Suprapto

Suprapto

25
March

 

Lembata memang bukan Bali yang terkenal dengan pantai-pantainya yang indah, tetapi Lembata juga mempunyai banyak tempat wisata. Bahkan akhir-akhir ini semakin banyak wisatawan dari Bali yang selalu memilih Lembata sebagai destinasi ke dua. Salah satu tempat wisata indah yang terletak di Kabupaten Lembata, provinsi Nusa Tenggara Timur adalah Pantai Waijarang, yang berjarak sekitar 30 menit dari pusat kota Lewoleba. Pantai Waijarang memiliki keindahan yang menawan serta deburan ombaknya yang cukup kuat. Selain itu daya tarik utamanya yaitu keindahan bawah laut di Pantai Waijarang .

Di pantai Waijarang yang terletak di Desa Waijarang, Kecamatan Nubatukan, merupakan pantai yang indah. Pasir putihnya terbentang luas. Di pantai Waijarang para pengunjung dapat menikmati wisata pantai seperti ski air, berenang, berjemur, camping, volley pantai, bola kaki dan hiking. Penduduk Waijarang juga sering mengadakan atraksi-atraksi budaya untuk menghibur para pengunjung. Tidak hanya itu, keindahan panorama pantai didukung dengan pemandangan bukit-bukit yang indah dan selat Boleng yang membatasi dua pulau yaitu Lembata dan Adonara. Hutan bakau juga menyajikan pesona hijau yang serasi dengan laut biru. Letaknya yang strategis menjadikan pantai Waijarang menjadi salah satu unggulan di Pulau ini.

tidak hanya bisa menikmati keindahan pantai, dengan berjalan kurang lebih satu kilometer dari Pantai Waijarang, anda bisa juga menikmati gugusan pulau-pulau dari atas bukit Waijarang, keindahan pulau Adonara dengan gunung Bolengnya, Alor dan gunung Ile Ape.

Selain itu dari atas bukit ini anda juga bisa menikmati hamparan perahu-perahu nelayan. Semua pemandangan ini tampak indah sekali, dan menjadi daya terik tersendiri, terlebih pada waktu senja menjelang matahari tenggelam

untuk mencapai pantai Waijarang, yang merupakan salah satu tempat favorit di Kabupaten Lembata, tidaklah sulit. Karena letaknya tidak jauh dari Pelabuhan Feri, atau sekitar 30 menit dari Lewoleba, ibu kota kabupaten tersebut. Dengan menggunakan kendaraan roda dua anda sudah bisa sampai ke tempat ini. Bila anda berangkat dari Pelabuhan Ferry Lewoleba ini, selama perjalanan anda akan disuguhi oleh indahnya panorama pantai yang menawan. Ada barisan bakau yang tumbuh berkelompok di tepian pantai, ada bentangan pasir coklat yang kemudian berganti bentangan pasir yang berwarna putih. Ada pula barisan batu padas yang menyerupai benteng pertahanan. Tetapi ada panorama alam unik yang tidak anda temui ditempat lain yaitu Taman Batu

Di Taman Batu, batu-batu alam menampilkan keindahan yang tiada duanya. Karena di sini anda akan melihat kerang laut sebesar ban mobil yang telah berubah menjadi batu. Fosil kerang tersebut menempel pada dinding batu, di bagian atasnya menempel akar-akar pohon beringin. Tetapi anda harus waspada karena di sini anda harus hati-hati melangkah agar tidak jatuh. Setelah lelah berjalan-jalan mengelilingi pantai Waijarang, anda bisa beristirahat di lopo-lopo atau tempat beristirahat yang ada di sepanjang pantai. Rindangnya pepohonan dan hembusan angin, dijamin bisa menyegarkan tubuh dan pikiran anda .

25
March

 

Bali merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang dikenal sebagai daerah tujuan wisata terkenal di dunia. Selain keindahan alamnya, Bali juga dikenal dengan kekayaan budayanya, termasuk tari-tarian. Ubud, salah satu kota di Bali dikenal sebagai pusat Yoga, karena didukung oleh suasananya yang masih tenang dan alamnya yang masih asri dan sejuk. Pada tanggal 2 sampai 8 April 2018 mendatang, kota Ubud akan menjadi tempat penyelenggaraan Bali Spirit Festival 2018. Acara yang akan berpusat di Bhanuswari Resort and Spa ini merupakan tahun ke sebelas pelaksanaan Bali Spirit Festival. Ajang ini akan dimeriahkan dan dihadiri oleh musisi-musisi terkenal dunia, para yogi dan penari dari seluruh dunia.

