Suprapto

Suprapto

14
February



Provinsi Nusa Tenggara Timur terkenal dengan destinasi wisata favorit wisatawan. Selain Pulau Komodo, keindahan pantai dan wisata bawah laut yang eksotis menjadi tujuan wisatawan. Namun ternyata masih banyak destinasi wisata lainnya yang masih alami dengan lokasi yang tersembunyi. Salah satunya adalah Air Terjun Matayangu.

Air Terjun Matayangu memiliki dua air terjun. Air terjun pertama berketinggian 75 meter dengan air yang berasal dari sungai di dalam gua. Air terjun kedua, akan muncul saat musim hujan. Airnya berasal dari sungai yang ada di atasnya setinggi 130 meter. Tepat di bawah air terjun terdapat kolam kecil dengan air berwarna biru menawan yang digunakan sebagai pemandian. Waktu terbaik untuk mengunjungi air terjun ini adalah pada musim hujan atau pada bulan Maret sampai Juni dan Oktober sampai Desember.

Air terjun Matayangu berada di kawasan Taman Nasional Manupe. Air terjun ini sendiri bagi warga setempat merupakan tempat yang dikeramatkan. Tempat ini sering digunakan warga Merapu untuk beribadah. Mereka percaya bahwa air terjun ini adalah tempat bersemayamnya arwah-arwah leluhur Merapu. Selain itu, mereka juga percaya bahwa di dalam gua yang menjadi sumber datangnya debit air terdapat makam kuno yang menyimpan barang-barang bersejarah.

Air Terjun Matayangu terletak di desa Waimanu, Kecamatan Katikutana, Kabupaten Sumba Tengah. Untuk menuju tempat ini, dari Kupang perjalanan dilakukan dengan menggunakan pesawat ke Waingapu dengan waktu sekitar 1 jam.

Selanjutnya, perjalanan dilanjutkan dengan berkendara selama sekitar 2 jam menuju Waikabubak. Setelah sampai di Waikabubak, perjalanan di teruskan menuju ke lokasi Taman Nasional Manupe sekitar 3 jam. Setelah sampai, wisatawan harus melakukan trekking melewati hutan selama kurang lebih 1 jam. Lelah dengan medan yang naik turun saat trekking, terbayarkan ketika sudah sampai di air terjun.



13
February

 

Pelangi nada kali ini, kami hadirkan lagu-lagu dangdut  ke ruang dengar anda. baru saja anda mendengarkan lagu dangdut yang dinyanyikan oleh WENI. Single berjudul  ENGKAULAH TAKDIKU” ini dirilis Maret 2017 kemarin. Lagu yang bernuansa dangdut kontemporer ini diciptakan oleh Adibal Syahrul dan bercerita tentang seseorang yang mencintai pasangannya dan meyakini bahwa pasangannya tersebut adalah takdir yang dikirim Tuhan untuknya. Single ini merupakan single kemenangan WENI dalam ajang Dangdut Academy 2, sekaligus single perdana WENI sebagai penanda memasuki blantika musik dangdut tanah air. Sebelum kembali mengupas lagu-lagu yang dinyanyikan oleh WENI, mari dengarkan lagu berjudul LELAH MENCINTAIMU berikut ini. Selamat Mendengarkan!

Penyanyi bernama asli WENI WAHYUNI ini memang memiliki bakat menyanyi yang luar biasa. Sejak kecil, Weni mulai bernyanyi dan sering mengikuti bermacam-macam kompetisi menyanyi sampai ke daerah kabupaten atau kota se-Kalimantan Barat. Bermodal keinginan kuat untuk menggali potensinya, Weni mencoba peruntungannya mengikuti salah satu ajang kontes dangdut tanah air. Dari ajang kontes dangdut ini, banyak orang terpukau dan menyukai suara khas serta aksi panggung Weni. Berkat bakatnya tersebut, Weni pun berhasil melenggang hingga menjuarai Dangdut Academy Asia 2. Sukses merilis single perdananya, WENI Kemudian merilis single keduanya berjudul LELAH MENCINTAIMU pada Desember 2017 lalu. Diciptakan oleh Hendry Saky, lagu ini bercerita tentang perasaan seorang perempuan yang lelah dengan permainan cinta dari pria yang ia cintai. Di lagu ini, si perempuan menceritakan sakit hatinya karena selalu dibohongi oleh pasangannya, namun ia tidak ingin berlarut-larut dengan kesedihan, ia pun berusaha  memberitahukan kepada perempuan lain agar tidak merasakan hal yang sama. Musik lagu ini pun bertempo medium. Menariknya, WENI menambahkan rap di tengah-tengah lagu ini agar terdengar lebih modern dan unik. Mengakhiri pelangi nada dangdut kali ini, mari dengarkan lagu penyanyi dangdut wanita lainnya, yakni LESTI berjudul EGOIS dan KEJORA.

12
February

Keroncong

Published in pop music

Pelangi Nada menghadirkan lagu-lagu bernuansa keroncong yang dibawakan oleh penyanyi-penyanyi keroncong wanita Indonesia.

telah kita dengarkan lagu Prasasti Pemuda, sebuah lagu yang menggambarkan peran pemuda dalam perjuangan bangsa. Lagu ini juga seakan memberikan dorongan kepada generasi muda agar bersatu padu dan bangkit untuk bangsa. Seperti pada bagian liriknya : Bangkitlah hai pemuda jadi tonggak sejarah bangsa prasasti bukti janji suci, kan kukenang sepanjang jaman.

