VOInews, Jakarta: Presiden Suriname Chandrikapersad Santokhi mengatakan Suriname adalah negara dengan penduduk Jawa paling banyak di kawasan Amerika Selatan dan Karibia. Menurutnya, penduduk Jawa telah membangun kebudayaan di masyarakat Suriname, diantaranya budaya kerja keras dan gotong royong.
“Penduduk keturunan Jawa juga memiliki peran dalam memperkuat pembangunan ekonomi, sosial, budaya, agama, seni, olah raga, dan politik di Suriname,” katanya dalam sambutan pada peringatan 133 Tahun Migrasi Penduduk Jawa ke Suriname, di gedung Sana Budaya, Josef Israel Straat, Paramaribo, Selasa (8/8), seperti disampaikan KBRI Paramaribo dalam keterangan resmi yang diterima pada Kamis (10/8).
Lebih lanjut, ia mengatakan Suriname adalah negara yang terdiri dari beragam etnis, bahasa, dan agama. Ia pun berpesan kepada warga Suriname keturunan Jawa, agar terus berkarya dan berkontribusi terhadap perkembangan dan kemajuan Suriname.
Selain dihadiri oleh Presiden Suriname, Peringatan 133 Tahun Migrasi Penduduk Jawa ke Suriname juga dihadiri oleh Menteri Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Henry Ori, tokoh masyarakat keturunan Jawa, dan perkumpulan Masyarakat Jawa Suriname.
Pada peringatan yang diselenggarakan oleh perkumpulan keturunan Jawa di Suriname atau dikenal dengan Vereniging Herdenking Javaanse Immigratie (VHJI) ini, juga telah dilaksanakan peluncuran buku 133 Jaar Jawa Suriname.
"Buku ini memuat esai tentang kehidupan keturunan Jawa di Suriname," tulis KBRI.
Buku tersebut merupakan bagian dari Grant Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Republic of Suriname for the Welfare of Surinamese People of Indonesian Descent tahun 2021 melalui VHJI, senilai USD100.000.
“Selain pusat dokumentasi yang terletak di area bangunan Sana Budaya, Gedung Sana Budaya itu sendiri merupakan bantuan dari Pemerintah Indonesia yang telah diresmikan oleh mantan Presiden Soeharto pada 28 Oktober 1995,” tulis KBRI Paramaribo.
Dalam sambutannya, Duta Besar RI Julang Pujianto menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada komunitas Jawa di Suriname, khususnya VHJI, yang telah turut melestarikan budaya dan tradisi Jawa. Ia pun menyampaikan komitmen untuk terus memperkuat hubungan bilateral antara Indonesia dan Suriname.
Selain peluncuran buku, juga telah dilakukan penyematan karangan bunga di monumen gunungan Sana Budaya. Penyematan karangan bunga diletakkan oleh Presiden Republik Suriname, Menteri Pendidikan Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan Republik Suriname, Duta Besar RI untuk Suriname, dan Ketua VHJI.
“VHJI juga menggelar pasar malam yang menjajakan makanan tradisional Jawa, baju batik, dan aksesoris bernuansa tradisi Jawa Indonesia lainnya,” tulis KBRI.
Terdapat setidaknya 32.956 penduduk Jawa yang datang ke Suriname pada periode tahun 1890-1939. Gelombang pertama kedatangan penduduk Jawa ke Suriname adalah pada tanggal 9 Agustus tahun 1890. Oleh karena itu, penduduk keturunan Jawa di Suriname selalu mengenang dan memperingati tanggal 9 Agustus 2023 sebagai hari migrasi Jawa ke Suriname.