Tradisi yoga, aneka tarian dan musik dunia yang dilaksanakan pada Bali Spirit Festival 2018, diharapkan dapat menarik lebih dari tujuh ribu orang dari seluruh dunia pada setiap tahunnya. Festival akan menyelenggarakan lokakarya, seminar interaktif, kelas yoga dan konser bakti dan musik live, diantara sawah-sawah yang indah. Acara ini juga menampilkan pertunjukan tradisional Bali, Bhakti music dan Kirtan, Satsangs dan dihadiri bintang tamu seperti Jeffrey Armstrong serta Sri Prem Baba. Ubud merupakan salah satu tempat yang memiliki keindahan tropis yang inspiratif.

Pada Bali Spirit Festival 2018 juga akan dilaksanakan lokakarya mengenai: African Dance, Ecstatic Dance, Sound Healing, Health and Nutrition, the Business of Yoga, Acro Yoga, Tantra, berbagai bentuk Breathwork dan meditasi dan lain-lain. Lokakarya ditawarkan juga dari berbagai tingkatan, seperti pemula, yogi berpengalaman dan masyarakat umum.

Konser malam bertajuk "One World One Stage" akan berlangsung di panggung terbuka Agung Rai Museum of Art (ARMA), jantung kota Ubud, sehingga mudah dikunjungi para pengunjung, termasuk masyarakat Ubud. Rangkaian konser yang unik ini memadukan musik tradisional dan kontemporer khas Bali dan Indonesia, dengan berbagai genre musik dari seluruh dunia. Pada tahun 2017 lalu konser yang sama dihadiri oleh musisi-musisi terkenal antara lain Xavier Rudd, Gipsi Brooklyn, Colleena Shakti, Elijah Ray, Haji Basim, The Hanumen, dan lainnya.

Bali Spirit Festival membawa inti ajaran Hindu Bali, yaitu hidup harmonis dengan lingkungan spiritual, sosial, dan alam, telah menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat dari berbagai kalangan. Selama 10 tahun terakhir, Bali Spirit Festival telah bekerja sama dengan organisasi mitra di Bali, serta para guru yoga dan musisi internasional, untuk mengumpulkan lebih dari 65.000 dollar Amerika untuk kegiatan Festival Karma tahunan. Dana tersebut digunakan untuk program anak-anak, pendidikan dan pertunjukan multikultural, klinik kesehatan, kesadaran HIV & AIDS, dan perlindungan lingkungan. Bali Spirit Festival adalah perayaan kekayaan budaya, kesucian lingkungan, dan keharmonisan antar manusia dari berbagai suku bangsa di dunia.

23
March

 

Setiap tanggal 23 Maret diperingati sebagai Hari Meteorologi Sedunia atau World Meteorological Day. Kenapa tanggal 23 Maret? Karena pada tanggal tersebut di tahun 1950, sebuah badan spesialisasi di bidang Meteorologi di bawah naungan PBB bernama World Meteorological Organization (WMO) dibentuk. Seperti diketahui Meteorologi adalah ilmu yang mempelajari atmosfer bumi khususnya untuk keperluan prakiraan cuaca. Kata ini berasal dari bahasa Yunani meteoros atau ruang atas (atmosfer), dan logos atau ilmu. Jadi, Meteorologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari dan membahas gejala perubahan cuaca yang berlangsung di atmosfer.

Dalam rangka memperingati Hari Meteorologi Dunia ke 68 tahun 2018, Himpunan Mahasiswa Agrometeorologi (Himagreto), Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor (FMIPA IPB) bersama komunitas Generasi Cerdas Iklim (GCI) mengadakan kegiatan 'Yuk Kenal Iklim'. Kegiatan ini digelar sejak 11 - 25 Maret 2018 di Taman Ekspresi, Lapangan Sempur, Bogor, Jawa Barat. Menurut Ketua pelaksana Meteorological Day 2018, Adnan Ramadhitya, kegiatan tersebut dilaksanakan sebanyak dua kali, yakni pada tanggal 11 Maret dan 18 Maret.

