VOI ULASAN Selagi wabah corona masih meluas, dunia diingatkan untuk menjaga ketersedian pangan di negara masing-masing. Demikian pula, adanya kebutuhan mendesak untuk menggalang kebersamaan di bidang ketahanan pangan. Khususnya untuk wilayah Asia Tenggara sebagai penghasil utama produk pangan terutama beras.
Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (FAO) meminta dunia untuk menjaga ketahanan pangan. Terutama semenjak isolasi wilayah telah banyak diterapkan sejumlah negara. Saat wabah corona masih melanda, harga pangan cenderung melonjak di tengah permintaan komoditi pangan makin meningkat.
FAO mengingatkan bahwa pandemi COVID-19 ini bisa menyebabkan krisis pangan dunia.
Pilihan penguncian wilayah (lockdown) sejauh memaksa sejumlah negara membatasi atau bahkan menutup pasar ekspor komoditi pangan tertentu. Hal ini bisa mengganggu pasokan pangan global.
Sejumlah negara memastikan agar stok dalam negerinya tercukupi terlebih dahulu. Sejauh ini selain gandum, komoditas utama pangan global adalah beras, kedelai, jagung dan tanaman hortikultura.
Negara penghasil gandum terbesar di dunia antara lain Rusia, Kazakhstan, dan Ukraina. Ketiga negara ini dilaporkan telah mengumumkan pembatasan ekspor biji gandum.
Beberapa negara utama penghasil beras di Asia Tenggara juga berusaha mengamankan pasokan dalam negerinya.
Beberapa negara dikenal penghasil beras di Asia Tenggara. Kawasan yang juga diakui sebagai lumbung beras. Antara lain penghasil beras utama di dunia adalah Vietnam, Thailand dan Indonesia.
Peringatan FAO telah ditanggapi sejumlah negara termasuk negara negara dalam lingkup ASEAN. Peryataan FAO juga sejalan dengan sikap ASEAN secara kolektif.
Sikap ASEAN terkait upaya kawasan ini dalam menghadapi masalah keamanan persedian pangan dan kecukupan nutrisi.
Seperti yang dinyatakan dalam siaran pers Sekretariat ASEAN pada 16 April mengenai pernyataan bersama Menteri Pertanian dan Kehutanan ASEAN. Terutama mengenai pentingnya ketahanan pangan ASEAN. Khususnya di saat dunia termasuk kawasan ini masih menghadapi wabah corona.
Dalam kondisi kesehatan dan ekonomi yang sulit ini, ASEAN menekankan pentingnya terus memastikan kestabilan pasokan pangan. Demikian pula, kemudahan akses warga terhadap ketersedian pangan. Terutama ketersedian pangan di seluruh pasar dalam lingkup kawasan ASEAN.
Penyataan ini juga bagian dari respons ASEAN terhadap himbaun FAO. Himbauan agar semua negara memastikan kelancaran logistik. Khususnya untuk pasokan pangan saat pandemi corona masih melanda dunia. Ada kemugkinan terjadi kelangkaan pangan jika tidak diantisipasi.
Untuk itu, perlunya meningkatkan kerjasama di sektor pertanian dan kehutanan antar negara ASEAN.
Perlunya meningkatkan akses warga terhadap pangan yang semakin sulit. Selain menanggulangi wabah corona ini, ASEAN mengingatkan pentingya kebersamaan juga dalam menaggulangi masalah ekonomi. Antara lain memastikan kelancaran pasokan pangan dan komoditas penting lainnya di kawasan.
Terkait ketersedian pangan di Indonesia, Kementrian Pertanian menyatakan ketersedian pangan cukup. Berdasarkan data Kementerian Pertanian, perkiraan ketersediaan pangan strategis nasional cukup untuk Maret hingga Agustus 2020. Terutama untuk untuk beras tersedia 25,6 juta ton dari kebutuhan 15 juta ton.
Presiden Indonesia Joko Widodo mengungkapkan produksi beras di puncak panen raya akan mencapai 5,62 juta ton. Panen raya berlangsung sekitar Maret hingga Mei. Dengan produksi sebanyak itu dipastikan pasokan aman.
Meskipun demikian,Presiden mengingatkan kemungkinan terjadi kemarau panjang di tahun ini. Tetap harus diwaspadai, terutama yang berkaitan dengan ketersediaan beras nasional. Seperti yang dikemukakan Presiden dalam rapat terbatas dalam siaran di saluran YouTube Setpres, Selasa (28/4/2020).
Terkait ketersedian pangan, FAO juga mengimbau masyarakat membeli makanan dari usaha kecil setempat. Hal ini terutama untuk menghargai petani, nelayan dan peternak yang memproduksi pangan di tengah pandemi corona .
Seperti yang disampaikan Perwakilan FAO di Indonesia Stephen Rudgard, dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis, 30 April. Ia mengatakan, sudah saatnya bagi semua komponen negara untuk memperhatikan satu sama lain dan menghargai mereka yang berada di garis depan dalam pandemi ini. Terutama memastikan petani dan nelayan juga mempunyai ketersedain pangan yang cukup di masa sulit ini. (VOI/TGH)