28
February

 

Wakil Presiden Jusuf Kalla diterima oleh Presiden Afghanistan Ashraf Gani di Istana Delkussa di Kabul, Selasa (27/2) sekitar pukul 17.55 waktu setempat, di hari pertama lawatannya. Dalam kesempatan tersebut, Wakil Presiden juga dijamu santap malam oleh Presiden Ashraf Gani di Istana Tersebut, demikian keterangan yang disampaikan Juru Bicara Wakil Presiden Husain Abdullah.

Pertemuan tersebut dilaksanakan setelah sebelumnya Wapres Bertemu dengan Ketua Dewan Tinggi Perdamaian Mohammad Kharim Khaliali pada pukul 15.00 waktu setempat di Istana Haram. Dua pertemuan tersebut dilaksanakan Wakil Presiden begitu tiba di Kabul, Afghanistan.

 

Wapres yang bertolak dari Bandara Kuala Namu, Medan, Selasa (27/2), terbang selama hampir tujuh jam, dan mendarat di Bandara Internasional Kabul, Afghanistan, pukul 13.40. waktu setempat (selisih 2 jam 30 menit lebih lambat dari waktu Jakarta). Wakil Presiden Jusuf Kalla diagendakan menghadiri Kabul Peace Process Conference, konferensi untuk proses perdamaian di Kabul. Selama di Kabul, Wakil Presiden didampingi Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi. (Rol)

28
February

 

 

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto menilai Gerakan Pramuka dapat ikut berperan dalam menghadapi berbagai ancaman yang mendera bangsa Indonesia. Hal tersebut dikatakan Panglima TNI dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Gerakan Pramuka yang digelar Kwartir Nasional (Kwarnas) pada 23 hingga 25 Februari 2018 lalu.

“Ini kesempatan baik bagi Gerakan Pramuka mengambil peran dalam konteks mengadakan perubahan terhadap kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara sebagai bagian solusi dalam mengadapi berbagai ancaman,” ungkap Pa Sahli Tk. III Bid. Hubungan Internasional Panglima TNI, Mayjen Herindra, yang membacakan pidato Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto.

Menurut dia, di antara ancaman yang dihadapi bangsa Indonesia yang paling signifikan adalah ancaman siber, ancaman biologis, dan ancaman kesenjangan ekonomi. Terkait siber, kata panglima, ancaman yang muncul sebenarnya dikarenakan dunia siber telah menjadi realita baru dalam kehidupan manusia modern.

Saat ini lebih dari separuh penduduk dunia telah secara aktif terhubung ke dunia siber yang mengakibatkan berbagai ancaman di dunia nyata.

Mulai dari yang paling sederhana seperti pencurian identitas untuk pencurian atau penipuan, hingga penyebaran konten negatif dan hoaks untuk menghasut opini massa. Hal yang lebih mengkhawatirkan lagi adalah melalui kemajuan pengolahan data digital, baik profil maupun preferensi seseorang dapat dilacak melalui jejak digitalnya di dunia maya.

"Melalui metode tersebut maka di masa kini, sangat dimungkinkan dilakukannya indoktrinasi dan perekrutan seseorang secara individual untuk menjadi teroris tunggal atau yang dikenal dengan lone wolf,” ungkapnya.

Sementara Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault menyatakan, Pramuka telah mengambil peran aktif dalam rangka menghadapi ancaman bangsa melalui kegiatan-kegiatan positif yang melibatkan kaum muda. Ada ribuan kegiatan Pramuka setiap minggunya diadakan oleh Gerakan Pramuka dari berbagai tingkatan di seluruh Indonesia.

Seperti perkemahan sabtu minggu, perkemahan kenaikan tingkat di Gudep-Gudep, bakti sosial, bina diri, bina satuan, bina masyarakat, dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan tersebut, lanjutnya, tidak mudah karena umumnya dilaksanakan di luar ruangan.

