VOInews.id- Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyatakan bahwa pihaknya berupaya mendesain Bali tidak hanya bergantung terhadap sektor pariwisata. “Bappenas mencoba memulihkan Bali setelah masa COVID-19, dan kita ingin membuat bagaimana Bali tidak bergantung pada pariwisata saja, dan bagaimana kemudian Bali juga memimpin di soal blue economy, green economy,” kata Suharso Monoarfa dalam Seminar & Bedah Buku: Ekonomi Politik Indonesia dan Antarbangsa yang dipantau secara virtual, di Jakarta, Senin.
Selain itu, daerah kedua dan ketiga yang hendak dikembangkan dari sisi ekonomi biru dan ekonomi hijau ialah Kepulauan Riau serta Kalimantan Timur sebagai penopang Ibu Kota Negara (IKN). Menurut dia, ketergantungan terhadap kunjungan wisata untuk menghidupkan Produk Domestik Bruto (PDB) Bali sudah mengalami penurunan kendati sektor pariwisata masih mendominasi. Para pelaku ekonomi di Pulau Dewata sudah mulai menggerakkan sektor pertanian, sektor makanan, sektor industri, hingga sektor pakaian jadi.
“Banyak hal yang bisa kita dorong pada mereka, (seperti) memberikan kontribusi peluang bisnis kepada, misalnya batik Pekalongan. Banyak orang menganggap batik di Bali itu dibuat di Bali, tetapi ternyata tidak semuanya dibuat di Bali, datangnya dari Pekalongan. Mentahan dari ukiran-ukiran itu diambil dari Jawa Tengah, dan kemudian finishing, ukiran yang lebih detailnya itu dibuat di Bali,” ujar Suharso. Selain itu, pemerintah juga sudah mendorong Bali untuk mengembangkan pembangkit listrik dari tenaga sampah yang kemudian dikelola menjadi pelet, agar dapat digunakan untuk menurunkan tingkat emisi pembangkit listrik yang memakai batu bara.
“Ini kita dorong dan akhirnya bisa. Jadi, apa yang ingin saya sampaikan, Bappenas bisa mendemonstrasikan kebijakannya dan bisa bekerjasama dengan pemerintah daerah, dan kita bersyukur itu bisa terbangun,” ujar Kepala Bappenas itu pula.
Antara
VOInews, Jakarta: Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menekankan Indonesia mengutuk serangan Israel ke Rumah Sakit Indonesia di Gaza yang menewaskan sejumlah warga sipil.
"Serangan tersebut merupakan pelanggaran nyata terhadap hukum humaniter internasional," kata Menlu Retno dalam pernyataan resminya, Senin (20/11/2023) dari Beijing, Tiongkok, yang diterima di Jakarta.
Menlu Retno mengatakan negara-negara yang memiliki hubungan dekat dengan Israel harus mendesak menghentikan tindakan kejinya di Gaza.
"Semua negara, terutama yang memiliki hubungan dekat dengan Israel harus menggunakan segala pengaruh dan kemampuannya, untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya," imbau Menlu RI.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri RI mengaku masih kehilangan komunikasi dengan tiga warga negara Indonesia (WNI) yang hingga kini masih berada di Gaza.
"Saya akan terus berusaha untuk menghubungi berbagai pihak, guna memperoleh informasi terkait RS Indonesia dan keselamatan 3 WNI tersebut," kata Menlu Retno.
Menlu Retno mengaku menjalin komunikasi dengan Agensi Pekerjaan dan Pemulihan PBB (UNRWA), Badan Kesehatan Dunia (WHO), Palang Merah Internasional dan berbagai pihak lainnya untuk menanyakan situasi terkini RS. Indonesia dan kondisi ketiga WNI tersebut.
Disamping itu, Menlu Retno saat ini sedang berada di Beijing, Republik Rakyat Tiongkok (RRT), bersama dengan Menteri Luar Negeri Negara-negara Arab guna menggalang dukungan untuk mendesak Israel segera lakukan gencatan senjata.
"Saat ini saya sedang berada di Beijing, RRT, bersama dengan Menlu Arab Saudi, Yordania, Mesir, Palestina dan Sekjen OKI, untuk menggalang dukungan terutama negara-negara anggota tetap DK PBB atau sering kita sebut P5 agar gencatan senjata dapat segera dilakukan dan bantuan kemanusiaan dapat juga dilakukan tanpa hambatan," jelasnya.
Diketahui bulan November ini Tiongkok memegang Presidensi Dewan Keamanan PBB. Menurut rencana, pada bulan ini akan dilakukan pertemuan tingkat Menlu di DK PBB untuk membahas kembali Isu Gaza.
Oleh karena itu, para Menlu OKI mengharapkan agar RRT dapat mendukung upaya yang sedang dilakukan para Menlu OKI tersebut.
