30
January

jokowi - ashraf

Presiden Joko Widodo menyampaikan duka mendalam kepada Presiden Afghanistan Ashraf Ghani, beserta seluruh rakyat Afghanistan atas beberapa tragedi yang terjadi di Kabul, ibu kota Afghanistan. Demikian disampaikan Presiden saat pernyataan pers bersama usai pertemuan bilateral dengan Presiden Afghanistan di Istana Presiden Agr, Kabul, Senin (29/1). Presiden Joko Widodo menyatakan kunjungannya ke Afghanistan ini merupakan kunjungan Kenegaraan Bilateral pertama Presiden Republik Indonesia setelah hampir enam dekade. Terakhir Presiden Sukarno berkunjung ke Afghanistan pada Mei 1961. Presiden Joko Widodo menegaskan komitmen kuat Indonesia untuk bekerja sama dengan Afghanistan, membangun perdamaian dan mendukung kesejahteraan bangsa Afghanistan. Sementara itu, Presiden Ashraf Ghani menyambut baik kehadiran Presiden Jokowi di Kabul, Afghanistan. Ia mengatakan Presiden Joko Widodo selalu mendorong terciptanya perdamaian di Afghanistan. (voi/rilis)

30
January
 
Dalam kunjungan kenegaraan bilateral Presiden Joko Widodo melakukan pertemuan dengan Ketua Dewan Perdamaian Afghanistan Karim Khalili. Pertemuan tersebut digelar di Istana Haram Sarai (Wisma Negara), Kabul, Afghanistan, pada Senin, 29 Januari 2018.
 
Presiden mengawali pembicaraannya dengan menyampaikan rasa duka mendalam atas tragedi yang terjadi di Kabul beberapa waktu belakangan. Kejadian tersebut sampai merenggut setidaknya puluhan jiwa.
"Saya turut mendoakan agar keluarga dan sahabat yang ditinggal diberi ketabahan. Kekejian ini tidak akan melunturkan semangat kita. Namun, hanya akan semakin memperkuat keinginan untuk menciptakan perdamaian," ucapnya.
 
Dirinya juga berterima kasih atas kunjungan yang dilakukan oleh Ketua Dewan Perdamaian Afghanistan beserta delegasi ke Jakarta beberapa waktu lalu. Melalui kunjungan balasan ini, Presiden Joko Widodo hendak meneguhkan komitmen Indonesia dalam membantu upaya perdamaian di Afghanistan.
"Kunjungan ke Kabul akan saya gunakan untuk meneguhkan komitmen Indonesia membantu _peace building_ di Afghanistan sebagaimana diminta oleh Presiden Afghanistan," ujar Presiden.
 
Kunjungan ini benar-benar dimanfaatkan oleh Presiden untuk melakukan pembicaraan yang lebih detail mengenai langkah yang akan diambil ke depan, termasuk rencana penyelenggaraan pertemuan ulama Internasional.
 
Presiden juga menyarankan kiranya proses perdamaian bersifat inklusif. Tindak lanjut dari pertemuan ini akan segera ditindaklanjuti di Jakarta.
 
"Indonesia siap menjadi tuan rumah. Saran saya, pertemuan bersifat inklusif,” ujar Presiden.
Kabul, 29 Januari 2018. Media Sekretariat Presiden
30
January
 
 
Presiden Joko Widodo mengutus Menko Polhukam Wiranto untuk menghadiri Peringatan HUT ke-50 Kemerdekaan Republik Nauru (29/1). Menko Polhukam Wiranto didampingi oleh delegasi dari Kementerian Luar Negeri  terbang menuju Nauru .
 
Menurut Menko Polhukam penugasannya oleh Presiden Joko Widodo merupakan kunjungan balasan atas kunjungan Presiden Nauru Baron Waqa ke Indonesia saat menghadiri Bali Democracy Forum dan Kunjungan Kerja ke Istana Bogor untuk bertemu dengan Presiden Joko Widodo pada awal Desember 2017.
 
Indonesia dan Nauru memiliki hubungan bilateral yang baik, peningkatan kerja sama strategis dalam bidang ekonomi, sosial budaya dan pengembangan kapasitas menjadi fokus kedua negara.
 
Selain itu, Nauru merupakan negara kepulauan di kawasan Pasifik dengan potensi kemaritiman yang besar. Nauru akan menjadi Ketua Pacific Islands Forum (PIF) periode 2018-2019.
 
Di Nauru, Menko Polhukam dan delegasi Indonesia akan menindaklanjuti fokus kerja sama yang sebelumnya telah dibahas bersama, antara lain pembentukan Nauru Chamber of Commerce ​dan memperkenalkan KADIN sebagai mitra, serta pembangunan konektivitas laut Kawasan Indonesia Timur  dengan Nauru dan negara-negara di Pasifik.
 
Pada peringatan HUT ke-50 Kemerdekaan Republik Nauru tersebut, delegasi Indonesia juga akan meramaikan pesta hiburan rakyat dengan menghadirkan band Papua Original, serta mengadakan pertandingan eksibisi badminton bersama warga setempat.Kemlu
29
January
Pelaksana Tugas Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bambang Subiyanto, membuka peluncuran Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi XI (ke-sebelas) di Gedung Pusat Dokumentasi Informasi Ilmiah, LIPI Jakarta, Senin (29/01). Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi merupakan forum multi pemangku kepentingan antara akademisi, pemerintah, industri, dan Masyarakat untuk memberikan arah perubahan kebijakan pangan dan Gizi. Dalam sambutannya, Bambang mengatakan, forum yang digelar setiap 4 tahun ini merupakan forum strategis untuk membahas masalah kurang gizi kronis dengan harapan, dapat memberikan rekomendasi untuk Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2020-2024. Menurutnya, LIPI berupaya mendukung kebijakan pangan dan Gizi, melalui riset-risetnya, untuk menurunkan angka kurang gizi kronis di Indonesia. AF//VOI RRI//29 01 2018