Tuesday, 10 January 2023 12:03

DPR Ingatkan Konsistensi Perlindungan PMI Usai Pertemuan Anwar Ibrahim - Joko Widodo

Written by 
Rate this item
(0 votes)

 

Jakarta (voinews.id) : Anggota Komisi I DPR RI Christina Aryani meyakini komitmen perlindungan Pekerja Migran Indonesia (PMI) di Malaysia akan lebih optimal usai pertemuan kedua pemimpin negara PM Malaysia Anwar Ibrahim dan Presiden RI Joko Widodo.

Meski demikian Christina mengingatkan agar komitmen tersebut diikuti dengan sikap konsisten kedua pemimpin untuk membenahi sistem rekrutmen hingga pemberangkatan dan di sisi lain komitmen Malaysia untuk memastikan jaminan perlindungan PMI dari segala bentuk perlakuan tidak adil, kekerasan, diskriminasi dan perlakuan tidak manusiawi lainnya.

"Kalau kita melihat pertemuan kemarin ada langkah maju karena tampak komitmen kuat pihak Malaysia untuk menempatkan isu perlindungan PMI jadi prioritas. Hanya saja komitmen harus diikuti sikap konsistensi, bukan saja dari Malaysia tetapi juga Indonesia," ungkap Christina kepada wartawan di Jakarta, Selasa (10/1).

Menurut Christina, komitmen politik yang disampaikan Anwar Ibrahim menjadi kesempatan yang baik bagi Indonesia untuk melakukan penataan optimal pengiriman PMI Malaysia termasuk implementasi One Channel System untuk perekrutan dan penempatan.

"Malaysia sudah tahu ini soal serius dan paham posisi Indonesia, jujur saja Malaysia punya ketergantungan sangat kuat pada PMI kita. Maka menjadi kesempatan Indonesia membenahi secara serius," katanya.

Bagi Christina, level implementasi dan konsistensi harus menjadi catatan serius setelah pertemuan kedua pemimpin.

"Komitmen politik sudah jelas, maka selanjutnya soal mengawal implementasi dan konsistensinya. Indonesia dan Malaysia keduanya perlu komitmen serius untuk berantas dulu praktek mafia pengiriman ilegalnya. Ini awal atau pangkal persoalan yang harus diselesaikan. Tanpa ini komitmen kedua pemimpin tidak punya dampak apa-apa," tegas Christina.

Usai pertemuan Anwar-Jokowi, ia berharap, harapannya praktek-praktek perekrutan dan penempatan melalui agen-agen nakal bisa diberantas habis.

"Baik Malaysia maupun Indonesia harus sama-sama memastikan sistem perekrutan dan penempatan melalui One Channel System benar-benar berjalan dan tidak ada lagi jalur-jalur," pungkas Christina.

Read 317 times