Daniel

Daniel

28
June


Konser Peringatan 60 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia Jepang digelar di Gedung Orkestra Sofia, Kota Sakai, Prefektur Osaka, Jepang (24/6). Konser ini menghadirkan kelompok musik anak-anak dan pelajar ternama dari kedua negara. The Resonanz Children's Choir (TRCC) dan Keluarga Paduan Angklung SMA 3 Bandung (KPA3) yang didatangkan langsung dari Indonesia bersama grup, Sakai Daiko dari Osaka dengan alat musik pukul tradisonal Jepang Taiko menghibur sekitar 750 penonton. Dalam konser, TRCC memukau penonton dengan olah vokal dan koreografi apik membawakan lagu-lagu Jepang seperti Sakura dan Sakura Yo, lagu-lagu tradisional Indonesia yakni Yamko Rambe Yamko, Bungong Jeumpa dan Janger hingga lagu-lagu mancanegara termasuk We Will Rock You dan Segalariak. Konsul Jenderal RI Osaka, Mirza Nurhidayat dalam sambutan pembukanya bersama Walikota Sakai dan Ketua Parlemen Daerah Kota Sakai mengatakan, Momentum 60 tahun hubungan diplomatik ini harus dapat kita optimalkan bersama untuk memperkuat kerja sama Indonesia-Jepang di berbagai bidang. Perhelatan musik di Osaka ini diselenggarakan oleh KJRI Osaka berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Sakai, Prefektur Osaka serta didukung oleh PT Pupuk Indonesia (Persero) dan kalangan entrepreneur Indonesia.

Konsulat Jenderal Republik Indonesia-KJRI di Frankfurt Membuka Kursus Bahasa Indonesia

Konsulat Jenderal Republik Indonesia-KJRI di Frankfurt membuka kursus Bahasa Indonesia bagi penutur bahasa Jerman. Seperti dikutip dari keterangan pers yang diterima di Jakarta, Selasa, KJRI Frankfurt pada tahun ini melaksanakan program kursus Bahasa Indonesia tingkat A2 di gedung KJRI Frankfurt. Kursus bahasa Indonesia di KJRI Frankfurt itu menggunakan buku Bahasa Indonesia bagi penutur asing "Sahabatku Indonesia" dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI pada 2016. Program kursus Bahasa Indonesia itu merupakan salah satu upaya KJRI Frankfurt untuk memperkenalkan bahasa dan budaya Indonesia kepada masyarakat Jerman. Pihak KJRI Frankfurt berharap ke depannya akan makin banyak masyarakat Jerman yang terarik untuk mengenal dan mendalami bahasa dan budaya Indonesia.

Kerja sama bilateral Indonesia-Prancis

Kerja sama bilateral Indonesia-Prancis dalam bidang sains, teknologi, pendidikan tinggi, riset dan inovasi adalah bagian dari kemitraan strategis kedua negara yang terbentuk tahun 2011. Berbagai bentuk implementasi dimaksud dibahas melalui forum Joint Working Group (JWG) bidang pendidikan, demi menjalin bentuk kerja sama operasional yang riil antara kedua negara. Forum JWG kini memasuki penyelenggaraan ke-10, yang berlangsung tanggal 26 hingga 28 Juni 2018 di Kota Poitiers, Prancis. Delegasi Pemerintah Indonesia dipimpin oleh Dirjen Kelembagaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi dan Pendidikan Tinggi dari Kemristek Dikti RI, Dr. Patdono Suwignjo. Dalam sambutannya pada pembukaan forum, Dubes RI Paris Dr. Hotmangaradja Pandjaitan menyampaikan apresiasi atas kerja sama yang telah terjalin selama ini. JWG ini merupakan forum strategis untuk terus memperkuat kerja sama bidang pendidikan tinggi, riset, dan inovasi RI-Prancis. Ditambahkan pula, bahwa JWG menjadi cerminan komitmen kedua negara atas nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, toleransi dan keadilan, untuk pembangunan yang terintegrasi dan berkelanjutan, baik politik, ekonomi, pertahanan keamanan, pendidikan, kebudayaan, dan lingkungan. Pengembangan hal ini dicermati Dubes RI Paris sebagai kunci partisipasi aktif kedua negara dan bagi tatanan dunia global. Pemerintah Indonesia terus mendukung dan memfasilitasi misi JWG sejak pertama kali diselenggarakan. Selain diskusi antar peneliti, terdapat pula sesi dialog korporat dan bisnis terkait transfer teknologi dan sains. Ini adalah salah satu jalan, agar kerjasama pendidikan, riset dan inovasi dapat memberikan manfaat ekonomi yang baik rakyat banyak.

