Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Gakkum) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menggelar Operasi Simpatik Pemulihan Ekosistem di Cagar Alam Gunung Tilu Kabupaten Bandung dan Gunung Papandayan Kabupaten Garut, Senin 18 November lalu. Dalam operasi simpatik tersebut Ditjen Penegakan Hukum (Gakkum) bekerjasama dengan Balai Besar Konservasi dan Sumber Daya Alam (BBKSDA) Jawa Barat, Perum Perhutani Pencegahan dan Pengamanan Hutan (KPH) Bandung Selatan, TNI, Polri dan perangkat daerah setempat.
Kepala Sub Direktorat Pencegahan dan Pengamanan Hutan (PPH) Wilayah Jawa dan Bali, Taqiuddin menuturkan tim gabungan ini berupaya melakukan pemulihan kawasan hutan DAS Citarum yang selama ini sudah banyak beralih fungsi lahan menjadi perkebunan sayuran.
Dikatakannya, selama ini di kawasan cagar alam terdapat aktivitas pertanian, seperti menanam sayuran dan lainnya. Sehingga kawasan yang seharusnya hutan dan menjadi kawasan lindung sebagian mengalami degradasi. Aktivitas illegal tersebut berdampak terhadap perubahan ekosistem dan berkurangnya fungsi hutan. Pada saat musim kemarau terjadi kekurangan air atau kekeringan, sedangkan pada musim hujan ancaman banjir dan longsor mengancam kehidupan masyarakat.
Selain lahan hutan yang terancam menyusut, keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya ikut berkurang. Menurut Taqiuddin Cagar Alam dan Taman Wisata Alam Gunung Papandayan dan Cagar Alam Gunung Tilu selama ini merupakan habitat satwa dan tumbuhan tertentu.
Taqiuddin menambahkan, sebelum pelaksanaan operasi pihaknya telah melakukan rangkaian kegiatan, berupa sosialisasi dan penyadartahuan kepada masyarakat sekitar hutan dan peringatan secara tertulis. Bahwa selama ini masyarakat telah bertani di kawasan cagar alam atau taman wisata alam yang dilindungi.
Taqiuddin menambahkan, dengan terbebasnya perambahan Cagar Alam Gunung Papandayan dan Gunung Tilu secara perlahan kawasan tersebut akan mengalami suksesi secara alami menjadi hutan kembali. Pada akhirnya hutan yang sudah pulih akan memberikan kontribusi bagi pengatur tata air dan pencegah banjir.
Selama ini tim gabungan telah menyelamatkan lahan sekitar 7.000 hektare dari rambahan masyarakat. Dan yang telah digunakan sebagai lahan perkebunan sekitar 300 hektar di Cagar Alam dan Taman Wisata Alam.
Gempa bumi kembali terjadi di wilayah Indonesia, kali ini di Ambon. ibukota provinsi Maluku. Diberitakan, sekitar 90 rumah penduduk di kota Ambon rusak akibat gempa yang terjadi pekan lalu. Gempa bumi akhir akhir ini sering mengguncang beberapa wilayah Indonesia termasuk kawasan pariwisata Sebagian wilayah Bali, dan Sulawesi Utara misalnya, juga tidak luput dari gempa bumi yang mengakibatkan rusaknya rumah penduduk dan sarana publik. Selain gempa, Indonesia juga kerap dilanda bencana yang ditimbulkan akibat letusan gunung berapi. Gunung Merapi di Jawa Tengah adalah yang paling sering meletus. Semburan awan panas telah menyebabkan kawasan di sekitar gunung berapi itu terkena dampak, yaitu debu vulkanik . Sebagaimana Bali dan Sulawesi Utara, daerah sekitar Merapi juga merupakan obyek wisata. Salah satunya adalah Candi Borobudur yang merupakan sasaran kunjungan wisatawan asing.
Bencana alam, boleh jadi merupakan penyebab sebagian wisatawan enggan mengunjungi Indonesia. Berbagai informasi menyesatkan mengenai bencana bisa saja menyurutkan niat berkunjung mereka atau membatalkan jadwal yang sudah disusun. Namun bagi sebagian besar wisatawan asing yang akan berkunjung ke Indonesia, informasi mengenai bencana khususanya gempa bumi dan letusan gunung berapi tidak menjadi faktor yang dapat menyurutkan keinginan berwisata ke Indonesia. Bali yang sering terguncang baik oleh gempa bumi atau erupsi gunung Agung, tetap saja menjadi lokasi favorit bagi wisatawan mancanegara.
Tidak menurunnya antusiasme berkunjung ke Indonesia, disebabkan antaralain karena adanya sistem informasi yang semakin hari semakin baik. Instansi pemerintah Indonesia yang bertanggung jawab atas informasi bencana telah berupaya meningkatkan kinerja dan melengkapi diri dengan paralatan deteksi yang cukup canggih. Sekecil apapun gempa yang terjadi, kini senantiasa dapat terdeteksi. Seiring dengan itu, upaya penanggulangan juga dilakukan dengan cepat.
Tak dapat dipungkiri, Indonesia memang salah satu negara yang kerap dilanda gempa dan erupsi gunung berapi. Walaupun demikian, hal ini tak perlu menjadikan Indonesia menakutkan.
Besok, 20 November 2019, dunia akan memperingati World Children’s Day atau Hari Anak Sedunia. Peringatan ini untuk merayakan dan mempromosikan kesejahteraan anak-anak di seluruh dunia. Bertujuan untuk menghargai serta menghormati hak-hak yang harus diterima oleh seorang anak, Hari Anak Sedunia pertamakali dicetuskan oleh Badan Dunia Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) pada tahun 1954. Lima tahun kemudian, pada tahun 1959, PPB mengadopsi deklarasi hak-hak anak dan menetapkan tanggal 20 November sebagai Hari Anak Sedunia. Berdasarkan Konvensi Hak Anak-anak, mereka yang berusia di bawah 18 tahun adalah Anak.
