Sumarno

Sumarno

24
June

 

Research Associate IGJ Hafidz Arfandi dalam diskusi Policy Center ILUNI UI di Jakarta, Kamis.  

Foto : antaranews.com/Ade Irma Junida

Peneliti Indonesia for Global Justice (IGJ) menilai pemerintah Indonesia bisa meniru strategi yang dilakukan pemerintah Vietnam dalam memanfaatkan situasi perang dagang Amerika-Republik Rakyat Tiongkok  untuk kemajuan perekonomian.Akan tetapi, dia menyayangkan di tengah terbukanya peluang memanfaatkan celah perang dagang Amerika-Tiongkok  justru kapasitas industri nasional melemah.

Hafidz Arfandi seperti dilaporkan  Antara, Minggu menyebutkan, pemerintah harus memberi insentif untuk menyambut relokasi industri dari Tiongkok  terutama yang punya orientasi ekspor ke Amerika, atau membuat kontrak-kontrak alternatif agar produk Indonesia bisa menjadi substitutif di pasar Amerika.Menurut dia, perang dagang Amerika-Tiongkok akan berlangsung dalam waktu yang lama dan tidak bisa ditentukan kapan berakhirnya. Untuk itu, pemerintah Indonesia harus menjadi pemain substitutif dari kedua negara tersebut. antara.

24
June

 

Para kepala negara dan pemerintahan Asean memahami perhatian sejumlah negara anggota pada isu akses pasar dan perlakuan yang tidak adil terhadap minyak sawit. Pernyataan para pemimpin Asean dalam Chairman's Statement of the 34th Asean Summit, Minggu (23/6/2019), menegaskan kembali dukungan bagi upaya negara-negara anggota untuk menangani keberlanjutan minyak sawit, termasuk ikatan berkelanjutan dengan pihak-pihak terkait.

Sebelumnya dalam pertemuan bilateral antara Presiden Joko Widodo dengan Perdana Menteri Thailand Prayut Chan-o-cha di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi Asean ke-34, kedua pemimpin memberikan perhatian terhadap CPO dan karet. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi yang turut dalam pertemuan tersebut mengatakan, terkait CPO, Indonesia menyatakan apresiasi terhadap dukungan Thailand dalam upaya untuk memerangi diskriminasi di bidang CPO.Dikatakan Indonesia  juga menghargai dukungan Bangkok bagi karet Indonesia sehingga harga komoditas itu  meningkat lagi di pasar Internasional. antara.

24
June

 

Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN ke - 34 di Bangkok, Thailand, Minggu (23 Juni 2019), menghasilkan sejumlah dokumen. Diantaranya, diadopsinya "ASEAN Indo-Pacific Outlook" oleh para kepala negara di Asia Tenggara. Indonesia merupakan negara anggota ASEAN yang menginisiasi pentingnya bagi Asia Tenggara untuk memiliki naratif tersendiri bagi kawasan Indo-Pacific. Pengamat hubungan internasional dari universitas Padjajaran Bandung, Teuku Rezasyah, mengatakan, dengan resmi diadopsinya "ASEAN Indo-Pacific Outlook", itu artinya 10 negara di Asia Tenggara secara tegas menunjukkan komitmennya sejak dini untuk berada di posisi "Driving Seat" atau "Kursi Penyetir".

Lebih lanjut Reza menambahkan, ASEAN dengan penduduknya yang mencapai sekitar 650 juta jiwa, memiliki peran besar pula dalam memberikan ide terkait kawasan Indo-Pacific. Selain menurut Reza, dalam saat yang bersamaan negara-negara besar yang merupakan mitra ASEAN, juga penting untuk memposisikan asosiasi tersebut sebagai "Sentralitas" di kawasan.

Kalau press leadership dikendalikan oleh driver dibawa entah kemana. Tahu tahu dibawa dilibatkan dalam persaingan Amerika serikat dengan lawan Cina, itu repot. Jadi tepat sekali ibu retno sejak dini mengatakan Asean harus Driving Seat bukan di driver seat.”

Teuku Rezasyah menjelaskan, tugas besar juga menjadi PR 10 negara anggota ASEAN untuk kemudian sepaham berkomitmen mematangkan berbagai butir didalam "ASEAN Indo-Pacific Outlook" di dalam pemerintahan dalam negeri masing-masing. Reza menambahkan, hal itu dilakukan sebelum langkah selanjutnya menjadikan "ASEAN Indo-Pacific Outlook" sebagai suatu kebijakan bagi negara-negara Asia Tenggara.

Indonesia merupakan negara penginisiasi untuk diadopsinya konsep Indo-Pasifik oleh negara-negara ASEAN. Bagi Indonesia konsep tersebut adalah sebuah konsp untuk menjaga perdamaian, stabilitas, serta kesejahteraan di kawasan Indo-Pasifik berlangsung baik di tengah-tengah dinamika geopolitik dan geostrategi yang saat ini berubah dengan cepat. 

Retno Mandasari.

24
June

 

Pengamat pariwisata dari Universitas Jenderal Soedirman Chusmeru mengatakan pengembangan pariwisata di daerah perlu berlandaskan pada kearifan lokal yang dijunjung tinggi oleh masyarakat setempat.Chusmeru di Purwokerto, Jawa Tengah Minggu mengatakan, dalam proses perencanaan maupun pengembangan objek dan daya tarik wisata perlu berlandaskan kearifan lokal.

Dia menjelaskan, proses perencanaan dan pengembangan pariwisata perlu mempertimbangkan nilai-nilai sosial budaya yang ada di daerah misalnya melalui musyawarah, gotong royong, maupun mitologi yang dipercaya oleh masyarakat.Jangan sampai, pengembangan pariwisata di daerah semata direncanakan oleh pemerintah daerah dan investor saja tanpa melibatkan masyarakat agar proses perencanaan berjalan optimal, misalnya melalui rembug warga. antara.