama yang memicu agresi," ucap Macron.
Menyusul sebuah konferensi terkait Ukraina yang digelar di Paris, Februari lalu, Macron mengatakan bahwa pemimpin negara-negara Barat telah mempertimbangkan untuk menerjunkan tentaranya langsung ke Ukraina. Meski mufakat terkait hal tersebut belum tercapai, ia menegaskan segala kemungkinan masih terbuka hingga saat ini.
Sumber: Sputnik-OANA
VOInews.id- Juru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova, menanggapi usulan Presiden Prancis Emmanuel Macron untuk kemungkinan rencana gencatan senjata dalam konflik Ukraina selama Olimpiade. Zakharova dalam tanggapannya tersebut mendesak Macron untuk berhenti memasok senjata dan "mendukung terorisme," dalam komentarnya kepada Sputnik pada Minggu. Sebelumnya pada Sabtu (16/3), Macron mengatakan kepada media Ukraina bahwa Paris akan meminta Moskow untuk mematuhi gencatan senjata dalam konflik Ukraina selama Olimpiade 2024.“Saya mengajukan proposal balasan kepada Macron: (bahwa dia) menghentikan pasokan senjata, yang digunakan untuk membunuh warga sipil, dan juga berhenti mendukung terorisme,” kata Zakharova.
Ia juga mendesak Macron untuk mengajukan usulan serupa kepada pihak-pihak yang berkonflik di Timur Tengah. “Banyak hal yang mungkin bergantung pada pernyataan Perancis di sana,” jelas juru bicara tersebut. Olimpiade Musim Panas Paris 2024 akan diadakan mulai 26 Juli hingga 11 Agustus.
Antara
VOInews.id- Jika Polandia mengirim pasukan ke Ukraina, maka mereka tidak akan pergi karena ingin mengambil kembali daerah yang mereka anggap milik Polandia, kata Presiden Rusia Vladimir Putin dalam wawancara dengan Rossiya 1 dan Ria Novosti. “Karena jika, katakanlah, pasukan Polandia memasuki wilayah Ukraina untuk – seperti yang dikatakan – untuk melindungi perbatasan Ukraina-Belarusia, misalnya, atau di beberapa tempat lain untuk membebaskan kontingen militer Ukraina untuk berpartisipasi dalam permusuhan di jalur tersebut. jika terjadi kontak, maka saya pikir pasukan Polandia tidak akan pernah pergi," kata Putin.
Putin menjelaskan bahwa Polandia kemudian ingin mengambil kembali daerah yang secara historis dianggap miliknya. "Karena mereka ingin kembali… mereka bermimpi, mereka ingin mengembalikan daerah yang mereka anggap secara historis milik mereka, dan yang diambil dari mereka oleh Bapak Bangsa (Rusia), Joseph Vissarionovich Stalin, dan dipindahkan ke Ukraina. Tentu saja, mereka ingin itu kembali," tambahnya. Untuk itu, jika ada unit resmi dari pasukan Polandia masuk ke Ukraina, maka kemungkinan besar pasukan tersebut tidak akan pergi, ujar Putin lebih lanjut.
Sumber: Sputnik
VOInews.id- Ketua badan pengawas nuklir Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) Rafael Mariano Grossi pada kunjungannya ke Jepang menekankan pentingnya transparansi penuh dalam pembuangan air limbah radioaktif dari PLTN Daiichi di Fukushima ke Samudra Pasifik. Grossi, saat berbicara di NHK pada Selasa (12/3), menegaskan bahwa Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) secara mandiri mengawasi keamanan air limbah, dan menegaskan kembali bahwa pembuangan air limbah radioaktif ke Samudera Pasifik yang dimulai pemerintah Jepang dan perusahaan pengelolanya pada Agustus 2023, telah memenuhi standar keselamatan internasional.
Mengacu pada sikap terhadap negara-negara, seperti China, yang menentang pembuangan air limbah atau negara-negara yang menyatakan keprihatinan mereka terhadap situasi tersebut. Grossi menekankan bahwa "dialog yang dapat menghilangkan kekhawatiran" sedang berlangsung dan bahwa ia “menerima kesan bahwa negara-negara ini secara bertahap memahami situasinya." Menyoroti "misinformasi dan kebingungan" mengenai pembuangan air limbah, Grossi mengatakan "transparansi penuh" satu-satunya penawar dalam proses ini, dan menambahkan bahwa IAEA akan membagikan data ilmiah dengan negara-negara untuk "meningkatkan pemahaman".
Sementara dalam pertemuannya dengan Sekretaris Kabinet Jepang Hayashi Yoshimasa sebagai bagian dari kunjungannya ke Tokyo, Grossi setuju untuk melanjutkan kerjasama bilateral tentang penilaian air limbah radioaktif. Yoshimasa, pada bagiannya, mencatat bahwa mereka "menganggap penting" bahwa IAEA mengawasi pembuangan air limbah, dan bahwa Jepang "ingin terus bekerja sama" dengan organisasi internasional tersebut "sampai tetes terakhir dibuang."
Delegasi pimpinan Grossi akan mengunjungi PLTN Daiichi di Fukushima pekan ini untuk melakukan peninjauan di tempat. Menurut operator PLTN Tokyo Electric Power (TEPCO), fase keempat pembuangan air limbah olahan telah dimulai bulan lalu, sementara fase pertama selesai pada 24 Agustus hingga 11 September, fase kedua pada 5-23 Oktober, dan ketiga pada 2-20 November tahun lalu. Melalui proses pembuangan air limbah empat tahap, total 31.200 ton air limbah akan dibuang dari PLTN pada akhir bulan ini.
Antara