Langkah pemerintah Rusia menahan ribuan pengunjuk rasa yang menuntut pembebasan tokoh oposisi Alexel Navalny, mengundang reaksi Masyarakat Eropa dan Amerika Serikat.
Untuk menghentikan dan mengantisipasi protes lebih luas, Pemerintah Rusia telah mengambil langkah tegas menangkap dan menahan sedikitnya 5 ribu pengunjuk rasa yang turun ke jalan Minggu, 31 Januari 2021. Cuaca dingin dan turunnya salju yang lebat tidak menyurutkan semangat warga Moskow dan kota lain di Rusia turun ke jalan meminta pemerintah membebaskan Alexei Navalny, tokoh oposisi yang tidak takut mengkritik kebijakan Presiden Vladimir Putin. Alexei Navalny, baru saja kembali ke Moskow setelah berada di Berlin. Musim panas lalu, pengkritik kebijakan Putin itu pergi ke Berlin, Jerman untuk keperluan perawatan akibat dugaan keracunan oleh agen saraf novichok. Otoritas Rusia telah membantah tuduhan itu. Namun ketika Navalny kembali ke Moskow setelah hampir setengah tahun memulihkan kesehatannya, polisi menangkap dan memenjarakannya. Ribuan pendukung dan simpatisannya segera memprotes penangkapan Navalny dengan turun ke jalan jalan di seantero Rusia, hingga polisi membubarkan dan menangkap mereka. Diberitakan penjara penjara penuh karena penangkapan dan penahanan massal yang dilakukan.
Kisruh di Rusia itu telah mengundang reaksi baik Amerika Serikat maupun Masyarakat Eropa. Antony Blinken, Menlu Amerika Serikat yang baru pilihan Biden, telah mengemukakan rasa keprihatinannya yang mendalam. Blinken prihatin dengan penangkapan tokoh opisisi Rusia itu yang diikuti dengan penahanan dan penangkapan pengunjuk rasa. Sebagai Menteri dari Pemerintahan Partai Demokrat, Blinken memandang penahanan Alexei Navalny dan penangkapan ribuan pengunjuk rasa memprihatinkan dari sisi hak asasi manusia.
Sebagaimana Amerika Serikat, Uni Eropa juga mengemukakan keprihatinan atas tindakan polisi Rusia. Para Menteri Luar Negeri Uni Eropa, pada hari Senin 24 Januari 2021, bertemu dan membicarakan penangkapan Novolny serta penangkapan ribuan warga Rusia. Pejabat Uni Eropa telah menegasakan tidak hanya memberikan perhatian, tetapi juga mengkhawatirkan kejadian yang tersebut, antaralain karena Rusia adalah tetangga dekat Eropa. Tindakan represif Vladimir Putin, dapat saja berdampak pada datangnya pengungsi dari Rusia ke negara negara Eropa yang akan menimbulkan persoalan dan kesulitan baru.
Sikap Amerika Serikat terhadap penangkapan tokoh oposisi Rusia dan penahanan ribuan pendukungnya, bisa jadi akan menjadi awal bagi kemungkinan adanya perubahan kebijakan kedua negara dalam hubungan bilateralnya. Sedangkan reaksi Uni Eropa terhadap kejadian akhir pekan lalu di Rusia, mungkin saja akan menjadi pemantik ketegangan hubungan diplomatic antara keduanya.
Apakah Vladimir Putin akan bertahan dengan langkah dan kebijakannya terhadap Navalny, masih harus dilihat reaksinya dalam waktu dekat.