Borobudur Writers and Cultural Festival (BWCF) kembali digelar pada pada 21 hingga 23 November 2019. Pada gelarannya yang kedelapan ini, Borobudur Writers and Cultural Festival 2019 bertujuan memperingati jejak keilmiahan Petrus Josephus Zoetmulder, rohaniawan asal Belanda yang mengabdikan dirinya untuk meneliti karya-karya sastra Jawa, khususnya Sastra Jawa Kuno. Dalam pembukaan Borobudur Writers and Cultural Festival 2019, Kamis (21/11) di Hotel Tentrem, Yogyakarta, budayawan Indonesia yang juga kurator BWCF, Mudji Sutrisno mengatakan, studi-studi Zoetmulder membuktikan bahwa masyarakat Jawa Kuno telah memiliki tradisi literasi dan tidak kalah unggul dalam hal susastra dan filsafat.
“ Studi-studi Romo Zoetmulder menjadi fundamen dasar bagi siapa saja yang ingin melakukan penelitian mengenai Jawa Kuno. Dari karya Romo Zoetmulder kita menjadi tahu bahwa sesungguhnya masyarakat Jawa Kuno telah memiliki tradisi literasi yang masa letaknya telah ratusan tahun. Bahwa para bikku Jawa kuno memiliki kemampuan membaca sumber-sumber Sansekerta dan kemudian mengadaptasi kisah asli, mengambil saripatinya, menjadi sesuatu yang bernilai sendiri, yang tidak kalah unggul dalam segi susastra dan filsafat “.
Borobudur Writers and Cultural Festival merupakan wahana pertemuan bagi penulis fiksi, non fiksi, pekerja kreatif, aktivis budaya dan keagamaan lintas iman. Tahun ini Borobudur Writers and Cultural Festival mengusung tema “Tuhan dan Alam”. Selain membahas mengenai karya-karya Zoetmulder dan konsep Panteisme, festival yang berlangsung selama dua malam ini juga menghadirkan pentas puisi, monolog, tari dan teater. (voi/indah/edit r)
Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo memastikan tidak akan menghentikan kebijakan penenggelaman kapal pencuri ikan. Bahkan menurut Menteri Edhy, penenggelaman akan langsung dieksekusi di tempat kejadian tanpa menunggu putusan inkrah dari pengadilan. Seperti diketahui, di era Susi Pudjiastuti massif menenggelamkan kapal eks asing yang secara inkrah terbukti mencuri ikan di perairan Indonesia.
Menteri Edhy kepada wartawan, Kamis (21/11/2019) mengatakan, penenggelaman bukan dilanjutkan tetapi memang otomatis. Hanya saja Menteri Edhy tidak ingin penenggelaman kapal menjadi prioritas karena banyak program lain yang juga harus mendapat perhatian. (rri.co.id)
Indonesia dan Malaysia menandatangani Nota Kesepahaman Penegasan Batas Darat atau Outstanding Boundary Problems (OBP) di dua segmen batas wilayah. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dalam rilisnya, di Kuala Lumpur, Kamis menyebutkan, setelah 41 tahun akhirnya kedua negara dapat menyepakati batas wilayah. Tito menambahkan, dua OBP yang disepakati adalah segmen Sungai Simantipal dan segmen C500-C600, kedua batas tersebut terletak di antara Kalimantan Utara dan Sabah yang telah menjadi OBP sejak tahun 1978 dan 1989.
Keberhasilan penandatangan Nota Kesepahaman akan memberi kepastian hukum. Kepastian hukum di wilayah tersebut menjadi hal yang sangat penting, pemerintah Indonesia dapat segera mewujudkan investasi di lokasi dimaksud. Tito yang juga merupakan Kepala Badan Nasional Pengelola Perbatasan (BNPP) mengatakan, nantinya di lokasi tersebut akan segera dibangun Pos Lintas Batas Negara (PLBN). (antara)
Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Inarno Djajadi menilai pasar modal syariah sudah mulai menjadi pilihan investasi bagi masyarakat seiring semakin meningkatnya jumlah investor di pasar modal syariah. Inarno saat pembukaan Sharia Investment Week 2019 di Gedung BEI, Jakarta, Kamis mengatakan, dalam lima tahun terakhir, investor syariah meningkat 2.232 persen. Dari 2.705 investor di akhir 2014 menjadi 62.840 investor per Oktober 2019 dengan tingkat keaktifan 32 persen. Hal tersebut menunjukkan pasar modal syariah sudah mulai menjadi pilihan investasi masyarakat. Sharia Investment Week 2019 berlangsung selama tiga hari dari 21 hingga 23 November 2019 di Gedung BEI, Jakarta. (antara)