Thursday, 17 May 2018 00:00

Tradisi Meriam Karbit di Pontianak

Written by 
Rate this item
(1 Vote)

 

Di Indonesia sebagian besar umat muslim memiliki tradisi yang sama dalam merayakan Lebaran atau Idul Fitri. Mereka ada yang mudik atau pulang kampung untuk merayakan Lebaran, Shalat Ied, Silaturahmi dan ziarah. Umat muslim juga menyajikan ketupat dan opor sebagai kuliner pada hari Raya Lebaran. Selain itu, di Indonesia juga memiliki beragam adat istiadat , suku dan budaya . Salah satu tradisi yang unik sehubungan dengan Lebaran adalah tradisi Meriam Karbit di Pontianak, Kalimantan Barat.

Tradisi Meriam Karbit memiliki sejarah yang menarik. Konon, dahulu Kesultanan Kadriah di Pontianak yang berdiri pada tahun 1771 – 1808 membunyikan meriem untuk mengusir hantu, khususnya kuntilanak yang ada di Kota Pontianak. Karena pada waktu itu, Raja pertama Pontianak yang bernama Syarif Abdurrahman Alkadrie ketika membuka lahan untuk bertempat tinggal di Pontianak sempat diganggu oleh hantu-hantu. Lalu Sultan memerintahkan pasukannya untuk mengusir hantu itu dengan meriam . Pontianak menurut cerita adalah sebuah kota yang memiliki hantu kuntilanak. Karena pada dasarnya Pontianak berasal dari kata bunting dan anak. Selain itu bunyi yang keras dari meriam karbit menandakan waktu azan magrib.

Sekarang ini seiring berjalan waktu, meriam karbit dihidupkan untuk daya tarik pariwisata. Meriam tradisional ini dibuat dari kayu pohon durian atau pohon kelapa yang cukup keras dan kemudian diikat dengan tali rotan seberat 100 kg, agar meriam tidak bergerak pada waktu berdentum. Selain itu meriam dicat dengan warna-warni yang menarik. Panjang meriam karbit kurang lebih 4-7 meter. Meriam karbit ini dilubangi bagian tengah untuk disulut api hingga meriam berbunyi. Untuk satu kali permainan dibutuhkan sekitar 3-5 ons karbit.

Meriam yang akan turut serta dalam permainan Tradisional Meriam Karbit harus mengikuti persyaratan yang sudah ditentukan oleh forum komunitas Tradisi Meriam Karbit, seni dan budaya Pontianak. Persyaratan itu antara lain, meriam harus dihias dengan beragam dekorasi, seperti berlatar belakang masjid. Oleh karena itu untuk membuat 1 meriam biaya yang diperlukan sekitar 3 sampai 5 juta rupiah. Permainan tradisi Meriam karbit ini menjadi keunikan tersendiri di kota Pontianak dalam menyambut Hari Raya Idul Fitri. Bahkan permainan tradisional Meriam Karbit sekarang dilombakan dan sudah masuk dalam kalender pariwisata . Kegiatan ini menjadi yang sangat dinantikan oleh masyarakat kota Pontianak.

Lokasi dari Permainan Tradisi karbit ini adalah di sepanjang bantaran Sungai Kapuas. Biasanya permainan ini dimulai sejak 3 malam sebelum Lebaran. Meriam karbit sudah berjajar di dua sisi bantaran sungai Kapuas. Menjelang azan magrib meriam ditembak sebagai penanda waktunya buka puasa. Dentumannya sangat keras bahkan terdengar hingga radius 5 Km.

Read 4137 times Last modified on Thursday, 17 May 2018 21:23