Suprapto

Suprapto

20
March


Perpaduan rasa asin, manis, asam dan pedas ada dalam sepiring sate bulayak. Sate khas Lombok ini adalah sajian yang wajib Anda coba saat menjelajah kawasan Nusa Tenggara Barat. Sate bulayak menggunakan sapi sebagai bahan utamanya. Biasanya penjaja memberikan pilihan sate daging, jeroan, atau campur. Ada juga yang menyajikan pilihan daging ayam.

Racikan bumbu sate bulayak mengandung rempah-rempah Suku Sasak. Buah asam Sumbawa adalah salah satu yang membuat special rasanya.

Bumbu sate bulayak dibuat dari kacang tanah sangrai yang ditumbuk dan direbus bersama bumbu dapur. Rempah lain seperti bawang merah dan bawang putih, ketumbar, lengkuas, terasi, cabai, dan jintan juga digunakan dalam bumbu sate.

Bumbu tersebut dihaluskan lalu digoreng, dimasak dengan santan hingga mengental. Hasil akhirnya mirip bumbu kari berwarna oranye.

Di Nusa Tenggara Barat ini, menyebut sate bulayak saja langsung teringat Kecamatan Narmada, tempat asal kuliner ini. Memang banyak yang bukan dari daerah aslinya membuat sate bulayak tapi rasanya kurang enak dan biasanya bumbunya encer, sementara satenya dibakar, diberi perasan jeruk nipis dan sambal setelah matang.

Selain bumbu khas Lombok, bulayak, pendamping sajian lainnya yang mirip lontong dan ketupat merupakan ciri khas masakan kaya cita rasa ini.

Bulayak dibuat dari beras ketan dan santan. Dibungkus menggunakan daun pohon enau, sehingga meninggalkan aroma daun yang menambah sedap. Daun ini dililit melingkar, memudahkan penikmat sate menyantapnya. Tekstur bulayak padat namun terasa lembut dan gurih di lidah.

Bentuknya memanjang ramping sekitar 12 sentimeter. Seporsi sate biasanya dilengkapi enam buah bulayak yang disajikan terpisah.

20
March

Keroncong

Published in pop music

Edisi kali ini, menghadirkan lagu-lagu bernuansa keroncong yang dibawakan oleh penyanyi keroncong pria Indonesia, Bram Aceh.

Mawar Sekuntum merupakan lagu keroncong asli. Mawar Sekuntum adalah sebuah perumpamaan untuk sosok wanita yang diidamkan. Lirik dalam lagu ini ditulis dengan menggunakan kalimat-kalimat yang puitis.Seperti: Bilakah kuncup mawar indah mekar, lama sudah aku menanti ingin memetik sekuntum. Dikala cahya senja kemerah-,merahan tertiup angin pasang merayu kesuma...

sebagian besar lagu keroncong asli merupakan lagu lawas. Karena itu lagu Mawar Sekuntum juga telah dinyanyikan oleh banyak penyanyi, termasuk Bram Aceh. Penyanyi lelaki yang berasal dari Aceh atau tanah rencong ini mempunyai karakter vocal yang kuat. Kepiawaiannya membawakan lagu terutama lagu keroncong tidak perlu diragukan lagi. Sehingga julukan sebagai Bapak Keroncong Indonesia pun diberikan kepadanya.

lagu ini diciptakan oleh R. Maladi. Keindahan bulan purnama sering kali diangkat dalam berbagai cerita maupun syair lagu. Seperti judulnya lagu ini bercerita tentang indahnya malam di kala bumi diterangi bulan purnama. Sinar bulan purnama tak hanya memberi cahaya namun juga menghilangkan rasa susah di hati. Seperti kutipan lirik lagu ini: di bawah sinar bulan purnama, hati susah tak dirasa, gitar berbunyi riang gembira, jauh malam dari petang....

Pendengar, pada tahun 1955 Bram Aceh meraih juara 1 pada Lomba Keroncong Jakarta Raya. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun 1980 Bram Aceh juga memenangkan Lomba Keroncong Tempo Doeloe se-Jabodetabek. Dia juga sering tampil di stasiun Televisi Nasional – TVRI, dalam acara Hawaian Senior sebulan sekali. Selain itu, Bram juga sering tampil dalam acara Aneka Keroncong bersama OK Gita Pusaka, Telerama dan Dari Masa ke Masa.
Bram Aceh melahirkan generasi-generasi berbakat di dunia musik Indonesia
, seperti Harvey Malaiholo, Irma June dan Glen Fredly. Para penyanyi ternama Indonesia tersebut merupakan cucu dari Bram Aceh. Bram Aceh meninggal pada tanggal 8 Mei 2001 di Jakarta karena faktor usia. Kita akhiri pelangi nada edisi kali ini dengan lagu berjudul Tanah Airku dan Terkenang-kenang yang dibawakan oleh Bram Aceh.

19
March

Warna -Warni kali ini kami akan membahas satu lagi inovasi yang datang dari dunia akademis Indonesia, yaitu Spekun, sepeda terintegrasi internet.

Berbagai inovasi moda transportasi semakin gencar dilakukan seiring dengan semakin berkembang dan populernya teknologi kendaraan listrik dan juga teknologi berbasis jaringan internet sepert "Internet of Things" atau IoT (baca: ai-ou-ti). Mengikuti perkembangan itu, pada awal Maret 2018, Universitas Indonesia meluncurkan teknologi IoT untuk Spekun alias Sepeda Kuning, sebuah fasilitas yang disediakan di Kampus UI Depok.

