(voinews.id)Penasehat ekonomi presiden Ukraina Oleh Ustenko mengatakan serangan Rusia di Pelabuhan Odesa menunjukkan upaya untuk melanjutkan kembali ekspor gandum dari negara itu tidak akan mudah.
Padahal, kata dia, Ukraina bisa mengekspor 60 juta ton gandum dalam delapan hingga sembilan bulan jika pelabuhannya tidak diblokade.
"Jika pelabuhan-pelabuhan dibuka sekarang dan kami mengatakan kami perlu memindahkan 60 juta ton gandum... maka kami akan mengangkut 60 juta ton gandum dalam delapan-sembilan bulan," ujar Ustenko, Minggu.
Ukraina dapat memperoleh 10 miliar dolar AS (sekitar Rp149,8 triliun) dengan menjual 20 juta ton gandum dalam silo dan 40 juta ton dari panen barunya, kata Ustenko.
Baca juga: Turki, Prancis bahas ekspor gandum Ukraina
Total panen sebanyak 60 juta ton, 20 juta di antaranya untuk konsumsi dalam negeri, ujar dia.
"Tetapi dengan cara pelabuhan-pelabuhan sedang buka sekarang dan apa yang dilakukan Rusia di Laut Hitam, serangan kemarin menunjukkan bahwa cara itu pasti tidak akan terlaksana" ujar Ustenko.
Rudal Rusia menghantam Pelabuhan Odesa pada Sabtu (23/7), sehari setelah Rusia dan Ukraina, dengan mediasi oleh PBB dan Turki, menandatangani kesepakatan untuk membuka kembali pelabuhan Laut Hitam dan melanjutkan ekspor gandum.
Kesepakatan itu diharapkan dapat mengurangi krisis pangan global yang disebabkan oleh perang.
Ukraina akan membutuhkan 20 hingga 24 bulan untuk mengekspor volume tersebut jika pelabuhannya tidak berfungsi dengan baik, kata Ustenko.
Di lain pihak, Rusia mengatakan rudalnya menyasar infrastruktur militer di Odesa.
Sumber: Reuters
(voinews.id)Kementerian Kesehatan Malaysia mencatatkan 4.816 kasus baru COVID-19 pada Sabtu (23/7) dan penambahan yang besar terjadi di Selangor mencapai 2.249 kasus lokal baru.
Laporan terbaru Kementerian Kesehatan Malaysia (KKM), Minggu, menyebutkan dari 4.816 kasus baru tersebut terdapat dua kasus impor baru, sedangkan kasus aktif bertambah 879 sehingga totalnya menjadi 49.547 pada hari yang sama.
KKM juga mencatat 96,7 persen dari mereka yang terinfeksi COVID-19 menjalani karantina mandiri di rumah, 3,1 persen dirawat di rumah sakit, 0,1 persen di pusat karantina dan perawatan COVID-19 (PKRC).
Hingga Sabtu malam, total akumulasi penerima vaksin COVID-19 lengkap di Malaysia mencapai lebih dari 27.415 juta orang (83,9 persen), sedangkan yang menerima vaksin penguat atau booster mencapai lebih dari 16,174 juta orang (49,5 persen).
Menteri Kesehatan Malaysia Khairy Jamaluddin telah mengimbau warga yang berusia 50 tahun ke atas dan tidak memiliki penyakit penyerta, serta petugas garis depan dan individu yang memiliki risiko tinggi tertular COVID-19 untuk mendapatkan vaksin penguat kedua.
antaranews
(voinews.id)Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya, Provinsi Kalimantan Tengah terus meningkatkan pengawasan terhadap kegiatan masyarakat sebagai upaya mengantisipasi peningkatan kasus penyebaran virus corona.
"Saat ini kasus penyebaran COVID-19 di kota kita kembali mengalami peningkatan. Untuk itu kami kembali menggencarkan pengawasan kegiatan masyarakat, terutama di tempat-tempat publik," kata Ketua Harian Satgas Penanganan COVID-19 Kota Palangka Raya Emi Abriyani, Minggu.
