VOInews, Jakarta: Indonesia dan Selandia Baru mempersiapkan rencana pertemuan Joint Ministerial Commission kedua negara yang akan diselenggarakan pada Mei mendatang. Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia dan Selandia Baru akan menggelar The 11th Joint Ministerial Commission (JMC) pada Mei di Wellington, Selandia Baru.
“Kami sekarang sedang mengerjakan substansi JMC. Kita ingat bahwa pada JMC terakhir pada bulan November 2021, kedua Pemerintah membuat komitmen untuk memajukan kerja sama ekonomi serta kerja sama pembangunan,” katanya dalam keterangan pers bersama usai menerima Deputi Perdana Menteri sekaligus Menteri Luar Negeri Selandia Baru Winston Peters, di Jakarta, Kamis (14/3/2024).
Retno Marsudi menggaris bawahi pentingnya mengevaluasi pencapaian dalam JMC dan menyegarkan kembali Rencana Aksi Indonesia dan Selandia Baru. “Untuk mengarahkan kemitraan komprehensif kedua negara menuju komitmen-komitmen yang telah disepakati,” katanya.
Beberapa hal yang akan menjadi fokus dalam JMC ke-11 diantaranya upaya mendorong peningkatan hubungan dagang antara Indonesia dan Selandia Baru, perkembangan pembahasan Perjanjian Pengakuan Bersama (Mutual Recognition Agreement-MRA) terkait produk halal dan usulan Selandia Baru terkait rancangan perjanjian dengan Badan Penyelenggara Jaminan Produk Halal (BPJPH).
“Pemutakhiran Perjanjian Kerja Sama Pendidikan yang ada juga dapat menjadi potensi lain yang dapat dicapai oleh JMC,” kata Menlu Retno.
Dalam pertemuan, kedua Menteri Luar Negeri juga membahas keterlibatan Indonesia dan Selandia Baru di Pasifik. Menlu Retno menekankan pendekatan yang konsisten dari Indonesia untuk berperan aktif dalam memelihara perdamaian, stabilitas, dan kemakmuran di kawasan.
“Kami melakukannya dengan meningkatkan keterlibatan kami dengan organisasi regional, khususnya MSG (Melanesian Spearhead Group) dan PIF (Pasific Islands Forum), serta secara bilateral melalui kerja sama ekonomi dan pembangunan,” katanya.
Lebih lanjut, Indonesia juga berbagi pandangan yang sama dengan Selandia Baru mengenai tantangan bersama, seperti perubahan iklim, mitigasi bencana, serta pemberdayaan perempuan. Kedua Menlu juga membahas kerja sama dengan Forum Kepulauan Pasifik (PIF).
Sebagai salah satu mitra dialog PIF, Indonesia berharap pada KTT PIF Agustus mendatang di Tonga, PIF dapat melanjutkan pembahasannya mengenai pencapaian prioritas Forum berdasarkan prinsip saling menghormati, khususnya kedaulatan dan integritas wilayah.
“Saya percaya bahwa hal ini penting untuk mendorong kerja sama regional yang bersahabat dan efektif dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di tengah ketegangan dan persaingan geopolitik,” kata Menlu Retno.
Retno Marsudi dan Winston Peters juga membahas peran Indonesia dan Selandia Baru dalam sejumlah isu regional dan global. Keduanya berbagi komitmen untuk berkontribusi dalam menjaga perdamaian dan stabilitas di kawasan.
Kedua Menteri juga membahas kolaborasi dalam konteks ASEAN. “Indonesia berharap dapat bekerja sama dengan Selandia Baru dalam mengimplementasikan ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP) untuk membina kerja sama inklusif di kawasan, termasuk memperkuat kerja sama antara ASEAN dan PIF,” kata Retno.
Hal lain yang juga dibahas oleh kedua Menteri adalah situasi di Palestina. “Mengingat rekam jejak Selandia Baru dalam isu hak asasi manusia, saya yakin Selandia Baru juga mempunyai keprihatinan serupa terhadap krisis kemanusiaan di Palestina,” tutup Retno.