“Kami tidak bersedih meskipun jarang kegiatan tersebut, maupun kegiatan kerelawanan Pramuka lainnya yang diliput media. Kami beruntung berkat pendidikan yang diberikan senior-senior Gerakan Pramuka terdahulu, kami memiliki Kakak-Kakak pembina yang ikhlas meluang waktu, pikiran dan tenaga. Tujuannya satu, yaitu membangun Negara Kesatuan Republik Indonesia, mengamalkan Pancasila, serta melestarikan lingkungan hidup,” ungkapnya.

Adhyaksa menjelaskan, Gerakan Pramuka di 34 Provinsi, 514 Kota/Kabupaten terlibat aktif kampanye internet sehat. Bahkan, Kwarnas juga merumuskan dan menyosialisasikan 10 Tugas Pramuka di Media Sosial yang pada poin keempat berbunyi: Membela dan mengamalkan Pancasila, NKRI, UUD 1945, Bhinneka Tunggal Ika, serta merawat harmoni dan solidaritas antarwarga di media sosial. (Rol)

28
February

 

Di hadapan 50 anggota Asia Forum di Wellington pada Senin sore (26/2), Dubes RI utk Selandia Baru, Tantowi Yahya memaparkan segala hal terkait hubungan bilateral Indonesia-Selandia Baru yang tahun ini memasuki usia ke 60. Dalam paparannya, Dubes Tantowi menghargai hubungan harmonis yang selalu mengalami peningkatan dari waktu ke waktu dan berharap 60 tahun berikutnya menjadi tahun-tahun emas hubungan bilateral kedua negara.

Asia Forum adalah lembaga non profit ternama di Selandia Baru yang berfokus pada peningkatan pemahaman tentang isu politik di Asia dan dampaknya pada perdagangan dan investasi dan juga untuk mendorong pertukaran pikiran antar anggotanya yang berasal dari latar belakang yang berbeda. Sejak 1999, Asia Forum telah mengundang kepala perwakilan, pengusaha ternama, akademisi untuk berdiskusi tentang kiprah Selandia Baru di Asia. Pada kesempatan kali ini, Dubes Tantowi menjadi pembicara tunggal dengan tema: 60 tahun hubungan Indonesia dan Selandia Baru: apa yang unik dari hubungan ini dan apa masa depan untuk hubungan kedua negara. Acara ini dihadiri oleh diplomat, beberapa diantaranya adalah mantan dubes Selandia Baru untuk Indonesia, akademisi, tokoh masyarakat dan media.

Dalam paparan selama 45 menit, Tantowi menjelaskan hubungan kedua negara yang semakin meningkat di hampir semua bidang khususnya di kerjasama pendidikan, perdagangan, pariwisata dan kebudayaan. Ekspor Indonesia ke Selandia Baru terus meningkat meski tetap defisit dalam neraca. Total nilai perdagangan kedua negara di tahun 2017 mencapai NZ$ 1.622.130 dengan ekspor Indonesia senilai NZ$ 752.696. Jumlah turis Selbar ke Indonesia meningkat tajam dari 75.000 ke 100.000 orang di tahun 2017 lalu. Sementara turis Indonesia juga mengalami peningkatan dari 23.000 ke 28.000 orang tahun lalu. Terkait masih rendahnya jumlah orang Indonesia yang berpergian ke Selbar, Tantowi menjelaskan penyebabnya adalah minimnya promosi tentang Selbar di Indonesia dan belum adanya konektivitas langsung yang reguler. Dengan adanya penerbangan langsung musiman Auckland-Denpasar olehAir New Zealand yang berlangsung antara Mei-Oktober, serta Emirates  yang akan menerbangi Auckland-Denpasar mulai Juni tahun, jumlah turis dari dan ke kedua negara diyakini Tantowi akan meningkat tajam. "Mudah-mudahan target 200.000 turis dari Selandia Baru akan tercapai sebelum 2020" jelas Tantowi yang juga Dubes RI untuk Samoa dan Kerajaan Tonga.

Setelah paparan, Dubes Tantowi menjawab pertanyaan dari peserta yang menanyakan kebenaran beberapa berita dari media massa Selandia Baru tentang toleransi umat beragama, radikalisme dan isu Papua. Dubes Tantowi menjelaskan tiga isu sensitif tersebut secara runut, komprehensif dan disertai dengan data dan fakta pendukung yang aktual. Puas dengan penjelasan tentang ketiga hal tersebut, peserta menyarankan agar kegiatan serupa bisa diadakan juga untuk jurnalis Selandia Baru. Mereka menyoroti masih adanya pemberitaan yang kurang akurat tentang Indonesia di beberapa media massa Selandia Baru.

