Wednesday, 18 March 2020 00:00

Hadapi Kekeringan, Pelajar SMA Ubah Air Laut Jadi Tawar

Written by 
Rate this item
(0 votes)

VOI WARNA WARNI Bunga Lengari, 16 tahun, asal Lembata, Nusa Tenggara Timur, membuat sebuah alat sederhana pemanen air tawar dari air laut. Pelajar tingkat Sekolah Menengah Atas yang biasa disapa Osin itu membuatnya untuk menghadapi masalah kekeringan dampak perubahan iklim yang terjadi di wilayah tempat tinggalnya. Awalnya ia mengikuti sosialisasi mengenai dampak dari perubahan iklim.  Melalui kegiatan tersebut, Osin dan teman-teman di sekolahnya mulai memahami bahwa kekeringan yang terjadi adalah dampak perubahan iklim. Akhirnya ia menemukan teori yang dikemas dengan hal yang sangat sederhana yaitu desalinasi air laut.

Alat desalinisasi air laut bentuknya seperti rumah-rumahan. Rangkanya dari kayu, alas memakai tripleks, wadah penampungan air laut menggunakan aluminium, alat ini dipasangi paralon yang dihubungkan dengan selang untuk mengalirkan air tawar.

Meskipun hasil air tawarnya belum bisa dikonsumsi karena kandungan yang belum diteliti lebih lanjut, Osin menggunakan air tawar itu untuk air minum ternak dan menyiram tanaman. Dia berharap, alat yang dibuat bersama teman-temannya itu bisa dikembangkan sehingga bisa menghasilkan air yang lebih banyak dan layak untuk dikonsumsi.

Osin mengisahkan, anak-anak di wilayah tempat tinggalnya sudah terbiasa mengantre berjam-jam untuk mengambil air di sumur sedalam 22 meter. Ketika mengalami kekeringan yang bisa terjadi selama 8-9 bulan, tak jarang juga Osin dan teman-teman tidak mandi, dan hanya mencuci muka untuk berangkat sekolah. Program Manager Plan Indonesia Wahyu Kuncoro mengatakan, Osin merupakan salah satu peserta dari Project Climate Change Child Centered Adaptation (4CA). Kemudian, Wahyu berujar, Plan Indonesia menggelar kompetisi untuk eksplor ide kreatif dan akhirnya tercetuslah desalinasi air laut.

 

 

 

 

Read 762 times Last modified on Wednesday, 18 March 2020 14:05