Monday, 04 March 2019 11:59

Gunung Merapi Menggeliat Lagi

Written by 
Rate this item
(0 votes)

Gunung Merapi kembali mengalami guguran dan semburan  awan panas pada Sabtu malam (02/03/2019) dengan jarak luncur 1,3 kilometer. 

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat 9 kali awan panas dan  guguran keluar dari gunung berapi yang terletak di Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta ini.


Gunung Merapi merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Sejak tahun 1548, gunung ini sudah meletus sebanyak 68 kali. Menurut catatan, Gunung Merapi mengalami erupsi setiap dua sampai lima tahun sekali dan yang lebih besar sekitar 10-15 tahun sekali.

Letusan pada tahun 1872 dianggap sebagai letusan terkuat dalam catatan era modern geologi. Letusan besar terbaru, 2010, diperkirakan juga memiliki kekuatan yang mendekati atau sama. Letusan tahun 1930, yang menghancurkan tiga belas desa dan menewaskan sekitar 1400 orang, merupakan letusan dengan catatan korban terbesar hingga sekarang. Pada Oktober 2010 Gunung Merapi meletus disertai dengan awan panas dan dentuman. Ini merupakan letusan terbesar selama 100 tahun terakhir dan mengakibatkan korban 337 orang meninggal dunia, puluhan desa rusak dan ratusan ribu orangterpaksa mengungsi.

Memang hingga saat ini Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level II atau Waspada. Meskipun demikian, untuk sementara warga sekitar dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas dalam radius tiga kilometer dari puncak Gunung Merapi. Selain itu juga tidak merekomendasikan kegiatan pendakian kecuali untuk kepentingan penyelidikan dan penelitian yang berkaitan dengan mitigasi bencana.

Sebagai informasi, ada 4 status gunung berapi, yaitu Normal atau level dasar yang berarti gunung berapi tidak mengalami perubahan aktivitas secara visual, seismik, dan kejadian vulkanik. Kemudian Waspada atau Level II yang menandakan adanya peningkatan aktivitas gunung berapi. Pada tingkatan ini, mulai muncul aktivitas seismik, kejadian vulkanik, dan kenaikan aktivitas di atas level normal.  Selanjutnya Siaga atau Level III yang menandakan bahwa gunung berapi mengalami peningkatan kegiatan seismik secara intensif. Ada perubahan secara visual atau perubahan aktivitas kawah yangdapat berlanjut ke letusan. Yang terakhir, Awas atau Level IV yang menandakan bahwa gunung berapi segera atau sedang meletus dan  dalam  keadaan kritis yang dapat menimbulkan bencana. Letusan pembukaan dimulai dengan abu dan uap, serta berpeluang berlanjut  dalam waktu lebih kurang 24 jam.

Tentu saja tidak ada yang menghendaki Gunung Merapi kembali meletus seperti yang terjadi di tahun 2010. Warga sekitar diharapkan meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya lahar hujan, terutama saat terjadi hujan di sekitar puncak Gunung Merapi. Selain itu, masyarakat juga harus mematuhi himbauan dan peringatan yang disampaikan pemerintah daerah maupun badan mitigasi bencana. Kewaspadaan sangat penting untuk memperkecil resiko jatuhnya banyak korban.

Read 911 times