Dubes Tantowi mengapresiasi diskusi seperti yang diadakan Asia Forum ini sebagai medium untuk mengabarkan kemajuan pembangunan di Indonesia di segala bidang. (Kemlu)

28
February

 

Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Pariwisata, beserta Pemerintah Daerah di Bali mengundang para Duta Besar negara sahabat untuk berwisata dalam ajang "Diplomatic Tour: Ambassador's Outing" di Pulau Dewata sebagai upaya pemulihan pariwisata pasca-erupsi Gunung Agung. Sebanyak 40 Duta Besar negara sahabat mengikuti rangkaian acara yang berlangsung selama 2 hari tersebut, 23-25 Februari 2018.

 

Acara ini juga dihadiri oleh Duta Besar negara sahabat yang berdomisili di Singapura yang diundang secara khusus oleh Duta Besar Indonesia di Singapura, Ngurah Swajaya.

 

Para Dubes diberikan kesempatan untuk mengunjungi daerah sekitar Gunung Agung dalam kegiatan "Ring of Fire Tour" dari Tirta Gangga, Karangasem, Kintamani - Bangli dan Tegalalang - Gianyar. Tujuan utamanya adalah untuk memberikan pemahaman yang lebih baik mengenai Gunung Agung sehingga tidak mengganggu kegiatan pariwisata di Bali. Tujuan lainnya adalah memperkenalkan potensi pariwisata yang baru di wil Ayah Karangasem, Bali. Rangkaian kegiatan diakhiri dengan kegiatan golf dan spa di Nusa Dua.

 

Dubes Ngurah Swajaya menjelaskan bahwa tahun 2017 lalu sekitar 1,5 juta wisatawan asal Singapura mengunjungi Indonesia, dan Singapura juga menjadi negara kontributor wisman kedua tertinggi setelah RRT. Bali merupakan salah satu destinasi wisata yang paling diminati.

 

Selain itu Dubes Ngurah juga menjelaskan bahwa sejak tahun 2016, Indonesia dan Singapura telah memiliki Kerjasama Pariwisata pengembangan joint destination, yang memungkinkan kedua negara untuk mendeisgn desitinasi-destinasi wisata unggulan kembar dengan destinasi Singapura. Sebagai negara yg setiap tahunnya dikunjungi 16 juta wisatawan asing, potensi itu juga potensial untuk menawarkan destinasi wisata di Indonesia. 

 

Duta Besar Chile untuk Singapura, James Sinclair mengatakan, "Tidak banyak yang tahu bahwa Bali is not only safe (pasca-erupsi), but is also offer a lot of fun." Sinclair, melanjutkan bahwa dia dan Keluarganya sudah membuat reservasi untuk kembali bersama keluarga dan Staf Kedubes Chile di Singapura untuk melakukan outing di Bali.

 

Selain itu pelaku usaha asal Singapura juga hadir untuk melihat potensi dan peluang usaha di Bali, karena selain tempat wisata Bali saat ini di kenal sebagai destinasi bagi para digital nomad pelaku usaha start-up (rintisan).

 

Mun Kok Who, dari Singapore Manufacturing Federation (SMF) mengatakan, "Bali memiliki ekosistem yang tepat untuk pengembangan inovasi dan teknologi digital." Mun melanjutkan, "Sudah saat nya berbisnis di bidang pariwisata, logistik dan manufaktur berubah dengan pemanfaatan teknologi, memasuki era Industry 4.0"

 

Dubes Ngurah berharap kegiatan serupa dapat terus digiatkan untuk mensosialisasikan kepada para turis asing, khususnya para pengambil Kebijakan (Dubes) untuk Rekomendasi travel warning ke masing masing negara nya. Khususnya ke negara-negara dengan jumlah turis yg tinggi, seperti, Tiongkok, dan Singapura. (Kemlu)