Suprapto

Suprapto

29
January

Pada Warna Warni edisi kali ini kami akan mengajak Anda untuk mengetahui pesona seni lukis kaca. Kaca merupakan salah satu media lukis  yang jarang dipilih oleh pelukis. Seni Lukis Kaca adalah lukisan menggunakan kaca sebagai bidang gambar dan cara melukisnya pun menggunakan prinsip terbalik. Lukisan dimulai dengan membuat pola, kemudian mewarnai bagian belakang kaca menggunakan cat dengan kadar minyak sesedikit mungkin. Lukisan Kaca memberikan sensasi visual yang menarik dan menawarkan cara melihat yang berbeda dibandingkan ketika melihat karya dengan medium lain semisal kanvas.

Seni lukis kaca di Indonesia berkembang sejak masa Wali Songo atau 9 Wali yang menyebarkan agama Islam di pulau Jawa. Sejak abad 17 Masehi silam, seni lukis kaca telah dikenal dan berkembang di Cirebon. Saat itu jenis gambar pada seni lukis kaca hanya ada dua yaitu gambar wayang dan kaligrafi. Ciri khas lukisan kaca Cirebon adalah Kaligrafi, Wayang dan Batik Cirebon. Ada 42 jenis kaligrafi peninggalan para Wali atau Sunan, khususnya Sunan Gunung Jati, semuanya mempunyai makna dan tujuan yang berbeda. Salah satunya adalah Macan Ali berupa tulisan arab dengan lafadz dua kalimat syahadat, kaligrafi ini bertujuan memberikan semangat atau memotivasi pemiliknya agar selalu ingat kepada Allah, Tuhan Yang Maha Esa.

Setelah muncul seni lukis kontemporer pada tahun 70-an, masyarakat di luar Cirebon mulai mengenal seni lukis kaca. Sebagian besar pelukis kaca Cirebon pernah melakukan pembersihan diri agar karya lukisannya mempunyai nilai-nilai yang lebih dari pada sekedar lukisan. Setiap daerah mempunyai tradisi dan kepercayaan yang berbeda, ini menandakan bahwa budaya Indonesia beragam. Terlepas dari semua itu, fenomena lukisan Cirebon ini merupakan budaya, sebuah karya seni bangsa yang harus di jaga dan diwariskan kepada anak cucu kita. Dan dengan pernah dieksportnya lukisan kaca Cirebon ke Korea, Belanda dan Dubai membuktikan bahwa bangsa Indonesia kaya akan budaya.

Untuk mempopulerkan kembali seni lukis kaca, empat orang pelukis kaca Ketut Santosa dari Bali, Hadi Koco (Surabaya), Rina Kurniyati (Yogyakarta), dan Nugroho (Magelang) menggelar pameran seni lukis kaca. Pameran yang bertajuk “Penjinak Kaca” ini digelar di Tembi Rumah Budaya, Yogyakarta. Pameran ini menampilkan 50 lukisan kaca dan akan berlangsung pada 11 Juli hingga 11 Agustus 2014. Empat pelukis ini terlahir dengan cara kerja yang berbeda dalam perkembangan seni lukis kaca di Indonesia. Mereka tidak melawan arus tetapi berupaya menciptakan kawasan kreatifnya tersendiri. Selain itu, karya empat pelukis ini adalah gambaran seni lukis kaca kontemporer Indonesia.

Mereka akan menyajikan perkembangan terbaru lukisan kaca di Indonesia dengan kuratornya adalah Mikke Susanto. Suasana keterbukaan dan demokratisasi medium dalam perkembangan seni rupa telah membuka peluang terjadinya berbagai terobosan dalam karya seni lukis kaca. Pameran Lukisan Kaca selain menjadi irisan terbaru perkembangan seni lukis kaca, juga bisa dianggap sebagai bagian dalam perkembangan seni rupa kontemporer Indonesia. Banyak yang menganggap lukisan kaca di Indonesia mengalami kemunduran. Akan tetapi, di tangan para pelukis muda itu lukisan kaca berkembang melampaui kebiasaan, konvensi, dan proses teknik yang selama ini terjadi. Baiklah pendengar, demikian informasi mengenai pesona seni lukis kaca. Terimakasih atas perhatian Anda dan sampai jumpa pada Warna Warni edisi berikutnya. //

