VOI KOMENTAR Desa di Indonesia yang jumlahnya lebih dari 75.000 sudah sepatutnya menjadi tulang punggung ekonomi di saatpandemi covid-19 yang belum juga berakhir. Untuk mendorong perekonomian pedesaan, infrastruktur desa tentu harus terus ditingkatkan. Diantaranya melalui dana desa stimulus padat karya tunai, yang diarahkan untuk menjaga produktivitas.
Presiden Joko Widodo dalam rapat kabinet terbatas pada Kamis (24/9), menegaskan krisis akibat pandemi Covid-19 harus jadi momentum melakukan reformasi dan merencanakan strategi besar untuk mendukung ekonomi, termasuk di desa-desa.
Presiden meminta seluruh skema program yang berkaitan dengan jaring perlindungan sosial desa, seperti program keluarga harapan, bantuan sosial tunai, bantuan langsung tunai desa dan lain sebagainya berjalan dengan efektif dan tepat sasaran.
Begitu juga dengan pelaksanaan program padat karya tunai di perdesaan, harus dikawal dengan tetap mengikuti protokol kesehatan. Sehingga dapat mengurangi beban masyarakat desa yang mungkin kehilangan pekerjaan atau kesulitan mencari kerja di tengah pandemi, maupun yang berasal dari kalangan tidak mampu.
Selanjutnya, Presiden Jokowi juga menginstruksikan jajaran terkait untuk mengonsolidasikan program-program kementerian yang dapat meningkatkan ekonomi desa.
Menurutnya masing-masing kementerian tidak boleh menjalankan program secara sendiri-sendiri. Namun harus mengintegrasikan diri ke dalam skema program yang saling mengisi satu sama lain. Jika tidak, hasilnya pun tidak akan kelihatan.
Selain itu, masing-masing desa juga harus diarahkan untuk mengembangkan potensi lokalnya dalam rangka memperkuat daya ungkit ekonomi desa.
Presiden menegaskan warga desa harus diberikan ruang partisipasi dan kreasi dalam memajukan sektor-sektor unggulan desa. Seperti yang berkaitan dengan pertanian, wisata desa, hingga industri di perdesaan.
Saat ini lebih dari 75 persen penduduk Indonesia berada di perdesaan. Artinya, masa depan negeri ini sebaiknya tidak lagi terletak di kota tetapi di pedesaan, terutama pada kondisi pandemi saat ini. Kota kelak sudah seharusnya hanya menjadi penyedia jasa, sementara pusat aktivitas produksi akan ada di desa-desa. (VOI)