Hampir tidak ada negara di dunia ini tanpa komunitas Tionghoa di dalamnya. Hari ini adalah hari besar mereka, yaitu Tahun Baru Imlek 2570 yang kali ini jatuh pada hari Selasa tanggal 5 Februari 2019. Peristiwa ini dirayakan warga keturunan Tionghoa seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Masyarakat Tionghoa di Indonesia bahkan telah jauh-jauh hari mempersiapkan perayaan setahun sekali ini dengan meriah.
Warga Indonesia lainnya meski mayoritas beragam Islam, ikut menghormati perayaan tradisi mereka sebagai sesama bangsa Indonesia, meski berbeda etnik. Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Abdul Mu'ti pun menganggap Hari Raya Imlek sudah menjadi milik bangsa dan rakyat Indonesia. Kepada Media Indonesia Minggu (3/2) Abdul Mu’ti mengatakan perbedaan tidak lagi sesuatu yang asing, tapi merupakan keniscayaan yang mesti dikuatkan. Menurutnya, Imlek sudah menjadi milik bangsa Indonesia, bahkan memperkaya kebudayaan nasional.
Senada dengan Sekretaris Umum Muhammadiyah, salah satu Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama, Marsudi Syuhud mengatakan Hari Raya Imlek ialah momentum untuk mengembalikan tradisi bangsa yang berlandaskan kesatuan dan kasih sayang.
Bukan hanya pemimpin organisasi keagamaan, dalam hal ini, Islam, melainkan juga para pemimpin negeri ini mengakui bahwa dalam perayaan Tahun Baru Imlek tercermin semangat persatuan dalam keberagaman. Wakil Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat MPR, Muhaimin Iskandar menegaskan bahwa politik kebangsaan akan tetap menjadi warna politik Indonesia untuk selamanya. Toleransi dan keberagaman dijamin keberadaannya di negeri ini.
Muhaimin menyatakan ini dalam acara Refleksi Imlek 2570/2019 yang dihadiri komunitas Tionghoa di Jakarta Kamis (31/1). Selain dihadiri Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal, Eko Putro Sanjoyo dan Menteri Tenaga Kerja, Hanif Dhakiri, acara tersebut juga dihadiri oleh tokoh lintas agama dan para pengusaha keturunan Tionghoa.
Pendapat para tokoh ini tentu menyejukkan, terutama di saat Indonesia memasuki tahun politik 2019 yang ditandai oleh adanya Pemilu April nanti. Perbedaan mudah menyulut perpecahan jelang pemilihan legislatif dan pemilihan presiden. Dengan menghormati warga keturunan Tionghoa yang merayakan Imlek, bangsa Indonesia sedang memanfaatkan momentum untuk menerima perbedaan dan memperkuat persatuan dalam keberagaman. Perayaan Imlek hanya salah satu simbol keberagaman. Aneka tradisi lain juga memperindah persatuan Indonesia di bawah payung Pancasila.