Akbar

Akbar

15
September

 

(voinews.id)- Wakil Presiden Ma'ruf Amin pada Rabu menegaskan kebutuhan mendesak penguatan perlindungan sosial bagi pekerja yang terdampak pandemi COVID-19.

Saat menyampaikan sambutannya pada Pertemuan Menteri Tenaga Kerja dan Ketenagakerjaan G20 (G20-LEMM) yang diikutinya secara virtual dari Jakarta, Amin mengatakan salah satu cara terbaik untuk memperkuat perlindungan sosial pekerja adalah dengan memastikan pemenuhan hak-hak mereka melalui adaptasi adaptif. bantuan dan dukungan, berdasarkan kondisi yang berlaku.

“Bantuan dan dukungan adaptif di Indonesia ini merupakan bagian dari Program Pemulihan Ekonomi Nasional, berupa Program Bantuan Subsidi Upah, Program Kartu Pra Kerja, Program Bantuan Produktif Usaha Mikro, dan Program Padat Karya di Kementerian/Lembaga dan Pemerintah Daerah,” kata Wapres dalam siaran pers yang dikeluarkan Biro Humas Kementerian Tenaga Kerja.

Selain pendampingan langsung, Amin menyoroti pentingnya penguatan inovasi dan kemampuan literasi pekerja, terutama di bidang-bidang yang akan menciptakan lapangan kerja baru di masa depan, seperti teknologi digital dan ekonomi hijau.

Inovasi dan digitalisasi diharapkan menjadi aset penting dalam menghadapi persaingan global yang semakin pesat.

“Misalnya, pemerintah Indonesia terus meningkatkan literasi digital para pelaku UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah) untuk mencapai target 30 juta UMKM masuk ekosistem digital pada 2024,” ujarnya.

Sementara dari aspek kapabilitas, Amin menekankan pentingnya peningkatan keterampilan sebagai bagian dari upaya peningkatan daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia di tingkat nasional dan global. Upaya ini dapat melibatkan antara lain keterampilan berkelanjutan, keterampilan ulang, dan peningkatan keterampilan.

“Dalam hal ini, Indonesia terus membangun Balai Latihan Kerja Masyarakat untuk memenuhi kebutuhan pelatihan vokasi dengan menjalin kerjasama dengan pemerintah dan pihak swasta/industri serta akademisi/perguruan tinggi,” tambahnya.

LEMM G20 dihadiri oleh menteri tenaga kerja dari negara-negara G20, menteri negara undangan, kepala lembaga internasional, dan juga beberapa ketua kelompok keterlibatan.

 

antara

15
September

 

(voinews.id)Duta besar Vietnam untuk Indonesia Ta Van Thong menegaskan bahwa latar belakang sejarah telah menjadikan Indonesia dan Vietnam sebagai mitra alami. Dubes juga mengatakan kedua negara memiliki fondasi yang kuat yang dibangun oleh Presiden Soekarno dan Presiden Ho Chi Minh, bapak pendiri bangsa dari masing-masing negara. "Dengan landasan seperti itu, saya yakin persahabatan dan kerja sama kita akan terus berkembang di segala bidang.

" kata Ta Van Thong saat peringatan Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Vietnam ke-77 di Jakarta, Rabu. Van Thong menilai bahwa hubungan antara Vietnam dan Indonesia saat ini berada di masa prime time sejak terjalinnya hubungan diplomatik pada tahun 1955 dan kedua negara telah menempuh perjalanan panjang untuk memperluas hubungan di segala bidang dan menjadi mitra strategis satu sama lain.

Tahun depan, kedua negara akan merayakan 10 tahun Kemitraan Strategis. Bagi Vietnam, ini adalah hubungan tingkat tertinggi dengan negara asing dan kedua negara menikmati hubungan politik yang sangat baik.

"Kedua pemimpin negara selalu mementingkan hubungan bilateral dan berkomitmen untuk lebih mempromosikan kemitraan strategis melalui pertukaran kunjungan dan kontak yang sering dilakukan," katanya.

