VOInews, Jakarta: Presiden RI Joko Widodo menekankan pentingnya saling pengertian terhadap kebutuhan nasional masing-masing negara terutama pada negara berkembang dalam membina kerja sama yang baik saat menghadiri pertemuan Indo-Pacific Economic Framework (IPEF) di San Francisco, Amerika Serikat, Kamis.
"Dalam perundingan IPEF, saling memahami kepentingan nasional masing-masing, terutama kepentingan negara berkembang, merupakan kunci untuk membina kerja sama yang baik,” kata Presiden Joko Widodo dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, Sabtu (18/11/2023).
"Keberhasilan IPEF akan sangat bergantung pada bagaimana para pihak merasa bahwa mereka mendapatkan manfaat dari satu sama lain," tambahnya.
Presiden Joko Widodo mengatakan kesuksesan IPEF akan sangat tergantung bagaimana para pihak merasa saling diuntungkan.
“Indonesia terbuka bekerja sama dengan siapa pun atas dasar prinsip saling menguntungkan. Itulah mengapa Indonesia berpartisipasi dalam IPEF,” katanya.
Presiden Joko Widodo juga menekankan pentingnya kerja sama konkret di pilar-pilar yang jadi prioritas IPEF yaitu ekonomi hijau, perdagangan dan investasi, transisi energi, dan penguatan rantai pasok mineral kritis.
Ia juga menyambut baik penandatanganan perjanjian untuk pilar II mengenai rantai pasok, juga penyelesaian substantif perundingan pilar III mengenai ekonomi bersih, dan pilar IV mengenai ekonomi adil. Indonesia berkomitmen selesaikan perundingan pilar I pada tahun 2024.
Sementara itu, di APEC CEO Summit, Presiden Joko Widodo menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi besar dan merupakan pilihan yang tepat untuk berinvestasi. Maka itu, Presiden Joko Widodo mengundang sektor swasta untuk berinvestasi terutama di sektor-sektor prioritas seperti sektor hilirisasi industri dan transisi energi serta pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.
“Sebagai pemilik cadangan nikel terbesar di dunia dan mineral kritis lainnya, Indonesia sedang membangun ekosistem EV terintegrasi. Indonesia mentargetkan produksi 600 ribu mobil listrik di 2030 yang akan dimulai tahun depan. Beragam insentif dan fasilitas telah disiapkan untuk investasi di sektor ini,” terangnya.
Dalam sektor transisi energi, Ia menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi energi hijau yang luar biasa dan tengah membangun 30 ribu hektar green industrial park.
Ia pun menjelaskan bahwa pembangunan IKN Nusantara didesain sebagai kota pintar berbasis hutan dan alam, yang 70% areanya meliputi area hijau dan 80% transportasi publik berbasis energi hijau.