Daniel

Daniel

12
April

 

Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara-TNI-AU mengerahkan pesawat-pesawatnya untuk mengangkut alat pelindung diri (APD) dan masker untuk digunakan menangani COVID-19 di Papua. Komandan Lanud Silas Papare Marsma TNI Tri Bowo kepada Antara, Sabtu menyatakan, berbagai kebutuhan untuk penanganan COVID-19 di Papua sudah tiba, Jumat (10/4) sebanyak 3,4 ton yang merupakan bantuan dari Gugus Tugas COVID-19 Pusat.Selain mengangkut 3,4 ton APD dan masker milik Papua, pesawat Boeing 7306 dengan pilot Kapten (pnb) Erik juga mengakui 1,2 ton APD dan masker milik Papua Barat.

Menurutnya, bantuan kemanusiaan tersebut berasal dari Junior Dokter Indonesia (JDI) dr Tirta cs yang dikoordinir Gugus Tugas Covid-19 yang ada di pusat.Sebagai contoh barang-barang APD dan masker atau alat kesehatan yang dibeli dari berbagai kota diluar Papua bisa dikoordinir dan dijadikan satu sehingga dapat diangkut bersamaan dengan menggunakan pesawat milik TNI-AU. Antara

12
April

 

Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) melalui Direktorat Jenderal Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan menerapkan protokol pencegahan penyebaran COVID-19 dalam penanganan ABK kapal pencuri ikan  yang ditangkap di kawasan perairan nasional.Direktur Jendral-Dirjen Pengawasan Sumber Daya Kelautan dan Perikanan KKP Tb Haeru Rahayu dalam siaran pers di Jakarta, Sabtu, menyatakan, sebanyak 22 awak kapal berkewarganegaraan Vietnam yang ditangkap di Laut Natuna Utara telah menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan yang dilakukan oleh Kantor Kesehatan Pelabuhan Kota Batam pada Jumat (10/4).

Ia menjelaskan pemeriksaan kesehatan ini penting dilakukan sebagai upaya pencegahan dan prinsip kehati-hatian agar proses penegakan hukum yang akan dilakukan oleh KKP tidak membawa implikasi dan permasalahan baru terkait dengan penyebaran pandemi Covid-19 yang saat ini menjadi perhatian semua pihak. Berdasarkan hasil pemeriksaan Kantor Kesehatan Pelabuhan Batam tersebut, 22 awak kapal tersebut dinyatakan dalam kondisi sehat dan tidak ada indikasi yang terpapar oleh COVID-19. Antara,

12
April

 

Amerika Serikat-AS  mendukung respons Indonesia dalam upaya  mengatasi pandemi infeksi virus corona baru (COVID-19) dengan memberikan bantuan senilai 2,3 juta dolar AS (sekitar Rp36 miliar). Dana sumbangan tersebut disiapkan melalui Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID). Demikian menurut keterangan Kedubes AS di Jakarta, Jumat. Kuasa Usaha Ad Interim Kedutaan Besar Amerika Serikat Heather Variava mengumumkan Pemerintah AS, melalui USAID, akan memberikan bantuan darurat senilai 2,3 juta dolar itu kepada Indonesia sebagai bagian dari upaya global Amerika Serikat untuk memerangi penyebaran COVID-19. 

 

Bantuan darurat itu akan mendukung upaya Kementerian Kesehatan, Kantor Staf Presiden (KSP), dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB Indonesia, demikian disebutkan dalam keterangan tersebut.  Pemerintah AS memberikan dana bantuan itu dari Dana Cadangan Darurat USAID untuk Penyakit Menular melalui lembaga dan program multilateral yang dipimpin oleh mitra pelaksana USAID di masing-masing negara. Bantuan untuk respons COVID-19 Indonesia tersebut akan segera digunakan untuk memperkuat kapasitas laboratorium, mempercepat pengujian, dan meningkatkan pelacakan COVID-19 di tingkat komunitas. Antara

12
April

 

Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) At-Taqwa yang berada di lingkungan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Manila menyerahkan bantuan berupa bahan makanan dan obat-obatan kepada 19 anggota jemaah tabligh asal Indonesia yang saat ini mengungsi di Masjid Golden Mosque di Filipina. Bantuan bahan makanan ini merupakan tahap kedua (yang diserahkan ke jemaah

tabligh, red) setelah pada akhir Maret 2020, KBRI Manila juga menyerahkan bantuan bahan makanan dan obat-obatan. Hal itu dikatakan Pejabat bidang Penerangan, Hubungan Masyarakat, dan Media KBRI Manila, Agus Buana lewat pesan singkat yang diterima di Jakarta, Jumat. Ia menjelaskan bantuan tahap kedua itu berasal dari komunitas pengajian DKM At-Taqwa.Agus menjelaskan 19 jemaah tabligh asal Indonesia yang berada di Manila saat ini dalam kondisi sehat.Setidaknya ada 30 jemaah tabligh asal Indonesia yang berada di Filipina. Dari jumlah itu, 19 di antaranya berada di Manila dan 11 lainnya ada di Davao.Rombongan anggota jemaah tabligh itu belum dapat dipulangkan ke Tanah Air, karena Pemerintah Filipina menetapkan aturan karantina wilayah di Luzon, yang mencakup kawasan ibu kota negara di Manila. Antara