Perdana Menteri Vietnam Pham Minh Chinh, tak lama setelah menjabat, melakukan kunjungan luar negeri pertamanya ke Indonesia pada April 2021 di tengah pandemi COVID dan pada Mei lalu, Menteri Pertahanan Prabowo juga mengunjungi Vietnam untuk memperkuat kerja sama pertahanan kedua negara.

"Saya senang bahwa hubungan perdagangan kami telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir," katanya menambahkan. Pada kerja sama bidang perdagangan, tahun lalu, perdagangan dua arah mencapai 11 miliar dolar, melampaui target 10 miliar dolar AS yang ditetapkan oleh para pihak Vietnam.

Dengan populasi gabungan 370 juta, Van Thong menyatakan keyakinannya bahwa masih ada potensi besar untuk meningkatkan kerja sama ekonomi dan perdagangan di antara kedua negara. Selama dua tahun terakhir, kata Van Thong, baik Indonesia maupun Vietnam berusaha keras tanpa lelah untuk mengendalikan pandemi dan kedua negara sekarang sudah sepenuhnya terbuka.

VietNam Airlines dan Vietjet Airs telah memulai kembali penerbangan langsung antara Hanoi dan HCM di Vietnam dengan Jakarta dan Bali di Indonesia.

"Saya berharap banyak orang Indonesia akan memanfaatkan penerbangan langsung untuk melakukan perjalanan ke Vietnam untuk menjelajahi peluang bisnis dan menikmati pemandangan dan tempat-tempat indah yang ditawarkan negara kita," katanya sambil menambahkan bahwa kondisi tersebut akan memberikan kontribusi yang besar untuk meningkatkan pertukaran people-to-people antara kedua negara.

 

antara

15
September

 

(voinews.id)- Dubes RI untuk Belanda Mayerfas mengatakan penyelenggaraan festival Tong Tong Fair (TTF) merupakan wujud hubungan yang erat dan kedekatan antara masyarakat Indonesia dan Belanda.

“Hampir semua yang mengunjungi Tong Tong pernah atau akan berkunjung ke Indonesia, sebagian lahir atau pernah tinggal, atau punya keluarga di Indonesia. Jadi, Indonesia sudah bukan hal asing bagi masyarakat Belanda,” katanya seperti dikutip dalam keterangan tertulis dari KBRI Den Haag, Rabu.

Mayerfas mengapresiasi kesuksesan TTF yang didukung sepenuhnya oleh KBRI Den Haag. “Ini pengalaman pertama saya sejak penugasan sebagai dubes di Belanda. Saya sangat senang melihat antusiasme dan respons masyarakat yang luar biasa. Pengunjung selalu padat, bahkan sering kehabisan tiket,” katanya.

Tong Tong Fair (TTF) ke-62 yang berlangsung pada 1-11 September 2022 di Den Haag menarik lebih dari 70 ribu pengunjung. Sebagai pameran produk UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah), kuliner, dan seni budaya Indonesia terbesar dan tertua di Belanda, TTF menjadi salah satu kegiatan yang ditunggu masyarakat Belanda, terutama keturunan Indo-Belanda, setelah relaksasi pembatasan COVID-19.

Acara tahunan sejak 1959 itu menerapkan konsep pasar malam khas Indonesia tempo dulu, yang menggabungkan pasar dan pertunjukan. Pada TTF ke-62, jumlah stan peserta mencapai 100 dan diikuti lebih dari 26 UMKM asal Indonesia. Ada stan yang terkait dengan perkembangan komunitas Indo-Belanda di Indonesia, yaitu Mijn Root dari Yayasan Pelita, ada juga stan peragaan memasak makanan Indonesia dan pelatihan membatik.

Pameran TTF mendirikan dua panggung untuk penampilan seni budaya Indonesia, seperti reog Ponorogo, tari tradisional oleh Bongkeng Arts dari Bandung, dan musik keroncong dari Solo.

