(voinews.id) Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah terus mewaspadai dampak perang di Ukraina yang menjadi tantangan baru bagi pertumbuhan ekonomi nasional.Menkeu Sri Mulyani di Jakarta Selasa mengatakan, perang yang terjadi di Ukraina menimbulkan spillover dan rambatan yang sangat banyak dan pelik, seperti disrupsi supply chain dan kenaikan harga komoditas dan ini memunculkan tantangan lebih rumit.
Tidak seperti di tahun 2019 dan 2020/ pada kuartal I 2022 pandemi COVID-19 dapat lebih terkendali, tetapi konflik geopolitik membawa tantangan baru bagi perekonomian nasional. Menurutnya di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa, inflasi telah mencapai 5,7 persen hingga 8 persen. Diperkirakan negara-negara tersebut akan merespons dengan melakukan pengetatan moneter. Sri Mulyani menegaskan, kenaikan inflasi dan suku bunga di AS dan Eropa akan melemahkan perekonomian negara-negara berkembang. Jadi tantangan di 2022 berbeda dengan sebelumnya.antara
(voinews.id) Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN Erick) Thohir mencatat permintaan bus listrik dalam negeri cukup tinggi. Pemegang saham pun meminta PT Industri Kereta Api (Persero) INKA dan Stadler Rail Group asal Swiss segera merealisasikan produksinya. Wakil Menteri BUMN II, Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, pihaknya sudah memberi instruksi agar manajemen INKA segera memproduksi bus listrik melalui pabrik di Banyuwangi, Jawa Timur.
Kartika Wirjoatmodjo dikutip Selasa (10/5/2022) menegaskan, produksi bus listrik mulai besar demand-nya. Dia menilai pabrik INKA di Banyuwangi sangat strategis. Pasalnya kawasan industri itu berdekatan dengan pusat logistik dan pelabuhan. Dengan begitu proses produksi bus listrik lebih mudah dilakukan di pabrik ini. antara
(voinews.id) Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita mengungkapkan, industri pengolahan nonmigas mampu mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,47% atau lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi nasional yang mencapai 5,01% pada triwulan I tahun 2022. Kinerja sektor manufaktur tersebut juga naik signifikan dibanding pada periode yang sama tahun lalu yang mengalami kontraksi 0,71%. Menperin Agus Gumiwang Kartasasmita Selasa (10/5/2022) menegaskan di tengah situasi ekonomi dan politik global yang sedang mengalami gejolak dan penuh ketidakpastian, juga adanya dampak pandemi Covid-19, kinerja sektor industri manufaktur Indonesia mampu tumbuh gemilang.
Adapun subsektor yang menjadi penopang kinerja pertumbuhan industri pengolahan nonmigas selama triwulan I-2022, di antaranya adalah industri alat angkutan yang tumbuh sebesar 14,20%, diikuti industri tekstil dan pakaian jadi (12,45%) serta industri mesin dan perlengkapan (9,92%). Agus menegaskan, tren positif pertumbuhan industri nasional harus terus dijaga dan lebih ditingkatkan lagi. antara
Voice of Indonesia Kembali menyelenggarakan acara Diplomatic Forum yang ke 41 dengan tema “ Dari Pandemi ke Endemi, Bagaimana Dunia Belajar Hidup Berdampingan dengan Covid-19 . Tema yang diusung dalam Diplomatic Forum yang berlangsung di Jakarta hari Selasa (10/5) dimaksudkan untuk menjawab pertanyaan, mengenai kesiapan negara-negara, termasuk Indonesia untuk mengubah status Pandemi ke Endemi, serta bagaimana dampaknya perubahan status tersebut terhadap pembangunan ekonomi negara- negara di dunia. Duta Besar India untuk Indonesia Manoj Kumar Bharti yang hadir dalam acara tersebut menyampaikan dunia harus mampu untuk dapat hidup berdampingan dengan Covid-19, namun tetap mewaspadai virus yang dapat mematikan tersebut.
“Jadi saran saya yaitu kita tinggalkan pandemi ini sekarang. Sekarang itu 70 persen dari populasi sudah diokulasi, divaksinasi selama kita mengambil tindakan pencegahan yang normal dari hubungan sosial. Kita sekarang harus menjadikan pandemi ini dengan definisi lain dari Flu. Jadi mari kita jalani hidup kita dengan biasa, berhati-hati, dan tetap sadar akan kenyataan bahwa virus ada di sekitar kita.”
Sementara itu Direktur Promisi Pariwisata, Kedutaan Besar Malaysia untuk Indonesia, Junus Suhid yang juga hadir dalam acara Diplomatic Forum ke 41 mengatakan, dunia sudah cukup menderita dengan merebaknya virus Covid-19. Oleh karena itu menurut Junus Suhid setiap negara harus tetap berupaya optimal untuk menanggulangi penyebaran covid-19, sehingga status endemi dapat terjaga.
“Setiap orang sangat senang berada di status endemik. Tetapi dalam keinginan kami untuk merevitalisasi ekonomi Malaysia dan menjadikan penghidupan lebih bermakna, menurut saya kita harus menyikapi Standard Operating Procedures (SOP) yang diberikan oleh pemerintah. Kita harus menjaga keseimbangan agar endemik tetap menjadi endemik. Kami tidak ingin wabah datang kembali. Kami sudah sangat menderita. Oleh karena itu perhatikan semua SOP yang diberikan oleh pemerintah.”
Sementara Pemerintah Indonesia belum mengumumkan transisi dari Pandemi ke Endemi. Bahkan Presiden Joko Widodo memandang bahwa transisi ini harus dilakukan secara hati- hati melalui berbagai tahapan. Ahmad Faisal melaporkan.