Wakil Presiden Jusuf Kalla mengatakan pesta demokrasi di Indonesia pada 2019 menjadi pemilihan umum paling rumit di dunia, karena masyarakat dihadapkan pada lima jenis pemilihan. Orang akan memilih lima tingkatan: DPR, DPRD provinsi, DPRD kabupaten-kota, DPD dan presiden-wakil presiden. Demikian dikatakan Jusuf Kalla saat memberikan kuliah umum Penutupan Program Reguler Angkatan ke-57 dan ke-58 Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) Lembaga Ketahanan Nasional Tahun 2018 di Jakarta, Senin.
Jusuf Kalla mengatakan, dari lima jenis pemilihan umum secara serentak tersebut, terdapat 400 faktor untuk menghitung perolehan suara. Dikatakan, dalam Pemilu 2019 nanti, ada lima lembar surat suara yang harus dicoblos oleh pemilih. Dengan banyaknya surat suara dan peserta Pemilu dari pemilihan DPRD hingga Presiden, Kalla meyakini perhitungan suara juga akan banyak memakan waktu. Wapres juga mengingatkan akan adanya perhatian lebih dari masyarakat mengenai hasil penghitungan cepat atau "quick count". Menurutnya, masyarakat akan lebih memperhatikan perolehan penghitungan suara pemilihan presiden daripada pemilihan legislatif. antara
Perhelatan Asian Agriculture and Food Forum (ASAFF) yang diselenggarakan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) sudah siap dilaksanakan pada 28 hingga 30 Juni 2018 di Jakarta Convention Center (JCC). ASAFF 2018 mengusung tema " Transforming Challenges into Opprotunities : Agricultural Innovation and Food Security". Ada lima program kegiatan utama, yaitu Konferensi Pangan Asia, Pameran Pertanian Asia, Forum Bisnis, Food Festival, dan Anugerah Penghargaan Inovasi Pertanian.
Konferensi Internasional mengenai pertanian dan keamanan pangan menghadirkan sejumlah narasumber kompeten dari dalan negeri dan sejumlah negara Asia. Ketua Umum HKTI Jendral (Purn) Moeldoko dan Perwakilan FAO untuk Indonesia dan Timor Leste, Stephen Rudgard akan menjadi pembicara kunci. Dalam keterangannya, Moeldoko, mengemukakan HKTI menggelar Asian Agriculture and Food Forum 2018 adalah untuk membangun kekuatan pangan dan pertanian di negara-negara Asia. antara
Jepang sebagai salah satu negara mitra strategis Indonesia berupaya meningkatkan nilai investasinya di Indonesia. Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, usai pertemuan bilateral dengan Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono, Senin 25 Juni di Jakarta, mengatakan salah satu upaya tersebut diantaranya adalah menjadikan Indonesia sebagai basis atau tempat produksi bagi produk manufaktur Jepang yang ditujukan untuk pasar ketiga termasuk negara-negara anggota ASEAN.
“Di sektor investasi, investasi Jepang di Indonesia mencapai 5 miliar Dollar AS pada tahun 2017, investor terbesar kedua di Indonesia pada tahun 2017. Oleh karena itu, diskusi kami pada hari ini menekankan pada penguatan lebih lanjut momentum positif ini. Terus mengupayakan agar Indonesia menjadi basis produksi untuk produk manufaktur Jepang untuk pasar ketiga, termasuk ASEAN.”
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi lebih lanjut mengatakan, untuk mewujudkaan keinginan tersebut, perundingan Kesepakatan Kemitraan Ekonomi Indonesia-Jepang atau GR-IJEPA harus segera diselesaikan agar kerjasama saling menguntungkan bagi kedua negara dan berjalan tepat waktu, dimana 2018 adalah perayaan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia-Jepang. Jepang merupakan investor terbesar kedua di Indonesia dengan nilai investasi pada 2017 sebesar 5 miliar dolar AS. Adapun total nilai perdagangan kedua negara pada 2017 naik 13,54 persen dibanding 2016 atau menjadi 33,03 miliar dolar AS. (voi/Rezha)
Dalam pertemuan the 6th Strategic Dialogue Menteri Luar Negeri Republik Indonesia (RI) Retno Marsudi dan Menteri Luar Negeri Jepang Taro Kono kembali menyepakati peningkatan kerjasama maritim dan perikanan antara kedua negara. Menteri Luar Negeri Taro Kono dalam konferensi persnya pada Senin, 25 Juni di Jakarta mengatakan, peningkatan kerjasama maritim dan perikanan antara Indonesia dan Jepang memiliki arti penting dan sangat strategis bagi kedua negara yang dengan konsep pengembangan maritim yang dimilikinya. Kedua Menteri Luar Negeri juga menyepakati kerjasama Integrated Marine and Fisheries Centers and Fish Market di pulau-pulau terluar Indonesia.
“Kami akan meningkatkan kerja sama maritim. Hal ini sangat berarti bagi strategi maritim kedua negara, yaitu strategi Free dan Open Indo Pacific Jepang dan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia. Kami baru saja menyelesaikan penandatanganan pertukaran nota dalam program pengembangan sektor perikanan di pulau-pulau terluar. Jepang akan melanjutkan pelaksanaan pembangunan pulau-pulau terluar seperti yang disepakati pada September tahun lalu.”
Menteri Luar Negeri Taro Kono menambahkan, ia dan Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga telah menyepakati sinergi antara konsep Free and Open Indo-Pacific Strategy Jepang dan Indo-Pacific yang diinisiasi oleh Indonesia melalui mekanisme regional seperti ASEAN, dan East Asian Summit (EAS) di kawasan Samudra Pasifik dan Indian Ocean Rim Association (IORA) di kawasan lingkar Samudra Hindia. Sedangkan untuk kerjasama Integrated Marine and Fisheries Centers and Fish Market, Pemerintah Jepang dalam waktu dekat berencana membangun enam sentra perikanan di enam pulau terluar Indonesia, yakni Biak, Moa, Morotai, Natuna, Sabang, dan Saumlaki. (voi/Rezha)