(voinews.id)- Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin didampingi istri Wury Ma’ruf Amin beserta rombongan terbatas, melakukan kunjungan kerja ke Provinsi Jawa Timur (Jatim), Minggu, untuk menghadiri Puncak Peringatan 1 Abad Nahdlatul Ulama. Berdasarkan siaran pers yang diterima di Jakarta, Minggu, Wapres beserta rombongan lepas landas menggunakan Pesawat Khusus Kepresidenan Boeing 737-400 TNI AU dari Pangkalan TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, pukul 15.30 WIB, menuju Bandara Udara Internasional Juanda, Surabaya, Jawa Timur.
Salah satu rangkaian Puncak Peringatan Harlah Satu Abad NU adalah Muktamar Internasional I Fikih Peradaban, yang akan dibuka Wapres pada Senin (6/2), pukul 09.00 WIB, di Hotel Shangri-La, Surabaya, Jatim. Usai acara tersebut, Wapres diagendakan menuju Akademi Angkatan Laut (AAL) yang berlokasi di Bumi Moro, Morokrembangan, Krembangan, Surabaya, untuk memberikan Kuliah Umum kepada Taruna AAL.
antara
(voinews.id)- Sejumlah warga Sudan pada Minggu (5/2) berunjuk rasa di ibu kota Khartoum untuk memprotes normalisasi hubungan negara itu dengan Israel. Pada Kamis, Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen mengunjungi Sudan dan bertemu dengan panglima angkatan bersenjata Sudan Jenderal Abdel Fattah al-Burhan. Menurut laporan CNN, Cohen mengatakan bahwa kedua negara telah merampungkan naskah perjanjian damai yang akan ditandatangani pada "akhir tahun ini".
Demonstran yang berkumpul di Khartoum membentangkan spanduk yang mengecam normalisasi hubungan antara Sudan dan Israel, menurut wartawan Anadolu di lokasi unjuk rasa. "Palestina tidak untuk dijual" dan "Khartoum tidak akan mengkhianati Yerusalem" adalah tulisan yang tertera di beberapa spanduk yang dibawa demonstran.
Kepala Dewan Kedaulatan yang berkuasa di Sudan, Al-Burhan, sebelumnya telah bertemu dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada Februari 2020 di Kota Entebbe, Uganda. Sudan akan menjadi negara Arab keenam yang menjalin hubungan dengan Israel.
Sebelumnya pada 1979, Mesir telah menandatangani perjanjian damai dengan Israel dan langkah serupa juga dilakukan oleh Yordania pada 1994. Kemudian, pada 2020 Uni Emirat Arab (UAE), Bahrain dan Maroko juga mengumumkan kesepakatan untuk menormalisasi hubungan dengan Israel.
Sumber: Anadolu
(voinews.id)Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah memfasilitasi eksportir asal Indonesia dan importir di Arab Saudi sehingga terjalin hubungan bisnis, khususnya dalam hal penyediaan kebutuhan makanan dan minuman bagi jamaah haji Indonesia.
Hal tersebut disampaikan Konsul Jenderal RI Jeddah Eko Hartono, dalam wawancara dengan Voice of Indonesia, Rabu (01/02). Menurut Eko, perputaran uang khusus makanan dan minuman bagi jamaah haji asal Indonesia 2022 lalu mencapai 500 milyar rupiah dari total perputaran uang dari kegiatan haji tahun lalu yang mencapai 15 Triliun rupiah.
Karenanya, pihak KJRI berupaya mempertemukan para eksportir dan importir dari kedua negara melalui penyelenggaraan Haji Expo Indonesia 2023, dengan harapan terjadi kesepakatan bisnis sebanyak-banyaknya antara kedua pihak selama pameran yang berlangsung 1 hingga 2 Februari 2023. Eko mengungkap masih relatif sedikitnya produk asal Indonesia di Arab Saudi dan tantangan sulitnya produk makanan minuman Indonesia untuk bisa menembus pasar negara Timur-Tengah tersebut.
Konjen RI Jeddah Eko Hartono menambahkan, produk makanan dan minuman merupakan bagian dari catering, salah satu dari 3 aspek penting yang dibutuhkan jamaah haji, selain sarana akomodasi dan transportasi.
Pada Haji Expo Indonesia kali ini, KJRI Jeddah mengundang para pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) asal Indonesia dan para aggregator berpengalaman dalam menembus pasar Arab Saudi, Selain itu masih menurut EKO, permintaan penyediaan produk makanan-minuman Indonesia sangat tinggi sepanjang tahun, tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan jamaah haji Indonesia, namun juga jamaah umroh tanah air.
(VOI/GUS)
(voinews.id)- Rusia pada Rabu akan memulai proyek percontohan untuk menerapkan praktik keuangan Islam atau syariah di beberapa wilayah dengan jumlah penduduk muslim terbanyak. Percobaan itu akan dilaksanakan di Dagestan, Chechnya, Bashkiria dan Tatarstan dan akan berlangsung selama dua tahun.