Indonesia menaruh harapan besar pada anak-anak saat ini. Tema peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia tahun ini yaitu, “SDM Unggul Indonesia Maju” adalah salah satu buktinya. Mereka yang berada dalam usia anak saat ini diharapkan dan diarahkan untuk menjadi Sumber Daya Manusia yang unggul untuk membawa Indonesia menjadi lebih maju. Tantangan dan harapan untuk menjadikan anak sebagai manusia yang unggul harus disadari oleh semua pemangku kepemtingan. Mulai dari orang tua, guru, pemerintah dan lingkungan.
Pemerintah Indonesia, melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan berkomitmen memerdekakan unit pendidikan untuk merancang inovasi baru dalam dunia pendidikan. Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nadiem Makarim dalam sambutannya pada acara hari jadi Muhammadiyah ke 107 di Yogyakarta, Senin (18/11) mengatakan ingin terus mencanangkan dan memajukan pendidikan karakter. Salah satunya, seperti yang sudah dilakukan melalui Pendidikan Anak Usia Dini, yang sering disebut dengan PAUD.
Lewat PAUD, lima nilai utama karakter dibangun, yaitu religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong, dan integritas. Nilai-nilai inilah yang diharapkan nantinya akan memperkuat anak-anak Indonesia menjadi sumber daya manusia yang tidak mudah menyerah dalam menghadapi tantangan. Sumber Daya Manusia yang unggul memang harus dibentuk sejak usia dini, atau yang dikenal sebagai periode emas anak-anak. Bagi Indonesia, bukan hanya sekedar kesadaran bahwa inilah yang harus dikuatkan, tetapi tindak nyata yang harus dilakukan. Diharapkan melalui pendidikan anak usia dini yang dilakukan di lebih dari 230 ribu satuan pendidikan atau sekolah di seluruh Indonesia, akan tercipta generasi yang religius, nasionalis, mandiri, memiliki semangat gotong royong yang kuat dan memiliki integritas yang tinggi.. Tentunya karakter yang dibangun sejak dini, harus berkembang lebih baik lagi pada jenjang pendidikan selanjutnya. Setiap unit pendidikan harus terus berinovasi untuk memotivasi setiap peserta didik untuk mengembangkan kemampuan, keahlian, dan karakter untuk menjadi garda terdepan yang membawa Indonesia mencapai Indonesia Emas 2045.
Dengan upaya semua pihak, Anak Indonesia saat ini diharapkan bukan hanya menjadi pemimpin Indonesia, tapi juga tampil sebagai pemimpin di kancah internasional.
Iran kembali dilanda unjuk rasa. Rakyat turun ke jalan di Teheran dan berbagai kota lainnya. Unjuk rasa yang diwarnai tindakan pengrusakan fasilitas umum dipicu oleh keputusan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak. Diberitakan, dalam unjuk rasa yang mulai 3 hari lalu, telah timbul lebih dari 10 orang korban. Selain menurunkan aparat keamanan, Pemerintah Iran juga menutup jaringan internet nasional di hampir seluruh wilayah negara. Sedikitnya 100 demonstran telah ditangkap aparat keamanan.
Unjuk rasa yang luas di Iran bukan baru sekali terjadi. Kesulitan ekonomi yang melanda masyarakat menengah dan bawah, sebelumnya juga sudah mendorong terjadinya unjuk rasa. Di tengah situasi ekonomi yang sulit itu, Presiden Iran Hassan Rouhani mengambil keputusan menaikkan harga bahan bakar minyak. Keputusan itu sesungguhnya merupakan pilihan sulit. Namun pemerintah terpaksa melakukannya Alasan utamanya adalah demi mengatasi persoalan ekonomi negara itu. Akibat diberlakukannya sanksi Amerika Serikat, Iran tidak lagi dapat mengekspor minyak. Padahal ekspor minyak adalah andalan pemerintah untuk menopang dan mempertahankan ekonomi negara.
Kebijakan Presiden Iran yang didukung Ayatullah Ali Khamenei segera menyulut unjuk rasa sebagai bentuk penolakan. Naiknya harga BBM sekitar 50 persen itu memang sangat tidak populer. Padahal Presiden Rouhanni telah menyatakan bahwa hasil penjualan minyak dalam negeri itu akan digunakan untuk mensubsidi rakyat miskin.
Kondisi terakhir di Iran yang digoncang unjuk rasa besar besaran ini juga menandai semakin buruknya hubungan Teheran dengan Washington. Teheran menuduh Washington mendukung aksi unjuk rasa. Tuduhan itu memang beralasan. Di Washington Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo bahkan dengan jelas menyatakan bahwa pemerintah Amerika Serikat berada bersama para pengunjuk rasa. Pompeo menuduh pemerintah Iran menggunakan kekerasan menghadapi para pengunjuk rasa.
Unjuk rasa yang menyebabkan jatuhnya korban jiwa di Teheran, telah memunculkan terjadinya perselisihan baru antara Iran dan Amerika Serikat. Kondisi ini tentu menyebabkan semakin sulitnya upaya untuk mengatasi atau setidaknya mengurangi ketegangan antara kedua negara. Sebelumnya pemerintah Teheran berhasil meredam unjuk rasa yang juga dipicu oleh memburuknya ekonomi akibat sanksi Amerika Serikat. Bagaimana dengan kali ini, masih ditunggu perkembangan selanjutnya.