VOinews.id- Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan nama kereta cepat relasi Jakarta-Bandung, yakni Whoosh sudah dikenal hingga luar negeri. Menhub mencontohkan saat ia kunjungan kerja ke Malaysia, orang-orang di sana banyak yang bertanya tentang Whoosh. "Ketika kemarin saya ke Malaysia, mereka tidak bilang kereta cepat tetapi bilangnya Whoosh-nya bagaimana? Jadi, brand Whoosh itu sudah diketahui banyak orang hingga ke luar negeri," kata Menhub lewat keterangan yang diterima di Jakarta, Senin. Ia juga mengungkapkan ada warga dari Malaysia turut antusias menjajal Whoosh. "Mereka mendarat di Kertajati. Lalu menginap semalam di Bandung, naik Whoosh ke Jakarta kemudian kembali ke Malaysia. Ini sangat luar biasa,” ucap Menhub. Sebulan setelah beroperasi komersial, Whoosh mendapatkan antusiasme yang tinggi dari warga. Berdasarkan data PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), tercatat pergerakan penumpang tertinggi menembus 21 ribu penumpang dalam sehari. Sejak dioperasikan, Whoosh sudah melayani 400 ribu penumpang, dengan tingkat okupansi melebihi 95 persen. Menhub pun menyambut baik antusiasme warga terhadap pengoperasian Whoosh. Hal itu diungkapkan Menhub saat meninjau Stasiun Kereta Cepat Halim, Jakarta Timur, Minggu (19/11). Pada kesempatan itu, ia menyapa dan berbincang langsung kepada masyarakat pengguna Whoosh. Masyarakat, kata dia, mengaku puas dan bangga dengan adanya Whoosh. "Hari ini saya ingin jalan-jalan ke Whoosh ternyata penuh sekali. Pergerakannya sudah sebanyak 36 kali. Sebanyak 18 ke Bandung dan 18 ke Jakarta. Yang lebih menggembirakan lagi yang tadinya naik mobil ke Bandung atau Jakarta, pindah naik Whoosh. Ini tujuan Presiden Jokowi untuk menjadikan ini kereta api massal," ujarnya. Lebih lanjut, ia mengungkapkan banyak masyarakat yang juga menjadikan Whoosh sebagai tujuan wisata. Ia mencontohkan masyarakat Bandung banyak yang memilih ingin merasakan naik Whoosh. "Begitu tiba di Jakarta, mereka langsung menjajal LRT yang terkoneksi dengan Whoosh. Lalu mereka wisata kuliner dan kemudian balik kembali ke Bandung pada hari yang sama," tuturnya.
Antara
VOinews.id- Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) menyatakan bahwa penggunaan produk-produk dalam negeri berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi dan kemajuan industri di Indonesia. "Dengan kita semua membeli produk-produk dalam negeri atau usaha mikro, kecil, menengah (UMKM), niscaya akan membuat Indonesia akan lebih maju dan berdaya," kata Deputi Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Kemenko Marves Odo RM Manuhutu dalam acara pelaksanaan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia/Produk Dalam Negeri dan Bangga Berwisata di Indonesia (Gernas BBI/PDN& BBWI), di Jakarta, Minggu.
Mewakili Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan, Odo menyampaikan bahwa pemerintah mendorong agar seluruh masyarakat, khususnya pemerintah daerah agar membelanjakan kebutuhan untuk penyelenggaraan pemerintahan dengan produk-produk dalam negeri. Ia menilai, dengan membeli produk-produk lokal buatan dalam negeri, berarti telah peduli dengan usaha UMKM yang ada di Indonesia. Selain itu membeli produk lokal merupakan suatu bentuk nyata dalam membantu memajukan UMKM serta perekonomian Indonesia. "Membeli produk dalam negeri sangat bermanfaat bagi masyarakat luas. Pesan dari Pak Menko adalah agar selalu membeli produk dalam negeri. Harapan ini tidak hanya dari Pak Menko, tetapi juga dari Bapak Presiden Joko Widodo," ujarnya lagi.
Gernas BBI-BBWI Provinsi DKI Jakarta menjadi agenda penutup dari Gernas BBI-BBWI yang digelar di berbagai provinsi di Indonesia. Fokus dari agenda tersebut kali ini adalah transformasi digital UMKM, akses lokapasar, transaksi nirtunai dan QRIS, serta pengembangan wisata urban. Kegiatan Gernas BBI/PDN & BBWI 2023 Jakarta diawali dengan pelaksanaan Kick Off Ceremony pada 8 September 2023 di Sarinah yang diisi dengan berbagai kegiatan seperti bazar UMKM, business matching, pelatihan UMKM, business competition, serta pendampingan desainer muda yang berasal dari sekolah menengah kejuruan (SMK) dan sekolah vokasi di Jakarta.
Antara