Tantangan ketidakpastian global mengakibatkan semua negara mengalami kesulitan ekonomi. Oleh karena itu, Presiden Joko Widodo menekankan pentingnya memacu pertumbuhan ekonomi nasional dengan memanfaatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta anggaran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membeli produk-produk dalam negeri.
Demikian disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat memberikan pengarahan kepada para menteri, kepala lembaga, kepala daerah, dan BUMN tentang Aksi Afirmasi Bangga Buatan Indonesia, yang digelar di Hotel Grand Hyatt, Kabupaten Badung, Provinsi Bali, Jumat lalu (25/3).
Dalam kesempatan itu, Kepala Negara dengan tegas memerintahkan kementerian/lembaga untuk berhenti melakukan impor barang-barang dari luar negeri. Dia juga menyebutkan bahwa sebagian besar barang-barang tersebut telah diproduksi oleh industri dalam negeri.
Presiden Joko Widodo pun menargetkan hingga Mei 2022, anggaran sebesar Rp 400 triliun dapat digunakan untuk pembelian barang dari dalam negeri. Selain itu, dia meminta Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk menyediakan berbagai macam produk dari usaha kecil menengah -UKM yang dibutuhkan oleh pemerintah di dalam e-Katalog.
Presiden juga menambahkan bahwa berbagai barang yang sebenarnya sudah diproduksi di dalam negeri, seperti CCTV, alat tulis, alat kesehatan dan alat pertanian, ternyata masih diimpor.
Menurut Presiden Joko Widodo, kementerian dan BUMN tidak perlu repot-repot mencari investor untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi dalam negeri. Ekonomi Indonesia akan otomatis tumbuh jika seluruh anggaran pengadaan barang dan jasa ikut dirasakan oleh pelaku UMKM.
Ketidakpastian ekonomi secara global seperti saat ini adalah waktu tepat untuk memprioritaskan produk dalam negeri. Ada banyak alasan untuk itu. Dengan memakai produk dalam negeri, negara bisa berhemat, karena kebanyakan produk impor lebih mahal daripada produk lokal. Dengan menggunakan produk dalam negeri, otomatis industri dalam negeri bangkit untuk memenuhi permintaan. Kebangkitan industri membuka lebih banyak lapangan kerja. Maka tepat seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, tidak perlu mencari investor, tetapi konsisten memakai produk dalam negeri. Pada akhirnya, pertumbuhan ekonomi akan terwujud.