Suprapto

Suprapto

04
February

 

Pelangi Nada edisi kali ini, kami hadirkan penyanyi pria berkebangsaan Indonesia, Piyu. mengawali perjumpaan, saya hadirkan lagu berjudul “Cinta Itu Adalah”.

Piyu adalah seorang lead gitar grup band Padi, band yang mencapai kejayaannya pada tahun 1990-an hingga 2000-an awal. Dalam grup band Padi, Piyu merupakan motor utama. Sebab, Piyu lah yang menjadi komposer musik dan lirikus hampir seluruh lagu band Padi. Saat ini, Padi band sedang dalam masa vakum. Piyu sendiri memilih untuk mengembangkan kreatifitasnya dalam bermusik. Sedangkan personel lainnya membentuk band baru bernama Musikimia yang menjalani proses bermusik secara independen.

Pendengar, lagu yang telah anda dengarkan berjudul “Cinta Itu Adalah” merupakan hasil kolaborasi antara grup band rock Indonesia, Kotak, dengan Piyu. Lagu ini merupakan lagu soundtrack film berjudul “Aku Cinta Kamu”. Lagu yang dirilis pada 31 Maret 2014 ini menggambarkan tentang seseorang yang sedang jatuh cinta. Pendengar, sebelum membahas Piyu lebih lanjut, saya hadirkan sebuah lagu berjudul “Firasatku”.

baru saja anda mendengarkan lagu berjudul “Firasatku” hasil kolaborasi antara Piyu dan Rendy Pandugo. Lagu ini dirilis pada bulan Januari 2015 yang juga merupakan soundtrack dari film “Aku Cinta Kamu”. Lagu ini menggambarkan tentang seseorang yang sedang memiliki sebuah firasat buruk. Ia merasa jika sang kekasih menyembunyikan sesuatu darinya yang dapat merusak hubungan asmaranya. menutup perjumpaan Pelangi Nada kali ini, saya hadirkan dua buah lagu dari Piyu berjudul “Alasan Terbesar” dan “Sakit Hati”. // Enggar

02
February

 

Daerah Nusa Tenggara Barat memiliki lagu-lagu tradisional yang menjadi lagu-lagu wajib daerahnya. Lagu yang telah anda dengarkan, berjudul “Pai Mura Rame”, merupkakan salah satu lagu dari daerah Nusa Tenggara Barat (NTB) yang menjadi lagu wajib daerah. Meski tidak diketahui siapa penciptanya, masyarakat NTB menyanyikan lagu ini sejak zaman dahulu. Lagu ini bercerita tentang situasi dimana dua insan ingin merasakan kebersamaan dengan perasaan yang lebih lepas. Oleh karena itu mereka saling mengucap janji akan selalu ingat pada pasangannya.

Lagu berjudul “Bentan Jangi” pernah dibawakan oleh penyanyi wanita Indonesia, Yuni Shara. Yuni Shara yang merupakan seorang kakak dari diva pop Indonesia, Krisdayanti, merilis satu album lagu-lagu daerah NTB dengan lagu “Bentan Jangi” di dalamnya. Selain “Bentan Jangi”, lagu berjudul “Poto Tano” juga terdapat dalam album tersebut. Lagu “Poto Tano” dengan versi Yuni Shara ini tidak sepenuhnya berunsur musik etnik NTB. Dalam lagu ini, Yuni Shara mencoba menggambungkan unsur musik pop agar lebih modern dan fresh. Enggar

02
February

Indonesia memiliki beragam kuliner dengan bahan pokoknya adalah tumbuhan khas. salah satunya adalah masakan dengan bahan pokok kecombrang.

Kecombrang, kantan, atau honje (Etlingera elatior) adalah sejenis tumbuhan rempah yang memiliki nama berbeda di setiap daerah di Indonesia. Di Medan, tanaman ini dikenal dengan nama Kincung, masyarakat Minangkabau mengenalnya dengan nama sambuang. Sedang masyarakat Palopo, di Sulawesi Tenggara mengenalnya dengan nama Patikala. Honje berwarna kemerahan seperti jenis tanaman hias pisang-pisangan. Batangnya  bulat, membesar di pangkalnya. Kecombrang atau bunga honje biasanya dijadikan bahan campuran atau bumbu penyedap berbagai macam masakan di Nusantara. Kuntum bunga ini sering dijadikan lalap atau direbus lalu dimakan bersama sambal di Jawa Barat. Kecombrang yang dikukus juga kerap dijadikan bagian dari pecel di daerah Banyumas. Di Pekalongan, kecombrang yang diiris halus dijadikan campuran pembuatan megana, sejenis urap berbahan dasar nangka muda.

