Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengingatkan kondisi perekonomian nasional dalam negeri dalam menghadapi gejolak perekonomian dunia. Menteri Luhut menyebut, banyak negara sedang mengalami persoalan ekonomi, seperti yang dialami Venezuela, Argentina, hingga Italia.
Begitu juga dengan dampak dari perang dagang antara Republik Rakyat Tiongkok dengan Amerika Serikat, yang dapat mengundang gejolak ekonomi di berbagai negara lain, termasuk Indonesia. Menteri menilai, meski ekonomi masih baik, pemerintah perlu mewaspadai kondisi perekonomian global.
Republika.
Kota Bekasi di Jawa Barat akan menggandeng investor asing untuk mengelola sampah. Sebelumnya Pemerintah Kota Bekasi telah bekerja sama dengan PT. Nusa Wijaya Abadi untuk membangun Pembangkit Listrik Tenaga Sampah. Kali ini pengelolaan sampah akan menggandeng tiga negara, yaitu Jepang, Korea Selatan, dan Jerman.
Seperti ditulis Antara, Wakil Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, Rabu (14/8) menjelaskan, kerja sama ditujukan untuk mengelola sampah dalam skala mikro. Ia menyebutkan, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah Sumur Batu, Bantargebang, Bekasi, baru dapat memusnahkan sekitar 120 ton sampah per hari. Sementara dalam satu harinya sampah di Kota Bekasi mencapai 1.500 ton.
Republika.
Pemerintah Indonesia berkomitmen mengembangkan energi baru terbarukan sebagai pengganti energi fosil, yang persediaan dan cadangannya semakin menipis.
Seperti dikutip Antara, Wakil Menteri Energi Sumber Daya Mineral Indonesia Archandra Tahar di Solo, Rabu mengatakan, saat ini Indonesia bukan lagi dalam posisi untuk memilih apakah akan memakai energi baru terbarukan atau tidak. Menurutnya, penggunaan energi baru terbarukan merupakan sebuah keharusan. Karena fosil makin lama makin berkurang, dan suatu saat mungkin Indonesia tidak memproduksi lagi.
Antara.
Penasihat Khusus Bidang Kebijakan Inovasi dan Daya Saing Industri Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menilai Indonesia bisa menjadi pemain atau produsen utama baterai lithium untuk kendaraan listrik di dunia. Indonesia bisa menjadi pemain utama baterai lithium, karena Indonesia memiliki bahan baku utamanya.
Seperti dikutip Antara, Satryo Soemantri Brodjonegoro dalam seminar bertema Kendaraan Indonesia Masa Depan di Jakarta, Rabu mengatakan, lithium adalah unsur logam yang selalu ada dalam baterai. Ia menyebutkan, Indonesia saat ini hanya memasok bahan baku nikel dan kobalt untuk industri negara Iain dalam bentuk bijih dan nickel matte. Pemerintah diharapkan menghentikan ekspor bijih nikel, dan mengembangkan baterei menggunakan nikel dan kobalt yang tersedia. Sebesar 48 sampai 60 persen komponen baterei kendaraan listrik merupakan logam nikel. Dengan demikian, nikel Indonesia menjadi komoditi yang sangat strategis untuk dikembangkan.
Antara.