29
January

Keroncong

Published in pop music

Edisi kali ini, menghadirkan lagu-lagu bernuansa keroncong yang dibawakan oleh penyanyi-penyanyi keroncong wanita Indonesia. Untuk membuka perjumpaan kali ini, kita dengarkan sebuah lagu berjudul Bandar Jakarta dibawakan oleh Sumiyati.

Bandar Jakarta adalah sebuah lagu keroncong asli yang bercerita tentang kota Jakarta. Bukan tentang kemegahan atau gemerlapnya kota metropolitan di malam hari , namun mengangkat sisi lain dari kota Jakarta. Menggambarkan keindahan suasana pesisir pantai Jakarta yang dilindungi oleh kepulauan seribu. Angin yang berhembus, perahu nelayan dan burung-burung yang hendak pulang ke sarangnya. Itulah lukisan alam keindahan pesisir pantai Jakarta di senja hari.

Sumiati menyanyikan lagu ini dengan sangat baik, sehingga mampu menyampaikan pesan dari penulis lagu. Didukung oleh karakter vocalnya yang kuat dan khas dalam membawakan lagu keroncong.  Sumiyati merupakan saudara perempuan dari penyanyi Mus Mulyadi. Sumiyati sebelumnya berprofesi sebagai penyanyi keroncong di negeri Belanda, dan pulang ke Indonesia bertepatan dengan hari wafatnya Bung Karno, presiden Indonesia.

sebelum kita lanjutkan, berikut kami hadirkan sebuah lagu keroncong berjudul Setangkai Bunga Mawar, dibawakan oleh Gina Sadeli.

lagu Setangkai Bunga Mawar bercerita tentang setangkai bunga berwarna merah yang menjadi tanda cinta antara sepasang anak manusia. Perjalanan cinta terkadang tidak selamanya berjalan indah. Bunga mawar merah yang dulu indah dipandang, kini tinggal kenangan. Karena orang yang disayangi telah pergi dan tidak kembali. Itulah cerita dalam lagu yang dibawakan oleh Gina Sadeli ini.

Meskipun pernah membawakan sejumlah lagu-lagu keroncong, namun tidak banyak informasi tentang perjalanan karier musik Gina Sadeli di dunia hiburan Indonesia. Namun demikian, Gina membawakan lagu keroncong ini dengan baik.

untuk mengakhiri Pelangi Nada kali ini, kita dengarkan 2 buah lagu yang dibawakan oleh Sumiyati berjudul Kemayoran dan lagu Bandung Selatan di Waktu Malam yang dibawakan oleh Gina Sadeli.  Selamat mendengarkan dan sampai jumpa pada pelangi nada edisi berikutnya.// Wati

29
January

jumpa lagi dalam Pesona Indonesia, Seperti biasa Anda dapat mendengarkan program kami via streaming di di voinews.id., gelombang pendek 9525 KHz dan aplikasi RRI Play di ponsel cerdas Anda. Hari ini akan memperkenalkan Pantai Prigi di Jawa Timur.

Trenggalek adalah sebuah kabupaten di Jawa Timur yang terletak di pesisir pantai selatan. Jaraknya sekitar 186 Km dari Ibukota Jawa Timur, Surabaya. Kabupaten ini memiliki banyak tempat wisata yang indah berupa pantai, gua, dan air terjun. Salah satu objek wisata yang terkenal di Trenggalek adalah Kawasan Wisata Pantai Prigi. Di kawasan Pantai ini terdapat 12 destinasi wisata yang memiliki karakter wisata pantai yang berbeda-beda.