Sebuah lagu keroncong asli yang dinyanyikan dengan sangat baik oleh Keksi Mulyani. Meskipun irama mendayu, namun keindahan musik dan karakter vocal Keksi yang kuat, dapat menyampaikan pesan lagu ini dan mampu membangkitkan semangat para pemuda untuk berbuat dan berbakti demi tanah air. Syair lagu tentang pemuda dan semangatnya akan tetap relevan sepanjang zaman.

banyak hal yang dapat membangkitkan memori di masa lalu, salah satunya lagu. Melalui sebuah lagu, apalagi lagu yang sangat disukai kenangan masa lalu seolah hadir kembali. Itulah yang diceritakan dalam Lagu Kesayangan yang dinyanyikan oleh Trie Novianti. Seperti pada bagian syair : Di radio aku dengar lagu kesayanganmu mengalun membangkitkan rindu di hatiku....Lagu ini ditutup dengan harapan ingin berjumpa kembali dengan sang pujaan hati.

Pendengar, Trie Novianti adalah salah seorang penyanyi dangdut wanita berbakat Indonesia. Dahulu, dia sering membawakan lagu-lagu keroncong pada acara lagu keroncong yang disiarkan di stasiun televisi nasional TVRI. Trie Novianti kemudian vacum dari acara tersebut karena penyanyit tumor yang dideritanya. Namun setelah beberapa waktu kemudian, dia sembuh dan mulai kembali membawakan lagu-lagu keroncong dengan penampilan dan kualitas suara yang masih sama dan enak didengar.  

untuk mengakhiri Pelangi Nada kali ini, kita dengarkan 2 buah lagu berjudul Pulau Jawa dibawakan oleh Keksi Mulyani dan lagu Biola Kaca dibawakan oleh Trie Novianti.// Wati

12
February

Mengenal gerabah kasongan dari Yogyakarta. Kasongan terletak di selatan kota Yogyakarta kurang lebih 6 km dari pusat kota, tepatnya daerah pedukuhan Kajen, desa Bangunjiwo, Kecamatan Kasihan, Bantul. Desa ini penghasil kerajinan Gerabah yang sudah terkenal sampai ke Luar negeri serta banyak Wisatawan Mancanegara yang datang berkunjung untuk belanja dan melihat proses pembuatan Gerabah tersebut. Gerabah adalah perkakas yang terbuat dari tanah liat yang dibentuk kemudian dibakar untuk kemudian dijadikan alat-alat yang berguna membantu kehidupan manusia.

Desa kasongan telah menjadi desa gerabah sejak masa penjajahan Belanda. Penduduk desa yang tidak lagi memiliki lahan persawahan untuk mencari nafkah, beralih menjadi pembuat gerabah. Setelah kawasan ini diperkenalkan oleh Seniman Yogyakarta, Sapto Hudoyo pada tahun 1971-1972, kerajinan gerabah mulai dibuat dengan design yang lebih modern. Saat ini dapat dijumpai berbagai motif untuk berbagi model bentuk barang. Yang paling banyak dijumpai barang bentuk Guci, Pot, Meja, Kursi, kursi, dan lian-lain. Namun sekarang sudah berkembang dengan berbagi macam barang tidak hanya dari tanah liat saja namun berkembang menjadi sentra industri kerajinan yang berkualitas untuk ekspor ke mancanegara.

Gerabah diperkirakan telah ada sejak masa pra sejarah, tepatnya setelah manusia hidup menetap dan mulai bercocok tanam. Situs-situs arkeologi di indonesia, telah ditemukan banyak tembikar yang berfungsi sebagai perkakas rumah tangga atau keperluan religius seperti upacara dan penguburan. Kasongan mulanya adalah tanah pesawahan milik penduduk desa di selatan Yogyakarta. Pada masa Penjajahan Belanda di Indonesia, di daerah pesawahan milik salah satu warga tersebut ditemukan seekor kuda yang mati. Kuda tersebut diperkirakan milik pejabat Belanda. Karena saat itu masa penjajahan Belanda, maka warga yang memiliki tanah tersebut takut dan segera melepaskan hak tanahnya supaya tidak dituntut oleh Belanda.

Ketakutan serupa juga terjadi pada penduduk lain yang memiliki sawah di sekitarnya yang akhirnya juga melepaskan hak tanahnya. Banyaknya tanah yang bebas, membuat penduduk desa lain segera mengakui tanah tersebut. Penduduk yang melepaskan hak tanah tersebut kemudian beralih profesi menjadi seorang pengrajin keramik yang mulanya hanya mengempal-ngempal tanah yang tidak pecah bila disatukan. Sebenarnya tanah tersebut hanya digunakan untuk mainan anak-anak dan perabot dapur saja. Namun, karena ketekunan dan tradisi yang turun temurun, Kasongan akhirnya menjadi Desa Wisata yang cukup terkenal. Saat ini Kasongan mungkin lebih terkenal dibandingkan nama Desa-nya, yaitu Bangunjiwo.

Disini kita dapat menemukan sentra kerajinan gerabah, yang menghasilkan ratusan bahkan ribuan keramik dengan berbagai jenis, bentuk dan ukuran. Dimotori oleh lebih dari 300 pengrajin,yang menyerap seribu lebih tenaga kerja membuat sentra kerajinan ini mampu menembus pasar gerabah internasional. Showroom yang berjajar rapi di kanan-kiri jalan, dipadukan dengan workshop para pengrajin, dimana kita dapat ikut langsung membuat keramik, dan festival seni Kasongan yang rutin diadakan setiap tahunnya, membuat Kasongan menjadi sebuah wisata kerajinan yang berkesan bagi siapapun yang mengunjunginya.