06
August

 

Penduduk Ibu Kota Beirut, Libanon, dikejutkan oleh sebuah ledakan dahsyat yang terjadi pada Selasa (4/8) tepat pukul 18.07 waktu setempat. Menurut kronologi yang dilansir CNN, Rabu (5/8), ledakan tersebut menyebabkan kebakaran besar di dekat pelabuhan kota. Setidaknya 78 orang dinyatakan meninggal dalam insiden tersebut. Sedangkan korban luka mencapai angka 4.000 orang. Perdana Menteri Lebanon Hassan Diab mengatakan ledakan tersebut berasal dari gudang yang menyimpan 2.750 ton amonium nitrat yang berdaya ledak tinggi. Bahan kimia itu disimpan di gudang selama enam tahun terakhir.

Kepala keamanan umum Libanon mengatakan bahan peledak tersebut merupakan barang sitaan bertahun-tahun lalu dari sebuah kapal. Hal ini diungkap setelah sebelumnya ada laporan berbeda terkait asal mula ledakan. Awalnya kebakaran dikira terjadi karena sebuah gedung dekat pelabuhan yang banyak menyimpan petasan. Kebakaran yang disebabkan dari ledakan tersebut termasuk dahsyat, hingga merusak bangunan berjarak 10 kilometer dari sumber ledakan. CNN INDONESIA

06
August

 

Ledakan di Lebanon memicu kerusakan pada Kedutaan Besar (Kedubes) Jerman di Beirut. Dilaporkan ada staf Kedubes Jerman yang mengalami luka-luka akibat ledakan besar itu. Demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri Jerman, seperti dilansir AFP, Rabu (5/8/2020). Tidak disebut jumlah pasti staf Kedubes Jerman yang luka-luka akibat ledakan ini. Belum diketahui juga apakah ada warga Jerman yang menjadi korban jiwa dalam ledakan ini. Sejauh ini, otoritas Lebanon mengumumkan 78 orang meninggal dan sekitar 4 ribu orang lainnya luka-luka akibat ledakan ini.

Diketahui Kedubes Jerman terletak tak jauh dari pelabuhan Beirut yang menjadi lokasi ledakan pada Selasa (4/8) waktu setempat. Kementerian Luar Negeri Jerman menyebut gedung kedutaan mengalami kerusakan akibat ledakan tersebut. Secara terpisah, Kanselir Jerman, Angela Merkel, menyatakan pemerintahannya 'hancur mengetahui laporan dan gambar' yang muncul dari Lebanon usai ledakan hebat terjadi. Merkel juga menjanjikan bantuan untuk Lebanon. DETIK

05
August

 

Kementerian Luar Negeri Tiongkok (MFA) mendesak Amerika Serikat menjelaskan aktivitas bio militernya secara global di tengah perhatian dunia internasional. Juru bicara MFA Wang Wenbin dalam pernyataan persnya, Selasa, menyebutkan, Amerika Serikat juga seharusnya memperhatikan Konvensi Senjata Biologi (BWC) di bawah Perserikatan Bangsa-Bangsa dan tidak menghalangi negosiasi protokol konvensi tersebut.

Amerika Serikat harus bersikap transparan dan bertanggung jawab atas kegiatan militernya di seluruh dunia, kata Wang, ketika menanggapi laporan tentang pengerahan militer AS di kawasan Asia Timur yang dianggapnya melanggar BWC. Tindakan militer itu telah memicu protes yang menuntut penutupan laboratorium militer dan pembubaran pasukan. Menurut Wang, militer AS melakukan kegiatan biologi di berbagai negara sehingga memicu kecurigaan dan pertentangan yang meluas karena mereka tidak transparan, berbahaya, dan tidak rasional. Antara

05
August

 

Banjir setelah hujan deras yang turun selama berhari-hari di Korea Selatan menyebabkan setidaknya 13 orang meninggal dunia, 13 orang dilaporkan hilang, dan lebih dari 1.000 orang lainnya mengungsi dari rumah mereka, demikian pernyataan pihak berwenang pada Selasa.Sejumlah kematian dilaporkan terjadi akibat longsoran tanah dan kendaraan yang tersapu air bah.

Sementara banjir itu merendam lebih dari 5.751 hektar lahan pertanian serta beberapa bagian di jalur jalan raya dan jembatan di Ibu Kota Seoul.Presiden  Korea Selatan Moon Jae-in  menggelar rapat darurat terkait peristiwa tersebut pada hari Selasa, setelah dirinya meminta otoritas regional dan nasional untuk "melakukan semua upaya demi mencegah hilangnya lebih banyak nyawa. antara