Friday, 22 September 2023 11:24

Menlu RI: Rohingya Menangis dalam Senyap, Kita Tidak Boleh Tinggal Diam

Written by 
Rate this item
(0 votes)

 

VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyampaikan pentingnya komitmen politik yang kuat untuk menyelesaikan konflik Rohingya. Hal itu disampaikannya dalam pertemuan Side Event mengenai Rohingya bertajuk "Have they Forgotten Us? Ensuring Continued Global Solidarity with the Rohingya of Myanmar" di sela-sela High Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-78, Kamis (21/9/2023).

“Nasib masyarakat Rohingya masih belum jelas. Situasi global dan kondisi domestik di Myanmar membuat isu ini semakin kompleks dan sulit. Komitmen politik yang kuat untuk menyelesaikan isu ini adalah niscaya,” katanya dikutip dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Jumat (22/9/2023).

Untuk membantu para pengungsi Rohingya, dirinya mendorong adanya solusi politik mengingat isu Rohingya bersifat politis. “Isu Rohingya adalah isu kemanusiaan, tapi sangat politis. Oleh karenanya, satu- satunya jalan keluar untuk Rohingya ini adalah melalui solusi politik," ujar Menlu RI.

Penyelesaian masalah Rohingya harus menjadi bagian integral yang tak terpisahkan dari solusi krisis politik di Myanmar. Menlu menyampaikan bahwa upaya dialog nasional yang inklusif yang didorong oleh ASEAN melalui 5 Point Consensus juga harus mencakup penyelesaian bagi masyarakat Rohingya.

“Repatriasi pengungsi Rohingya harus difasilitasi secara sukarela, aman dan bermartabat,” tegasnya.

Dalam kesempatan itu dirinya juga menyampaikan komitmen ASEAN untuk terus membantu Rohingya. “ASEAN tidak akan pernah melupakan Rohingya,” katanya.

Lebih lanjut dirinya juga mendorong untuk memastikan tersedianya bantuan kemanusiaan untuk pengungsi Rohingya. Menurutnya, secara umum, masyarakat Myanmar membutuhkan bantuan kemanusiaan, namun bantuan untuk Rohingya paling dibutuhkan.

“Saat ini lebih dari 1 juta masyarakat Rohingya terlantar dan menjadi pengungsi, sementara mereka yang tinggal di wilayah Rakhine juga menghadapi situasi yang sangat sulit. Mereka rentan menjadi korban kejahatan terorganisir," ujar Menlu RI.

Terkait hal itu, menurutnya, dukungan internasional terhadap masyarakat Rohingya perlu terus diperkuat. “Saat ini, masyarakat Rohingya menangis dalam senyap. Hanya karena kita tidak bisa mendengar tangisan mereka, kita tidak boleh tinggal diam," tegas Menlu Retno menutup pernyataannya.

Pertemuan Side Event mengenai Rohingya bertajuk "Have they Forgotten Us? Ensuring Continued Global Solidarity with the Rohingya of Myanmar" di sela-sela High Level Week Sidang Majelis Umum PBB ke-78 disponsori bersama oleh Bangladesh, Indonesia, Kanada, Gambia, Malaysia, Türkiye, Inggris dan Amerika Serikat.

Read 229 times