(voinews.id)Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani berharap emiten yang tercatat di bursa bisa segera mencapai total 1.000, dimana saat ini sudah sebanyak 825. "Jadi yang saat ini ada sekitar 40 perusahaan dalam pipeline itu agar bisa didorong terus untuk melantai di bursa," kata Sri Mulyani dalam acara Penutupan Perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) yang dipantau secara daring di Jakarta, Jumat. Ia menilai BEI berhasil menutup tahun 2022 dengan sangat baik meski diterpa ujian yang luar biasa, yakni ketidakpastian ekonomi akibat berbagai permasalahan mulai dari COVID-19 hingga geopolitik.
Selain jumlah perusahaan tercatat di bursa, indikator positif lainnya yang telah dicapai BEI adalah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sempat mencapai level tertinggi di 7.318 pada tanggal 13 September 2022. Per 30 Desember 2022, IHSG berhasil secara tumbuh 4,06 persen dibanding periode sama tahun lalu (year-on-year/yoy) menjadi 6.850 atau angka yang cukup tinggi dibandingkan dengan kawasan di ASEAN. Menkeu melanjutkan, kapitalisasi saham pasar modal Indonesia pun telah mencapai Rp9.500 triliun atau naik 15,2 persen (yoy).
Jumlah investor terutama individual telah mencapai lebih dari 10 juta dan mayoritas berusia di bawah 40 tahun. "Kondisi ini adalah gambaran yang luar biasa, apalagi di dalam konteks tahun 2022 yang penuh ketidakpastian," ungkapnya.
Tahun 2022, kata Sri Mulyani, seharusnya merupakan tahun pemulihan ekonomi namun banyak negara maju justru mengalami pelemahan ekonomi yang sangat kuat. Hal tersebut pun menyebabkan pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat, Eropa, Inggris, Jepang, bahkan Tiongkok, direvisi ke bawah secara signifikan oleh berbagai lembaga dunia pada tahun 2023.
antara