27
June

 

Indonesia menjadi tuan rumah pertemuan para diplomat perempuan dan para istri diplomat negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN Ladies Circle/ALC) di Beijing, China, Selasa. Hal itu dikatakan Wakil Kepala Perwakilan RI di Beijing, Listyowati. Pertemuan yang digelar di Wisma Duta Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Beijing itu dihadiri sekira 150 orang, termasuk para tokoh perempuan Indonesia di China. Oleh sebab itu, ia mengemukakan, kesempatan tersebut tidak akan disia-siakan untuk mempromosikan seni, budaya dan kuliner Nusantara.

Acara tersebut juga menjadi ajang pameran beberapa lukisan karya Sih Elsiwi Handayani Oratmangun, istri Djauhari Oratmangun, Duta Besar RI untuk China merangkap Mongolia . Beberapa karya lukisnya menjadi motif busana yang diperagakan dalam acara tersebut dan aksesoris lainnya. Seusai acara inti para tamu undangan menikmati makanan khas Nusantara mulai dari kue pukis, lapis legit, risoles, kue lumpur, hingga nasi goreng, soto ayam, gado-gado, dan sate ayam. Sebelum acara berakhir, para peserta ALC diajak menari poco-poco bersama di rumah dinas Dubes RI tersebut. Antara

27
June

 

Presiden Joko Widodo meminta agar pengamanan terhadap 15.000 delegasi peserta pertemuan tahunan International Monetary Fund-World Bank (IMF-WB) 2018 dari 189 negara di Bali pada Oktober 2018 terjamin. Hal itu disampaikan dalam Rapat Terbatas dengan topik Perkembangan Persiapan Pertemuan Tahunan International Monetary Fund-World Bank Tahun 2018 di Kantor Presiden Jakarta, Selasa. Ia mengatakan waktu pelaksanaan pertemuan IMF-WB 2018 semakin dekat yakni Oktober 2018.

Presiden Jokowi sekaligus menginginkan agar jika ada hambatan dan kendala di lapangan terkait persiapan acara tersebut diharapkan akan dapat diselesaikan sesegera mungkin. Hadir dalam rapat terbatas itu di antaranya Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menkopolhukam Wiranto, Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian, Menkes Nila F Moeloek, Menkeu Sri Mulyani, dan Menhub Budi Karya Sumadi. Antara

27
June

 

Turki kembali dipimpin Recep Tayyip Erdogan[ɾeˈd͡ʒep tɑjˈjip ˈæɾdo(ɰ)ɑn]. Setelah menjadi penguasa di negara yang berada di antara Asia dan Eropa selama 15 tahun, Erdogan kembali menang dalam Pemilihan Umum yang dilaksanakan hari Minggu (24/6). Recep Tayyip Erdogan kembali menjadi Presiden Turki untuk masa jabatan berikutnya setelah meraih suara mayoritas.

Lebih dari 56 juta rakyat Turki telah memberikan suaranya dalam pesta demokrasi yang dilaksanakan pertama kalinya   sejak Turki mengubah sistem pemerintahan dari parlementer ke presidensial. Perubahan system pemerintahan itu terjadi sebagai  hasil referendum tahun lalu.  Pada pemilu sebelumnya, Erdogan juga mengalahkan para  pesaingnya, termasuk  lawan politik utama, Muharrem Ince. 

Kantor berita Turki, ANADOLU, melapokan Erdogan dipastikan berhak meraih kursi presiden setelah mendapatkan dukungan 52,5 persen suara, sedangkan Muharrem Ince memperoleh 31, 5 persen. Ince adalah calon Presiden Turki yang mewakili kelompok sekuler dari Partai Republik Rakyat, CHP.  

Dalam pidato kemenangannya, Erdogan berjanji akan melanjutkan upaya untuk membebaskan Suriah. Juga  mengembalikan para pengungsi dari Negara itu yang kini mengungsi di sejumlah negara, termasuk Eropa Barat.

Pernyataan politik pertama tersebut, tidak hanya memberikan semangat kepada para pemilihnya, tetapi juga menjadi isyarat politik luar negeri Erdogan. khususnya menyangkut konflik di Suriah yang telah menewaskan ribuan penduduk serta membuat banyak warganya   lari mencari selamat ke luar negeri. Penegasan Erdogan itu tentu akan menjadi perhatian berbagai  negara yang kini terlibat dalam konflik Suriah, seperti  Amerika Serikat, Rusia, Iran dan Arab Saudi.

Sangat boleh jadi Negara-negara pendukung pemerintah Presiden Assad di Suriah, yaitu Rusia dan Iran, sudah mempunyai ancang-ancang terhadap langkah Erdogan di waktu mendatang. Turki di bawah Erdogan, kedepannya akan terus berusaha menjadikan diri sebagai negara yang semakin diperhitungkan dalam upaya penyelesaian konflik di Suriah.