Setelah itu, pihak terkait akan memutuskan kecocokan keuangan model itu untuk Rusia. Alexander Kazakov, seorang pakar senior di Asosiasi Pakar Keuangan Islam Rusia, mengatakan kepada Anadolu bahwa saat ini momen untuk melupakan pasar keuangan Barat dan fokus untuk bekerja sama dengan Arab dan negara-negara Asia.
Kazakov mengatakan pada tingkat perusahaan, sudah jelas bahwa semua pusat keuangan Barat tertutup bagi modal dari Rusia, tidak ada pilihan lain selain mencari alternatif lain yang menghasilkan. Ia menambahkan bahwa sudah waktunya untuk melupakan keberadaan London dan berkonsentrasi pada Beijing, New Delhi, Singapura, Kuala Lumpur dan negara-negara Teluk.
Kazakov mengungkapkan bahwa Negara Bagian Duma mengesahkan pada sidang pertama uu terkait mitra keuangan, dimana sebutan ‘mitra keuangan’ mengacu pada produk keuangan berbasis prinsip Islam. “Begitu diadopsi, keberadaan instrumen keuangan alternatif ini akan diakui di tingkat legislatif di Rusia. Ini adalah langkah politik yang penting baik di dalam negeri maupun dalam hubungannya dengan mitra asing kami yang sebenarnya," katanya.
Menurut Kazakov, perbankan Islam telah berkembang pesat beberapa tahun terakhir dengan Timur Tengah menjadi pusat terbesar perbankan syariah dan Malaysia bagi pasar efek syariah. Saat ditanya mengenai model keuangan syariah dapat disandingkan dengan sistem keuangan Barat, Kazakov mengatakan akan menjalankan dan melihat hasilnya. Sistem keuangan Barat saat ini dalam krisis serius. Segala sesuatu akan tergantung pada bagaimana sistem itu dapat selamat dari krisis dan jika dapat selamat dari krisis itu.
Di Rusia, ada sejumlah organisasi keuangan Islam ritel yang berjalan sukses, dan sistem keuangan Islam memiliki prospek bagus karena permintaan yang sangat banyak dari lebih dari 20 juta umat Muslim Rusia. Afiliasi keagamaan tidak berkaitan dengan penggunaan sistem keuangan syariah Berbicara tentang poin-poin penting dari keuangan Islam, Kazakov mengatakan perbedaan utamanya adalah bahwa keuangan Islam melarang pembebanan bunga. Seingatnya sistem keuangan tradisional di dunia Kristen dan Muslim melarang riba, namun pinjaman berbunga akhirnya menemukan jalan mereka ke bisnis Eropa.
“Perbankan Islam menawarkan kemitraan, yang melibatkan partisipasi kedua belah pihak dalam keuntungan dan kerugian, sementara pinjaman berbunga harus dibayarkan tanpa mempedulikan hasil dari kegiatan peminjam,” kata Kazakov. Keuangan Islam terdiri dari dua model dasar-kemitraan atau Musyarakah dan pembayaran secara angsuran atau Murabahah. Mari lihat bagaimana kedua sistem bekerja dengan menggunakan contoh pinjaman hipotek konvensional.
Dalam kemitraan -- Musyarakah -- bank bersama dengan klien memperoleh real estat dalam kepemilikan bersama. Klien pindah ke objek yang dibeli dan membayar sewa ke bank secara proporsional dengan saham, dan klien secara bertahap membeli saham bank tersebut.
Dalam kasus kedua – Murabahah – bank, sesuai dengan instruksi klien, membeli real estat dengan harga spot (saat ini) – dan menjualnya kepada klien, yang membayar dengan cicilan dengan margin tertentu dari harga spot. Secara teknis margin itu bisa dihitung sebagai persentase dari harga pembelian, tetapi dari segi syariah, margin perdagangan seperti itu diperbolehkan dan tidak termasuk riba.
Fitur lain dari perbankan Islam adalah tidak adanya bunga pada kartu kredit, kata pakar itu . Ia juga menekankan bank Islam dalam setiap kasus harus memastikan bahwa setiap pekerjaan keuangan terkait erat dengan investasi atau perdagangan syariah dan tidak menyembunyikan pinjaman berbunga. Menurut Kazakov prinsip umum keuangan syariah adalah hubungan pembiayaan yang tidak dapat dipisahkan dengan ekonomi riil dan ketidakmungkinan menggunakan uang sebagai objek penjualan. Afiliasi keagamaan tidak memberikan batasan untuk menggunakan sistem keuangan Islam, lanjut Kazakov, mencatat bahwa badan hukum, yang juga menggunakan layanan bank, pada prinsipnya tidak dapat mempraktikkan agama.
Sumber : Anadolu