Kegiatan “Yuk Kenal Iklim” yang pertama bertujuan mengenalkan rangkaian kegiatan Meteorological Day 2018 secara interaktif, yaitu berupa aksi sapa masyarakat mengenai isu-isu terkini tentang perubahan iklim, permainan interaktif, dan photo challenge yang diawali dengan longmarch mengelilingi lapangan Sempur sebanyak dua putaran. Menurut Adnan, isu-isu terkait perubahan iklim yang semakin nyata terjadi di dunia ini menjadi materi utama dalam aksi sapa masyarakat.

Untuk kegiatan “Yuk Kenal Iklim” kedua, dilaksanakan pada 18 Maret 2018, diisi dengan menonton film “An Inconvenient Truth”, bagi para pemilik tiket. Tiket tersebut telah dijual pada gelaran kegiatan pertama pada tanggal 11 Maret 2018. Hal ini sebagai bentuk kerja sama IPB dengan Kantor Utusan Khusus Presiden bidang Perubahan Iklim.

Selain kedua kegiatan tersebut, beberapa permainan interaktif seperti Kartu GCI dan Ular Tangga Jumbo dari komunitas Generasi Cerdas Iklim (GCI) serta ecological footprint yang diajarkan oleh mahasiswa Geofisika dan Meteorologi IPB sangat diminati kalangan anak-anak hingga remaja.

Kegiatan "Yuk Kenal Iklim" ini diikuti oleh berbagai pihak antara lain 40 mahasiswa Geofisika dan Meteorologi IPB, empat orang dari komunitas Generasi Cerdas Iklim (GCI), dan seorang perwakilan dosen Departemen Geofisika dan Meteorologi, FMIPA IPB yang turut mendukung kegiatan ini.

23
March

 

Mengawali Pelangi Nada kali ini, nikmati lagu berjudul “Memori Danau Beratan” dibawakan oleh Widi Widiana.

seperti judulnya, lagu ini bercerita tentang kenangan di Danau Beratan, salah satu objek wisata di pulau Bali Pendengar, Danau Beratan memang indah sehingga menjadi salah satu danau terbaik dan terindah di dunia, The World’s 20 Most Beautiful Lake yang dimuat pada laman www.huffingtonpost.com. Tidak mengherankan jika banyak orang yang datang berkunjung dan mengukir memori yang indah di sana.

Anda baru saja mendengarkan lagu “Sukreni Gadis Bali”, yang bercerita tentang pemuda yang mengagumi dan menyukai kecantikan seorang gadis Bali bernama Sukreni. Dalam lagu yang dibawakan Widi Widiana ini terasa sentuhan musik tradisional Bali. Pendengar, Widi Widiana merupakan penyanyi yang populer di kalangan masyarakat Bali. Debutnya sebagai penyanyi pop berbahasa Bali dimulai sejak tahun 1994. Hal itu ditandai dengan keluarnya album pertama Tunangan Tiang, yang merupakan album kompilasi dengan penyanyi-penyanyi pop Bali lainnya. Album solo pertama Widi Widiana muncul tahun 1996, Sesapi Putih. Album solo kedua lahir pada tahun 1997 dengan label Sampek Ing Tay. Namun sebelumnya, tahun 1991 bersama Diana Band, yang beranggotan keluarganya, Widi sudah merintis karier musik. Dari pangsung ke panggung , mereka membawakan berbagai jenis lagu mulai dari dangdut, pop, hingga reggae, baik dalam bahasa Bali, Indonesia, maupun Inggris. Pendengar, saya putarkan lagu lain dari Widi Widiana, “Surat Pemegat”

RRI World Service – Voice of Indonesia. Pendengar, Anda baru saja mendengarkan lagu “Surat Pamegat “ dari Widi Widiana. Sampai kini Widi sudah mengeluarkan sembilan album kompilasi dan 11 album solo. Rata-rata kasetnya terjual di atas 25.000 kopi, bahkan albumnya yang berjudul Tepen Unduk (Ketiban Sial) terjual di atas 50.000 kopi. Sepanjang kariernya di dunia tarik suara, Widi pernah meraih gelar penyanyi terbaik versi Bali Music Award I.