Thursday, 04 January 2018 14:50

Desa Adat Kete Ke’su

Written by 
Rate this item
(0 votes)

 

VOI PESONA INDONESIA Toraja tidak hanya terkenal akan produksi biji kopinya. Namun, Kabupaten ini juga dikenal memiliki beragam destinasi wisata yang menarik. Salah satunya adalah Desa Adat Kete Ke’su yang selalu ramai dikunjungi oleh wisatawan local maupun mancanegara.

Desa Kete Ke’su memiliki deretan rumah adat yang disebut Tongkonan. Beberapa bangunan diperkirakan berusia sekitar 300 tahun. Bentuk Tongkonan ini memiliki beberapa keunikan seperti atap yang berbentuk seperti tanduk kerbau. Selain itu, semua Tongkonan dibangun menghadap Utara sebagai lambang asal muasal leluhur Tana Toraja. Harapannya adalah jika ada penduduk setempat yang meninggal, ia dapat berkumpul bersama para leluhurnya di sana.

Tongkonan ini biasanya dihias dengan tanduk kerbau yang disusun secara vertical di halaman depan. Keberadaan tanduk kerbau ini menunjukan status sosial pemilik Tongkonan.

waktu terbaik untuk mengunjungi Desa Kete Ke’su ini adalah dari bulan Juni hingga Desember. Sebab, biasanya di bulan-bulan tersebut sedang diadakan Rambo Solok yang diadakan hingga seminggu. Rambo Solok merupakan pemakaman tradisional yang rumit sekaligus upacara yang paling penting di Toraja. Biaya untuk melakukan upacara ini pun sangat mahal. Oleh karena itu, upacara ini bisa ditunda hingga berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun.

 

menuju Desa Kete Ke’su bisa dicapai melalui perjalanan darat. Dari Makassar, bisa menggunakan bus untuk menuju ke Rantepao, Toraja. Jadwal keberangkatan bus ini biasanya pukul 7 pagi dan 7 malam. Jumlah bus yang beroperasi setiap harinya tergantung pada jumlah penumpang. Setelah sampai di Rantepao, perjalanan ke Desa Kete Ke’su ini akan dilanjutkan dengan menggunakan kendaraan sewaan. Perjalanan ini memakan waktu selama sekitar setengah jam.

Desa Kete Ke’su sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti toilet, toko souvenir, warung makanan dan minuman serta area parkir untuk kendaraan roda dua dan empat. Biaya yang diperlukan untuk masuk ke desa ini relatif murah yaitu Rp 10.000 per orang.

Dalam upacara Rambo Solok, puluhan hingga ratusan kerbau dipotong karena kepercayaan suku Toraja, roh-roh hewan merupakan sarana bagi jiwa untuk mencapai Nirvana. Selain itu kerbau juga merupakan simbol kekayaan dan kekuasaan sehingga jumlah hewan yang dipotong dalam upacara ini menjadi lambang status individu. Untuk kelas menengah, dibutuhkan 8 kerbau dan 50 ekor babi untuk upacara. Sedangkan bagi bangsawan dibutuhkan 100 kerbau.

Read 1609 times