Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Ade Supandi kepada Media disela-sela Rapat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) 2018 di Markas Besar Angkatan Laut (Mabes AL) Cilangkap, Jakarta, Jumat (26/01), mengatakan saat ini TNI AL mempunyai 2 Armada, yaitu Komando Armada RI Kawasan Barat (Koarmabar ) di Jakarta dan Komando Armada RI Kawasan Timur (Koarmatim) di Surabaya, Jawa Timur // Nantinya Koarmabar diganti menjadi Armada Barat, Koarmatim menjadi Armada Tengah, dan kemudian Armada Timur yang saat ini sedang dibangun di Sorong, Papua Barat.Ade Supandi juga menjelaskan bahwa Armada 3 (Timur) telah menjadi salah satu program 100 hari Panglima TNI yang berdasarkan rencana, dapat direalisasikan pada April 2018. voinews/AF/edt ahm
Dalam rangka peningkatan pengamanan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) Tentara Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Udara akan membentuk Komando Operasi Angkatan Udara III. Demikian diungkapkan Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna kepada Media di sela-sela Rapat Pimpinan TNI AU 2018 di Markas Besar Angkatan Udara (Mabes AU),Cilangkap, Jakarta, Jumat (26/01). Yuyu berharap organisasi Komando Operasi Angkatan Udara dapat segera direalisasikan.
“ Memang ini sudah ada di dalam Rencana Strategis pembentukan Komando Operasi AU III (Koopsau III). Sekarang kita bagaimana pembentukannya, kapan dan sebagainya. Diharapkan tahun ini organisasinya sudah bisa diusulkan paling tidak triwulan pertama ini. " jelasnya.
Panglima menggariskan bahwa TNI Angkatan Udara harus membentuk Koopsau III. Angkatan Darat membuat divisi di sana dan Angkatan Laut membentuk Armada Timur.
"Kita ingin juga benahi semuanya agar pembentukanKomando Operasi Angkatan Udara bisa efektif dan efisien”. tambahnya.
Marsekal TNI Yuyu Sutisna menjelaskan saat ini Asisten Perencanaan Kepala Staf Angkatan Udara sedang mengkaji pembentukan Komando Operasi Angkatan Udara III. Berdasarkan rencana markas KoopsAU III akan berada di wilayah Biak atau Sorong, Papua Barat yang diharapkan dapat terintegrasi dengan pembentukan Divisi III Komando Strategi Cadangan Angkatan Darat dan Armada Timur Angkatan Laut. voinews/ Ahmad Faisal/edt/ahm
Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU) Marsekal TNI Yuyu Sutisna kepada Media di sela-sela Rapat Pimpinan Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara (TNI AU) 2018 di Markas Besar Angkatan Udara (Mabes AU), Cilangkap, Jakarta, Jumat (26/01) mengatakan pembelian pesawat tempur Sukhoi Su-35 dari Rusia akan berdasarkan jadwal yang ditetapkan. Berdasarkan data rencana strategis dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan), pembelian pesawat tempur Sukhoi tersebut dengan sistem tukar barang komoditas dari Indonesia.
“ Sukhoi Su 35 kita masih jalan, tidak ada pengaruh apa-apa, saya tidak mendengar apapun. Yang jelas masih jalan. Sesuai yang disampaikan Panglima TNI, kita masih jalan dan saya mengharapkan paling lambat bulan Februari (2018) sudah ditandatangani kontrak tersebut”.
Marsekal TNI Yuyu Sutisna menjelaskan apabila penandatanganan kontrak pembelian Sukhoi Su 35 dilakukan Februari 2018, maka ditargetkan jet tempur pertama asal Rusia tersebut akan tiba di Indonesia pada 2019. voinews/ Ahmad Faisal
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjelaskan, tujuan kunjungannya ke negara-negara di kawasan Asia Selatan adalah agar bisa memberikan keseimbangan sebagai negara muslim terbesar di dunia.
Saat ini, menurut Presiden, Indonesia sangat dekat misalnya dengan Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Qatar, dan Kuwait.
“Kita juga ingin sekarang ini lebih dekat lagi dengan Pakistan, Bangladesh, dan Pakistan, karena ini merupakan sebuah kekuatan politik negara kita,” kata Presiden Jokowi saat bersama Ibu Negara Iriana bertemu dengan masyarakat Indonesia di Shamandan Hall, Hotel Serena, Islamabad, Pakistan, Jumat (26/1) sore.
Kepada masyarakat Indonesia yang memadati Shamandan Hall, Hotel Serena, Islamabad, Presiden Jokowi juga mengingatkan, bahwa Indonesia adalah negara besar, dan saat ini masuk ke negara G20.
“Ini sering tidak kita sadari dan lupa. Sebagai negara besar dengan penduduk hampir 260 juta, dan memiliki 17 ribu pulau, 714 suku, 34 provinsi, dan 514 kabupaten/kota. Semuanya kalau saya sampaikan selalu menyampaikan Indonesia negara besar,” ujar Presiden.
Dalam kesempatan itu, Presiden Jokowi meminta kepada masyarakat Indonesia di Pakistan agar menjaga nama baik bangsa dan negara karena mereka ada di negara lain.
Presiden mengisahkan, saat turun pesawat dirinya kaget karena dijemput langsung Presiden Pakistan di airport. “Tidak terbiasa seperti itu di manapun, biasanya jumpan di istana. Ini sebuah penghargaan dari Pakistan,” uca Presiden seraya menyampaikan bahwa dirinya dua kali dijemput di bandara yakni oleh Raja Salman dan kedua di Pakistan.
Pertemuan tersebut dihadiri oleh 300 Warga Negara Indonesia, yang terdiri dari 80 orang keluarga Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Islamabad, 33 WNI Rawalpindi, 86 WNI Lahore, dan 101 mahasiswa.
Turut mendampingi Presiden dalam kunjungan kenegaraan di Islamabad, Pakistan diantaranya Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, dan Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki. (setkab)