Pantai Prigi menjadi destinasi utama kawasan wisata ini. Selain menjadi obyek wisata yang sering dikunjungi, pantai ini juga merupakan pelabuhan nasional tempat penangkapan ikan terbesar di pantai selatan pulau Jawa. Di pantai ini, anda bisa menikmati waktu dengan memancing, berkemah, menikmati suasana pantai yang indah atau berenang di sepanjang garis pantai.

Berenang di Prigi cukuplah aman karena pantai ini merupakan teluk dan dilindungi oleh barisan karang. Barisan karang ini berfungsi sebagai pembatas antara laut dalam dan laut dangkal. Selain itu juga berfungsi sebagai pemecah ombak sehingga ombak yang sampai di pantai  tidak terlalu berbahaya.

bagi anda yang ingin keliling kawasan wisata pantai Prigi atau memancing, anda dapat menyewa perahu milik penduduk setempat. Objek wisata ini akan semakin ramai dikunjungi wisatawan pada bulan Selo, kalender Jawa,

karena para nelayan di pantai ini akan menggelar upacara tradisional Larung Sembonyo, yang merupakan upacara tahunan sebagai bentuk syukur kepada Tuhan akan hasil laut yang melimpah.

Pantai Prigi terletak di desa Tasikmadu, kecamatan Watulimo, sekitar 48 kilometer arah selatan Kota Trenggalek. Pantai ini dapat diakses dengan kendaraan pribadi ataupun kendaraan umum. Untuk masuk ke kawasan wisata ini, anda diharuskan membayar tiket masuk Rp.6.000 per orang, sedangkan untuk tarif sewa perahu seharga Rp. 10.000 per orang. Kawasan Pantai Prigi juga dilengkapi berbagai fasilitas wisata seperti bumi perkemahan yang teduh, rumah makan, taman bermain, kamar mandi, penginapan, serta tempat parkir sangat luas.

demikian Pesona Indonesia edisi kali ini tentang Pantai Prigi dari Jawa Timur.// Ihsan  

28
January

Kabupaten Maros memang merupakan salah satu kabupaten yang menyimpan banyak  tempat wisata air terjun, salah satunya adalah  Air terjun Tujua yang terletak  di Dusun Tompobulu, Desa Tompobulu, Kecamatan  Tompobulu, Kabupaten Maros , Provinsi  Sulawesi Selatan.

Air Terjun Tujua merupakan salah satu air terjun besar yang ada di Maros. Air terjun ini sangat segar karena  mata airnya berasal dari pegunungan daerah Tompobulu. Pemandangan di sekitar air terjun  ini masih alami. Fasilitas di tempat wisata air terjun Tujua ini juga belum lengkap, tetapi walaupun demikian anda yang tidak membawa bekal, tidak perlu khawatir karena   masih ada penjual makanan dan minuman.

setelah anda tiba di tempat parkir tempat wisata air terjun Tujua, untuk sampai ke Air Terjun Tujua, anda masih harus melanjutkan perjalanan yang cukup jauh kurang lebih satu jam, tergantung  dari kecepatan  anda berjalan. Dalam perjalanan anda  akan melewati beberapa rumah warga yang memproduksi gula merah. Warga di sekitar tempat wisata ini juga sangat ramah. Setelah jauh berjalan melewati hutan-hutan anda akan mendengar suara gemuruh air terjun, yang menandakan lokasi air terjun Tujua sudah dekat.

Di jamin suara gemuruh itu akan memacu semangat anda untuk segera sampai ke tempat lokasi.

setelah anda sampai di air terjun  Tujua, anda dapat mengabadikan dengan berswa foto.  Di sini anda bisa naik ke batu di atas air terjun.  Karena di tingkat 2 air terjun Tujua, tepat di bawah air terjun, ternyata terdapat sebuah gua yang terbuat dari batu. Jadi  jika anda ingin merasakan  sensasi memasuki goa di bawah air terjun, cobalah  untuk memanjat sampai ke tingkat 2 air terjun Tujua ini Anda akan merasakan sensasi yang luar biasa. Setelah lelah melakukan aktivitas di air terjun Tujua, anda bisa mencicipi makanan yang ada di sekitar  air terjun ini .