Pertemuan Kedua tingkat Menteri Negara-Negara Produsen Minyak Kelapa Sawit yang berlangsung di Kuala Lumpur, Malaysia pada Senin (18/11) merekomendasikan beberapa tindakan untuk ditindaklanjuti. Salah satunya adalah terus mempromosikan dan memperluas konsumsi bahan bakar bio (biofuel) guna menyerap lebih banyak minyak sawit mentah (CPO) di pasar global, termasuk melalui upaya Indonesia dalam melaksanakan program B30 pada bulan Desember mendatang. Wakil dari Indonesia, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan negara-negara peserta pertemuan sepakat untuk meningkatkan kerjasama membangun strategi untuk meningkatkan harga minyak kelapa sawit. Dikatakannya kebijakan Indonesia dalam menjalankan program bahan bakar bio-20 (B20) berhasil mendorong kenaikan harga minyak kelapa sawit dunia.
“ Beberapa hasil daripada pertemuan yaitu pertama adalah negara-negara penghasil kelapa sawit untuk meningkatkan kerjasama untuk membangun strategi untuk memperbaiki harga yang lebih baik. Diakui oleh Professor James Fry dan Paganini telah terjadi kenaikan harga diakhir tahun ini disebabkan kebijakan Indonesia menerapkan B20 dan akan meningkatkannya menjadi B30, dan harga kelapa sawit sudah diatas 600 (dolar AS per ton-red), jadi langkahnya itu betul-betul diapresiasi yang lain “.
Menteri Hartarto menambahkan dalam pertemuan tersebut, Malaysia juga menyampaikan komitmennya untuk melakukan B20 di tahun 2020. Sementara Thailand berkomitment untuk meningkatan program B7 menjadi B10. Dikatakannya kebijakan itu diharapkan akan diikuti oleh negara-negara lain penghasil minyak kelapa sawit, dan apabila memungkinkan mereka dapat mempercepat penggunaan bahan bakar bio, B30. Menurutnya tinggal masalah waktu, anggota negara-negara Produsen Minyak Kelapa Sawit (CPOPC) akan dapat mengikuti Indonesia dalam menerapkan program B20 bahkan 30. (voi/dp)