Wednesday, 05 April 2023 12:40

AHA Center Berhasil Melakukan Konsultasi Terkait Bantuan Kemanusiaan untuk Myanmar

Written by 
Rate this item
(0 votes)

 

VOInews, Jakarta: Indonesia selaku Ketua ASEAN telah memfasilitasi dibukanya kembali jalur komunikasi dan konsultasi dengan berbagai pihak agar Asean Coordinating Centre For Humanitarian Assistance On Disaster Management (AHA Centre) dapat menyalurkan bantuan kemanusiaan kepada masyarakat Myanmar. Menurut Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi, bantuan itu akan diberikan bagi masyarakat Myanmar yang memerlukannya, tanpa memandang latar belakang suku, agama, dan orientasi politik.

“Perlu kami sampaikan bahwa dengan fasilitasi Indonesia tesebut, AHA Centre telah berhasil melakukan konsultasi dengan beberapa stakeholders yang sebelumnya belum dapat dilakukan. Dengan demikian terdapat pergerakan mengenai akses yang diberikan kepada AHA Centre,” katanya dalam keterangan yang disampaikan terkait pencapaian Indonesia dalam Keketuaan ASEAN di 3 bulan pertama tahun 2023, Rabu (5/4), di Jakarta.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengakui, masih dibutuhkan upaya konsultasi yang dapat lebih menjangkau semua pihak, diiringi dengan mempersiapkan segala bantuan kemanusiaan yang dibutuhkan bagi masyarakat Myanmar yang terdampak konflik.

Indonesia yang saat ini menjabat Keketuaan ASEAN tahun 2023 terus berupaya mendorong terciptanya perdamaian di Myanmar. Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, upaya ini ditempuh dengan mendorong implementasi dari 5 Poin Konsensus (5PC).

5PC adalah kesepakatan para pemimpin ASEAN yang dicapai pada April 2021 untuk merespon krisis di Myanmar paska-kudeta militer. Kesepakatan 5PC itu terdiri dari 5 poin, yakni dialog konstruktif, penghentian kekerasan, mediasi antara segala pihak, pemberian bantuan kemanusiaan, dan pengiriman delegasi ASEAN ke Myanmar.

“Dalam 3 bulan terakhir, Indonesia telah bekerja keras mendorong implementasi 5 Point Consensus (5PC),” katanya.

Menurut Retno, sejumlah upaya telah dilakukan Indonesia agar implementasi 5PC dapat benar-benar terwujud, diantaranya dengan penguatan soliditas ASEAN dalam menangani isu Myanmar.

“Pertemuan Retreat Menteri Luar Negeri ASEAN menyepakati bahwa ASEAN memiliki soliditas dalam mendekati atau menangani masalah Myanmar,” katanya.

Ia mengatakan, Indonesia juga telah menjalin komunikasi dengan berbagai pihak dengan tujuan untuk mendorong dapat dilakukannya dialog nasional yang inklusif.

“Engagements ini, engagement dengan berbagai stakeholders, dilakukan sesuai dengan mandat 5PC. Dari sisi jumlah engagement, maka engagements yang dilakukan selama keketuaan Indonesia telah dilakukan dengan sangat intensif,” katanya.

Lebih lanjut, Retno mengatakan, Indonesia sebagai Ketua ASEAN juga telah melakukan pertemuan untuk pertama kalinya dengan sejumlah Utusan Khusus, termasuk Utusan Khusus Sekjen PBB, para Utusan Khusus dari negata tetangga Myanmar, dan juga Utusan Khusus dari negara lainnya.

“Kenapa hal ini dilakukan? Tujuan utamanya adalah untuk mendorong koordinasi dan sinergi sambil terus memperkuat sentralitas ASEAN. Dari engagement kita dengan semua Special Envoy, tampak bahwa dukungan terhadap keketuaan Indonesia, sentralitas ASEAN, dan 5PC tampak sangat kuat,” katanya.

Selain itu, menurut Retno, Indonesia juga telah menyampaikan perkembangan mengenai Myanmar, utamanya implementasi 5PC, di depan Dewan Keamanan PBB pada 13 Maret lalu.

“Dalam pertemuan tertutup Dewan Keamanan PBB, tampak jelas dukungan kuat terhadap keketuaan Indonesia, sentralitas ASEAN, dan 5PC,” katanya.

Indonesia, menurut Retno, juga terus menyampaikan pesan mengenai pentingnya penghentian tindak kekerasan dan penggunaan kekuatan militer dalam setiap komunikasi dengan berbagai pihak.

“Call ini didasarkan pada kekhawatiran semakin meningkatnya penggunaan kekerasan yang tentunya mengakibatkan semakin meningkatnya korban sipil,” tutupnya.

Menlu Retno Marsudi menegaskan, upaya untuk membangun kepercayaan dan membangun jembatan sangat krusial dan akan terus dilanjutkan. Menurutnya, langkah maju diperlukan jika Myanmar ingin mencapai perdamaian yang berkelanjutan.

“Trust sangat penting artinya, dan Indonesia akan berusaha terus untuk membangun trust ini. Indonesia berusaha terus membangun jembatan untuk mendekatkan perbedaan-perbedaan yang ada,” katanya.

Ia pun memastikan, Indonesia akan terus mencoba memfasilitasi agar kondisi kondusif tercipta di Myanmar. Menurutnya, kondisi ini diperlukan agar dialog inklusif dapat dilakukan.

“Agar penggunaan kekerasan dapat dihentikan, dan agar bantuan kemanusiaan dapat segera dilakukan,” tutupnya.

Read 299 times