Tempat-tempat publik yang menjadi sasaran pengawasan itu seperti rumah makan, restoran, kafe dan taman kota.
Pengawasan tersebut guna kembali mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menerapkan protokol kesehatan. Warga diminta menggunakan masker dan menjaga jarak serta rutin mencuci tangan menggunakan sabun atau hand sanitizer.
Selain itu, tim Satgas juga menyosialisasikan kepada masyarakat terkait Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 34 Tahun 2022 dan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2021 Tentang Penerapan Disiplin Prokes Dalam Rangka Percepatan Penanganan COVID-19 Dan Pemulihan Ekonomi.
"Meski beberapa waktu lalu pemerintah memberikan kelonggaran masyarakat saat beraktivitas di ruang terbuka, namun karena wilayah kita tengah mengalami peningkatan kasus, maka kita harus kembali menerapkan prokes sehingga penambahan kasus COVID-19 dapat kita minimalkan," katanya.
Apalagi, sampai Sabtu (23/7) kemarin, Satgas Penanganan COVID-19 mencatat terjadi penambahan 29 kasus positif sehingga kasus aktif di "Kota Cantik" mencapai 157 orang. Dari jumlah itu 36 menjalani perawatan di rumah sakit dan 121 lainnya melakukan isolasi mandiri.
Sementara itu, akumulasi pasien COVID-19 sejak pertama kali ditemukan di Kota Palangka Raya mencapai 18.004 orang yang mana 17.297 sembuh, 550 pasien meninggal dunia dan 157 orang masih menjalani perawatan.
"Untuk itu kami juga meminta masyarakat menyelesaikan seluruh tahapan vaksinasi mulai dari pertama, kedua sampai 'booster. Selalu jaga imunitas tubuh untuk mengantisipasi dan meminimalkan keparahan akibat paparan virus corona," katanya.
Vaksinasi merupakan cara melindungi masyarakat dari paparan dan risiko tertularnya COVID-19. Vaksinasi di wilayah "Kota Cantik" itu dilaksanakan puskesmas, rumah sakit hingga di gerai layanan yang digelar berbagai pihak lain yang turut bekerja sama dan terlibat langsung pada program tersebut.
Apalagi, pemerintah pusat juga segera memberlakukan vaksin penguat atau "booster" menjadi syarat perjalanan, terutama yang dilakukan menggunakan pesawat ataupun lintas daerah.
antara
(voinews.id)Pertambahan jumlah penduduk Tiongkok melambat secara signifikan dan populasinya diperkirakan akan mulai menyusut sebelum 2025, demikian menurut harian Global Times.
Data pada Minggu malam menunjukkan bahwa jumlah kelahiran selama 2021 merupakan yang terendah di sejumlah provinsi dalam beberapa dekade, kata koran pemerintah itu.
Angka kelahiran di provinsi Hunan, China tengah, anjlok ke bawah 500.000 untuk pertama kalinya dalam hampir 60 tahun, kata Global Times.
Hanya provinsi Guangdong di selatan yang mencatat kelahiran baru di atas 1 juta, kata koran tersebut.
China sedang berjuang mengatasi penyusutan pesat pada populasinya.
Kondisi itu terjadi saat banyak penduduk muda memilih untuk tidak memiliki anak karena berbagai alasan, termasuk tingginya biaya hidup dan tekanan pekerjaan.
Populasi China diperkirakan mulai menyusut pada 2021-2025, kata Global Times, mengutip Yang Wenzhuang, kepala urusan populasi dan keluarga di Komisi Kesehatan Nasional.
Perubahan undang-undang China tahun lalu, yang membolehkan perempuan memiliki tiga anak, tidak membantu mengurangi penyusutan.
Banyak perempuan mengatakan perubahan itu datang terlambat dan mereka tidak cukup memberikan jaminan pekerjaan dan kesetaraan gender.
Sumber: Reuters