Tuesday, 09 January 2018 00:00

Kampung Tugu

Written by 
Rate this item
(1 Vote)


VOI PESONA INDONESIA Kampung Tugu merupakan sebuah kampung yang berlokasi di wilayah kecamatan Koja, Jakarta Utara. Uniknya, sebagian besar warga Kampung Tugu merupakan keturunan orang Portugis, yang dijadikan pekerja dan serdadu di zaman Belanda. Ratusan tahun mereka menetap disana, menikah dan berakulturasi dengan penduduk lokal. Di kampung ini, hinggi kini masih bisa dijumpai berbagai peninggalan masyarakat Portugis, antara lain adalah Gereja Tugu serta tradisi yang diturunkan dari generasi awal. Salah satu tradisi yang masih dipertahankan hingga sekarang adalah tradisi Rabo-Rabo. Tradisi ini biasanya digelar untuk menyambut Tahun Baru.

tanggal 1 Januari lalu, masyarakat Kampung Tugu menggelar Tradisi Rabo-Rabo. Rabo dalam bahasa Portugis berarti ekor. Saat tradisi ini berlangsung, masyarakat bernyanyi dan bermain musik keroncong Tugu sambil berkeliling ke rumah tetangga. Ketika sampai di rumah warga, mereka akan langsung berciuman pipi kiri dan kanan dengan keluarga rumah yang didatangi, bernyanyi, berjoget, sembari makan camilan, dan minum. Setelah selesai dua sampai empat lagu yang dimainkan, mereka berkunjung ke rumah warga lain.

Uniknya, warga yang rumahnya dikunjungi kemudian harus mengekor pada rombongan. Mereka bergabung untuk ikut menari dan mengunjungi rumah berikutnya. Hal ini terus-menerus dilakukan hingga rumah terakhir, sehingga tak heran jika jumlah rombongan akan semakin bertambah banyak. Dalam rombongan ini tentunya  terdiri dari perempuan, laki-laki, tua, maupun muda. Semua berbaur dalam keakraban yang hangat. Memang tradisi ini digelar untuk mempererat tali persaudaraan antar warga. Tradisi inilah yang membuat warga Kampung Tugu hingga kini tetap hangat, kompak dan bersahabat satu sama lainnya.

Sebelum memulai Tradisi Rabo-Rabo biasanya warga akan melaksanakan kebaktian ibadah bersama di gereja. Di Kampung Tugu, semua kegiatan harus diawali dengan berdoa. Selesai berdoa rombongan pemusik akan bergerak mengunjungi rumah pertama yang sudah disepakati sejak awal. Puncak tradisi ini digelar tanggal 7 Januari kemarin, dimana semua warga menggelar kegiatan mandi-mandi. Mereka akan mencoreng bedak ke wajah  sebagai tanda saling memaafkan kesalahan-kesalahan sepanjang tahun kemarin. Dora

 

 

 

 

 

 

 

                       

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Read 1386 times Last modified on Tuesday, 09 January 2018 20:51