Planetarium berjalan yang dibawa dari Indonesia diminati ratusan warga Laos yang mengunjungi pameran Usaha Kecil dan Menengah di Vientiane Center, Laos, 5 dan 6 Mei kemarin. Sudah ada sebanyak 425 orang yang masuk ke planetarium berjalan pada hari pertama pameran. Hal itu dikatakan Managing Director Ilmuwan Muda Indonesia, Kartika Oktorina, di Vientiane, Laos, Minggu (6/5). Seperti dilaporkan Antara, planetarium berjalan adalah kubah dengan alat proyektor elektronik berukuran diameter sekitar lima meter yang menampilkan cerita sains terkait perbintangan. Menurut Kartika Oktorina, planetarium berjalan bisa memberikan pengalaman pembelajaran sains ilmu perbintangan yang menyenangkan terutama bagi anak-anak. Ia mengungkapkan, sejumlah pihak di Laos sudah ada yang menunjukkan ketertarikannya. Untuk itu, Ilmuwan Muda Indonesia menjajaki lebih mendalam, antara lain melalui pertemuan antarpebisnis yang digelar Senin (7/5) di Vientiane. Antara
Menteri Pariwisata Indonesia Arief Yahya mendorong maskapai nasional untuk membuka jalur penerbangan dari beberapa kota di Tiongkok menuju Lombok, Nusa Tenggara Barat, Indonesia. Seperti dikutip Antara, Menteri Arief Yahya saat ditemui di ajang Indonesia Festival di Shanghai, Minggu (6/5) menyebutkan, destinasi selain Bali, yang relatif berhasil dijual adalah Manado. Ia berharap juga Lombok. Saat ini wisatawan asal Tiongkok masih menjadikan Bali sebagai objek wisata favorit di Indonesia. Pada tahun ini, Menteri Pariwisata menargetkan jumlah kunjungan wisatawan asal Tiongkok sebanyak tiga juta kunjungan atau naik sekitar 40 persen dibandingkan pencapaian tahun lalu sebanyak 2,2 juta kunjungan. Untuk merealisasikan target tersebut, Kementerian Pariwisata Indonesia menggandeng Ctrip, penyedia jasa layanan penjualan paket wisata daring terbesar di Tiongkok. Ctrip akan mempromosikan semua destinasi wisata di Indonesia terutama untuk program Visit Wonderful Indonesia tahun 2018. antara
Kepala Fungsi Ekonomi Kedutaan Besar RI Laos, Wishnu Krisnamurthi, optimistis, jumlah neraca perdagangan Indonesia dengan Laos akan melesat. Ia menilai defisit perdagangan yang dialami Indonesia akan mengalami surplus pada tahun-tahun mendatang. Wishnu Krisnamurthi di Vientiane, Laos, Minggu (6/5) memaparkan, saat nilai neraca perdagangan Indonesia-Laos pada 2014 mencapai sekitar 44 juta dolar Amerika, ternyata Indonesia pernah mengalami defisit sekitar 35 juta dolar. Namun, selama beberapa tahun jumlah defisit tersebut semakin mengecil. Selain itu, ia juga mengingatkan adanya kontrak pengiriman batubara ke Laos sebesar 7 juta ton per tahun yang dimulai pada 2021. Laos akan mengimpor batubara untuk kebutuhan pembangkit listrik yang sedang dibangun mereka. Menurutnya, bila pengiriman ekspor komoditas tersebut jadi dilakukan, maka Indonesia bisa mendapatkan surplus perdagangan yang sangat besar. antara
Hujan yang mengguyur Shanghai sejak Sabtu pagi hingga malam tidak menyurutkan minat para pengunjung Indonesia Festival (Inafest) di kota terbesar di China.Antrean para pengunjung terlihat di tiga pintu utama "Oriental Pearl Tower" (OPT) sebagai tempat digelarnya pameran produk-produk Indonesia dan budaya Nusantara sejak pukul 10.00 waktu setempat (09.00 WIB).
Konsul Jenderal RI untuk Shanghai, Siti Nugraha Mauludiah mengatakan, pihaknya tidak menduga, mereka terus berdatangan, meskipun hujan.Inafest yang merupakan agenda tahunan KJRI Shanghai tersebut bagian dari rangkaian kegiatan Indonesia Week yang digelar pada 4-13 Mei 2018.Pada tahun lalu Inafest yang juga digelar di OPT, gedung pencakar langit setinggi 468 meter yang merupakan objek wisata terpopuler di Shanghai, yang berlangsung selama dua hari dikunjungi sekitar 29 ribu orang. antara