Masyarakat Palopo, di Sulawesi Selatan menggunakan kecombrang atau patikala sebagai rempah untuk kuliner khas mereka bernama Asam Segar Parede. Memberikan rasa asam yang gurih menjadi alasan warga menggunakan patikala sebagai rempah-rempah dalam Parede. Parede merupakan kuliner berkuah bening berwarna kuning-pucat. Kuliner ini menggunakan protein ikan laut, seperti: ikan bandeng, kakap, lamuru, dan sebagainya sebagai bahan utama. Bila ikannya sangat segar, rasa kuah yang dihasilkannya pun sangat segar dengan rasa manis alamiah dari protein hewani laut.

Parede dimasak dengan cara yang sangat sederhana, dan bumbu-bumbunya pun sangat minimalis, hanya dengan cabe rawit dan asam patikala saja. Ketika disantap, aroma harum tercium dari masakan ini yang tercipta dari penggunaan Patikala. Rasanya sangat lezat, perpaduan rasa asam dan segar. Parede cocok dimakan dengan nasi, dan didampingi sambal mangga muda. Namun lebih istimewa lagi bila parede dimakan dengan dange atau kapurung. Dange dan Kapurung terbuat dari sagu.

Selain lezat, kuliner ini juga ternyata sehat untuk tubuh. Disamping kaya akan protein karena berbahan baku utama ikan, Parede juga dipercaya dapat menurunkan kolesterol, karena menggunakan bahan baku kecombrang sebagai rempah-rempahnya. Bagi anda yang tertarik menikmati Asam Segar Parede, berkunjunglah ke Palopo. Kota ini terletak di sebelah utara provinsi Sulawesi Selatan. Tidak sulit menemukan Asam Segar Parede di kota Palopo. Banyak warung makan yang menyediakan Parede beserta Dange dan kapurung. Harganya pun relatif terjangkau, sekitar Rp 17.000 hingga Rp.20.000 per porsi. Sedang harga Dange tiga ribu  rupiah hingga lima ribu rupiah per buah.

01
February

 

Penyanyi bernama lengkap Rien Indrianti Djamain mencapai era keemasannya pada tahun 1970-an. Ia terkenal sebagai penyanyi jazz wanita Indonesia. Meski telah menjadi penyanyi professional, ia tidak pernah mengikuti kursus bernyanyi. Ia hanya bernyanyi secara otodidak dan mencoba belajar dari saudarinya Ida Djamain yang popular sebagai Djamain Sisters. Mengawali kariernya dengan bernyanyi jazz saat mengikuti acara di TVRI pada tahun 1970-an. Setelah itu, tahun 1976 ia merampungkan rekaman album pertamanya bersama Jack Lesmana, seorang tokoh musik jazz di Indonesia, dengan judul “Api Asmara”. Lagu andalan dalam album ini berjudul sama yaitu “Api Asmara”. Lagu yang diciptakan oleh Yahya ini cukup sukses di pasaran kala itu. Lagu ini bercerita tentang seorang wanita yang baru merajut hubungan asmara dan menginginkan sang kekasih untuk membantunya menghapus semua kenangan buruk saat ia bersama mantan kekasihnya. 

Kesuksesan album Rien Djamain “Api Asmara”, tak lepas dari musik jazz yang dikemas dengan apik hingga terdengar bersahabat di telinga orang awam dengan tidak kehilangan ciri khas dan nuansa dari musik jazz itu sendiri. Meski “Api Asmara” terbilang cukses, hal itu tak lantas membuat Rien Djamain berpuas diri. Terbukti, pada tahun 1978, ia kembali merekam album kedua bertajuk “Air Mata” disusul dengan album ketiga bertajuk “Tuan dan Kami” di tahun 1979. Pada album ketiganya, ia memasukkan unsur bossanova bersama musisi lainnya seperti Jopie Item Combo dan Abadi Soesman Big Band. Pendengar, saya hadirkan kembali dua buah lagu dari Rien Djamain berjudul “Senja Di Batas Kota” dan “Tiada Seindah hari Ini”.