Produsen gula terbesar di benua Afrika yang berpusat di Afrika Selatan, Illovo Sugar Africa tertarik mengembangkan varietas tebu lahan kering NXI-4T karya peneliti senior sekaligus Ketua Center for Development of Advance Science and Technology (CDAST) Universitas Jember (Unej) Prof Bambang Sugiharto. Ketertarikan tersebut disampaikan langsung oleh Senior Scientist Illovo Sugar Africa, Nickholas Grantham, di sela-sela lima hari kunjungannya di Kabupaten Jember, Jawa Timur dan beberapa kota lokasi penanaman tebu lahan kering NXI-4T di Jawa Timur pada 17-21 Juni 2019.
Senior Scientist Illovo Sugar Africa, Nickholas Grantham, di Jember, Jumat, mengatakan, Tebu tahan kering karya Bambang Sugiharto terbukti dapat tumbuh subur di lahan kering sehingga cocok ditanam di perkebunan tebu yang dikelola oleh Illovo Sugar Africa yang tersebar di beberapa negara Afrika, yang umumnya adalah lahan kering.Ketertarikan pria peraih gelar doktor dari University of Cambrigde untuk menanam tebu varietas tahan kering NXI-4T semakin bertambah tinggi saat melihat langsung tebu varietas yang ditanam oleh PTPN XI di lahan milik Pabrik Gula (PG) Soedhono di Ngawi.Selama kunjungannya di Indonesia, Nick Grantham juga berkesempatan mengunjungi Pabrik Gula Semboro Jember dan kebun percobaan Universitas Jember di Jubung dengan didampingi Bambang Sugiharto.ant.
Menteri Komunikasi dan Informatika, Rudiantara mengatakan teknologi finansial atau tekfin merupakan salah satu alat yang mendorong Indonesia ke arah ekosistem ekonomi digital yang positif.Mereka bukan bagian kecil dalam suatu pasar tapi dapat mendorong Indonesia ke ekosistem ekonomi digital.
Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara Rudiantara dalam acara 'Seminar Fintech and Digital Economy Ecosystem di Indonesia' yang diselenggarakan oleh Masyarakat Telematika Indonesia (Mastel) di Jakarta, Jumat mengatakan ekosistem ekonomi digital yang didorong oleh tekfin menekan 'Rasio Gini' semakin kecil. ‘Rasio Gini' merupakan ketimpangan antara kaya dan miskin, jarak yang berbeda jauh itulah yang ingin pemerintah hilangkan lewat ekosistem ekonomi digital.Ant
Penerbangan langsung rute Jakarta-Phnom Penh, yang dioperasikan salah satu penerbangan swasta nasional (Citilink Indonesia), diharapkan bisa mendongkrak jumlah wisatawan mancanegara asal Kamboja ke Indonesia. Duta Besar Indonesia untuk Kamboja Sudirman Haseng dalam acara penerbangan perdana Citilink Indonesia rute Jakarta-Phnom Penh di Phnom Penh, Kamboja, Jumat, optimistis jumlah kunjungan wisatawan Kamboja ke Indonesia akan meningkat dua kali lipat. Dengan adanya penerbangan ini jumlah wisman Kamboja bisa meningkat dua kali lipat.
Dia menyebutkan wisatawan Kamboja ke Indonesia pada 2018 meningkat 28 persen, yakni mencapai 8.000 orang dibanding 2017 sebanyak 5.000 orang. Dari segi jumlah memang masih kecil, tapi dari segi persentase meningkat signifikan. Sudirman mengatakan untuk terbang ke Indonesia dari Kamboja biasanya transit selama empat jam. Karena itu menurut Sudirman, dengan adanya kemudahan akses melalui penerbangan langsung, diharapkan menumbuhkan kerja sama bukan hanya di bidang pariwisata, melainkan pula di bidang insfrastruktur, properti, dan perdagangan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan provinsi Nusa Tenggara Timur, Ganef Wurgiyanto, mengatakan, pemerintah daerah terus memperkuat sentra-sentra produksi rumput laut yang menyebar di provinsi setempat, untuk mendukung kegiatan ekspor secara berkelanjutan. Ganef Wurgiyanto, seperti dilaporkan Antara di Kupang, Kamis (20/6) menjelaskan, intervensi bantuan berupa fasilitas utama untuk produksi rumput laut, seperti benih dan tali, ia salurkan untuk memperkuat kapasitas produksi, agar pasokan bahan baku untuk ekspor terus berjalan.
Ia menyampaikan hal itu terkait upaya pemerintah provinsi Nusa Tenggara Timur untuk menjaga keberlanjutan ekspor rumput laut dari provinsi setempat, yang sudah dimulai untuk pertama kalinya pada Mei lalu. Ia menyebutkan sejumlah lokasi pengembangan rumput laut yang menjadi sentra produksi, antara lain di Kabupaten Kupang, yakni Tablolong, Sulamu, dan Pulau Semau. antara.