Spekun yang tadinya adalah sepeda biasa, kemudian diintegrasikan dengan jaringan pita sempit berbasis IoT. Teknologi IoT dalam Spekun pun bertujuan untuk menyempurnakan ekosistem bike sharing atau berbagi sepeda yang sudah lama ada di kampus Universitas Indonesia.

Dengan teknologi IoT, Spekun dapat diparkir di beberapa titik tertentu tanpa harus dimonitor secara fisik oleh manusia. Maka, pengguna sepeda nantinya akan lebih mudah meminjam sepeda dalam jangka waktu tertentu, dari satu titik ke titik lainnya.

Untuk mendukung hal tersebut, rangkaian teknologi pun diterapkan baik dalam fisik Spekun, titik parkir, dan juga aplikasi ponsel pintar berbasis Android. Di dalam setiap unit Spekun ditanamkan sebuah pita sempit yang dapat mengirim informasi lokasi sepeda maupun mengunci sepeda. Sedangkan titik-titik parkir Spekun telah terpasang teknologi identifikasi berbasis frekuensi radio (RFID). Sementara itu, bagi operator ataupun pengguna Spekun harus memiliki aplikasi Spekun dalam ponsel Androidnya masing-masing.

Untuk menggunakan Spekun, pengguna harus membuka aplikasi Spekun yang akan memberikan informasi titik parkir Spekun terdekat serta jumlah unit Spekun yang ada di titik tersebut. Lalu, dengan aplikasi Spekun, pengguna harus memindai kode QR yang terdapat di depan keranjang sepeda untuk membuka kunci sepeda. Sepeda pun dapat digunakan.

Setelah selesai menggunakan Spekun, pengguna dapat kembali mencari titik parkir terdekat melalui aplikasi. Di titik parkir, pengguna tinggal menaruh unit Spekun ke tiang parkir yang akan segera mengunci sepeda.

Meski terdengar canggih, nampaknya sistem IoT untuk Spekun masih dalam tahap uji coba selama tiga bulan. Maka, untuk tahap awal, Universitas Indonesia bekerjasama dengan operator komunikasis swasta unutk mengadakan 20 unit Sepeda Kuning yang sudah memilikisistem pengunci pintar terintegrasi.

Menurut Rektor Universitas Indonesia, Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met, pihaknya berharap pada awal tahun 2019, sistem berbagi sepeda berbasis teknologi IoT dapat diterapkan ke seluruh area Kampus UI. Meskipun baru percobaan tahap awal, Rektor UI Muhammad Anis mengatakan, keunggulan sistem IoT memungkinkan perangkat di dalam Spekun dapat beroperasi hingga bertahun-tahun tanpa pengisian daya baterai. Tentunya, bukan hanya canggih, tetapi Spekun akan semakin menghemat energi dan juga biaya.//

19
March

Keberagaman ini dibentuk oleh banyaknya jumlah suku bangsa yang tinggal di wilayah Indonesia dan tersebar di berbagai pulau. Setiap suku bangsa memiliki adat istiadat, bahasa daerah, kesenian, lagu daerah, rumah adat, termasuk pakaian adat.Pada umumnya, setiap pakaian daerah dilengkapi dengan senjata tradisional. Misalnya, golok dari D.K.I. Jakarta, kujang dari Jawa Barat, piso surit dari Sumatra Utara, rencong dari Nanggroe Aceh Darussalam, mandau dari Kalimantan Barat, badik dari Sulawesi Selatan, jenawi dari Riau, tisula dari Sumatra Selatan, karih dari Sumatra Barat, Jambia dari Sulawesi Barat, dan lain sebagainya.Provinsi Sulawesi Barat juga memiliki beragam suku-suku seperti, Suku Mandar, Suku Pattae, Suku Pannei, dan Suku Pattinjo. Suku Mandar memiliki senjata tradisional, namanya Jambia. Dulu para petani menggunakan senjata ini untuk berburu atau membunuh hewan hutan yang merusak tanamannya. Ia juga digunakan sebagai sarana perlindungan diri bagi mereka yang merantau.

Jambia merupakan senjata tradisional sejenis dengan Badik. Bentuknya agak melebar pada bagian tengah bilah dan ujungnya runcing. Jambia memiliki dua jenis, yaitu Jambia Baine untuk perempuan, dan Jambia Muane untuk laki-laki.

Dibandingkan dengan Badik dari daerah lain di Sulawesi Selatan, ciri Jambia bisa dilihat apakah mempunyai cipiq atau bisaq. Cipiq adalah tanda pada Jambia yang terbelah dua ujungnya. Sedangkan, Bisaq adalah tanda membelah dua bagian tondong atau punggung badik, dan tembus dari atas hingga ke bawah.

dalam kepercayaan lama, kedua ciri tersebut dianggap baik dipakai berdagang dan bertani, karena dipercaya akan mendatangkan rezeki yang banyak. Nama-nama bagian pada Jambia ini adalah, Pulu atau kepala Jambia yang berfungsi sebagai pegangan, Oting, yaitu bagian pada pangkal yang ditanam ke dalam Pulu, Tondong, Seqde, dan Uyung atau ujung Jambia. Sedangkan sarungnya disebut Guma.