Kementerian BUMN RI turut berpartisipasi dengan membuka paviliun "Roemah BUMN" yang memfasilitasi keikutsertaan berbagai UMKM yang menjadi binaan beberapa BUMN seperti Pertamina, BNI, BRI, Mandiri, dan Telkom.

Dubes Mayerfas mengapresiasi BUMN-BUMN yang memfasilitasi partisipasi pengusaha UMKM asal Indonesia di TTF. “Saya juga menyambut baik keikutsertaan BUMN Indonesia yang membawa sejumlah UMKM binaannya.

Ini perlu terus dilakukan untuk mendorong UMKM go global dan memiliki daya saing,” kata dia.

KBRI Den Haag membuka stan bertema ‘Experience Indonesia’, yang menawarkan pengunjung untuk merasakan "Indonesia mini". Ribuan pengunjung stan KBRI turut mencoba program realitas virtual (VR) untuk menjelajahi berbagai destinasi wisata di Indonesia.

KBRI Den Haag juga menyediakan informasi seputar imigrasi, perdagangan, pendidikan dan sosial budaya lainnya. Direktur Yayasan Tong Tong sebagai penyelenggara TTF, Siem Boon, menyampaikan kegembiraannya dengan digelarnya TTF kembali setelah dua kali ditunda akibat pandemi.

“Kita melihat acara TTF kali ini disambut dengan antusias dan banyak dikunjungi oleh generasi muda Indo-Belanda,” ujar Siem Boon.

Wulan, remaja Belanda pengunjung TTF yang salah satu orang tuanya keturunan Indonesia, mengungkapkan minatnya untuk mengetahui lebih banyak tentang Indonesia. “Saya sangat ingin tahu tentang Indonesia dan berharap dapat melihat budaya Indonesia di TTF.

Bapak saya lahir di Indonesia namun dibawa ke Belanda saat umur 18 bulan. Jadi, saya ingin sekali belajar tentang Indonesia,” kata Wulan.

 

antara

15
September

 

(voinews.id)Festival Phinisi di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan merangkul sedikitnya 100 pelaku UMKM dan ribuan pencinta olahraga untuk mengikuti Bira Sunset Run 2022 selama dua hari di lokasi objek wisata daerah ini.

"Festival Phinisi ini memberi ruang bagi pelaku UMKM untuk berpartisipasi menawarkan aneka produknya kepada pengunjung," kata Kadis Pariwisata pemuda dan olahraga Kabupaten Bulukumba Haji Andi Daud Kahal saat dikonfirmasi di sela-sela pembukaan Festival Phinisi.

Dia mengatakan animo para pelaku UMKM yang ada di Kota Bulukumba dan sekitarnya patut diapresiasi, karena awalnya hanya 44 pelaku UMKM yang ikut mendaftar namun jelang pembukaan festival sudah naik lebih dua kali lipat dari jumlah sebelumnya.

Begitu pula dengan peserta Bira Sunset Run 2022 yang diyakini dapat mencapai 1.000 orang hingga jelang pelaksanaan kegiatan yakni 15 - 16 September 2022. Menurut dia, dampak dari pelaksanaan festival tersebut memberikan multiplier efek pada masyarakat setempat khususnya pelaku UMKM yang mulai bangkit setelah masa pandemi COVID-19.

"Belum lagi tempat hunian di Tanjung Bira akan penuh pengunjung. Sedikitnya terdapat 114 hotel atau penginapan dengan 1400-an kamar," kata Kadispapora Bulukumba ini.

Sementara itu, salah seorang pelaku UMKM di Tanjung Bira, Bulukumba, Hasnah mengaku, jelang pembukaan Festival Phinisi, objek wisata ini sudah dibenahi. Termasuk membuka peluang bagi UMKM untuk berpartisipasi dalam memeriahkan Festival Phinisi di lapangan.

 

antara