Pulau Buton adalah pulau yang terkenal dengan produksi aspalnya. Selain itu, di pulau ini juga terdapat beragam suku, salah satunya adalah Suku Cia-Cia, dengan jumlah penduduk sekitar 80 ribu jiwa. Suku ini cukup dikenal dengan keunikannya yang menggunakan aksara Hanggeul dalam kesehariannya. Tetapi selain itu, suku ini juga memiliki budaya yang tidak kalah unik, yaitu, Tari Cungka.
Tarian Cungka telah ada sejak sebelum datang agama di desa Wabula, salah satu desa yang ditinggali Suku Cia-Cia. Tarian ini pun punya makna tersendiri. Tarian cungka dibawa oleh manusia yang pertama kali menginjakkan kakinya di tanah Desa Wabula yang saat itu belum datang agama, baik Hindu maupun Islam. Kini, tarian ini dimainkan saat upacara pernikahan.
sebelum tarian Cungka dimulai, lagu tradisional Waironi dinyanyikan terlebih dahulu tanpa diiringi tarian dan gendang. Kemudian tarian Cungka dimulai oleh penari laki-laki, lalu dilanjutkan oleh penari perempuan. Tarian tersebut diiringi dengan alat musik tradisional seperti gong besar, gong kecil dan gendang.
Dalam sesi tarian ini, parabela atau ketua adat dan tokoh adat lainnya yang berjenis kelamin laki-laki menari tarian Cungka. Bagian tarian ini bermakna proses terjadinya manusia dari perjalanan roh manusia yang menjadi segumpal air. Setelah laki-laki, tarian cungka ini ditarikan oleh para perempuan atau istri dari parabela dan tokoh adat lainnya.
Tarian Cungka yang dibawakan oleh para perempuan ini bermakna perjalanan manusia dalam kandungan yakni dari air menjadi segumpal darah. Dalam upacara pernikahan masyarakat setempat, setelah Tarian Cungka akan dilanjutkan dengan Tarian Ngibi. Tarian ini ditarikan berpasang-pasangan dengan menggunakan selendang. Tarian ini bermakna kegembiraan, karena dari segumpal darah menjadi daging dan tulang.
Tarian tersebut kemudian ditutup oleh tarian dari kedua mempelai pengantin bersama keluarga. Tarian Kedua pengantin ini mempunyai arti proses yang menjadi insan manusia secara utuh. Karena punya makna yang sangat tinggi, tarian ini harus ditarikan oleh pengantin.
Pelangi Nada kali ini, kami hadirkan penyanyi wanita berkebangsaan Indonesia, Alika.
demikian satu lagu berjudul Aku Suka Temanmu dinyanyikan oleh Alika. Penyanyi bernama lengkap Karis Alika Islamadina ini mengawali karier bernyanyi dengan mengikuti ajang pencarian bakat di salah satu televisi swasta nasional. Melihat bakat Alika di ajang tersebut, komposer Elfa’s Secioria tertarik membuatkan lagu untuknya. Akhirnya pada tahun 2006, saat Alika berusia 12 tahun, ia merilis lagu berjudul “Sahabat Tersayang”. Lagu ini diterima dengan baik oleh penikmat musik di Indonesia. Melalui lagu ini, Alika berhasil meraih 3 AMI Awards 2006 dengan kategori penyanyi anak terbaik, album anak terbaik, dan komposisi lagu anak terbaik. Pendengar, sebelum membahas Alika lebih lanjut, saya hadirkan sebuah lagu berjudul “Luka”. Selamat mendengarkan.
baru saja anda mendengarkan sebuah lagu dari Alika berjudul “Luka”. Lagu ini baru saja dirilis oleh Alika pada 26 Januari 2018 lalu. Lagu “Luka” diciptakan oleh komposer dan produser Aldi Nada Permana. Sedangkan aransemen musiknya digarap oleh Tohpati. Lagu ini menceritakan tentang kepedihan hati seorang gadis yang harus kehilangan kekasihnya secara tiba-tiba di kebahagiaan mereka yang akan sampai pada puncaknya.
Lagu “Luka” ini menjadi jembatan untuk menuju album berikutnya. Rencananya, album tersebut akan dirilis pada bulan Maret mendatang. Pendengar, menutup perjumpaan Pelangi Nada kali ini, saya hadirkan dua buah lagu lainnya dari Alika berjudul “Andai Dia Tahu” dan “Sendiri”. // Enggar
Kota Tobelo terletak di sebelah timur semenanjung utara pulau Halmahera dan merupakan kota terbesar di pulau ini . Tobelo merupakan ibukota kabupaten Halmahera Utara. Kota ini juga merupakan kota yang terindah di kabupaten Halmahera Utara . Daya tarik utama dari Tobelo antara lain terdapat pada banyaknya gugusan pulau kecil dengan pantai yang berpasir putih , laut yang bening seperti kristal dan juga keindahan bawah lautnya yang mempesona。Tidak hanya itu, adat istiadat yang masih mengakar kuat di masyarakat juga merupakan alasan utama bagi wisatawan untuk datang ke kota ini。Selain itu salah satu keindahan alam yang luar biasa menakjubkan yang wajib anda kunjungi di Tobelo Halmahera Utara adalah Air Terjun Jembatan Batu.
Air terjun Jembatan Batu terletak di sekitar Sungai Mede, Tobelo, Hamahera Utara, Maluku Utara 。Namanya yang unik terilhami dari bentuk bebatuan di depannya yang membentuk semacam jembatan batu alami. Keistimewaan Jembatan Batu tidak terletak pada tingginya yang hanya 10 meter, namun dengan adanya air terjun mini lainnya yang ada di lokasi yang sama. Letaknya yang tersembunyi dan dikelilingi oleh hutan yang lebat menjadikan air terjun Jebatan Batu sebagai tujuan wisata yang menarik terutama bagi wisatawan pecinta petualang alam。
Bagi para pecinta alam yang memiliki hobi mendaki, tempat ini merupakan salah satu tempat yang patut dikunjungi untuk menaklukkan terjalnya dinding batu yang ada di tempat wisata air terjun Jembatan Batu. Selain terkendala tebing yang terjal, bebatuan yang licin juga merupakan salah satu kendala dalam mencapai puncak tebing tersebut.
Tetapi kesulitan itu akan segera terbayar ketika anda sampai di puncak tebing yang menyuguhkan keindahan panorama alami。Saat anda melihat panorama Air Terjun Jembatan Batu , anda akan melihat sensasi yang luar biasa. Anda akan melihat seperti kolam renang dari atas atap yang berlubang.Tetapi apabila hujan, air terjun ini berwarna coklat bercampur dengan tanah. Tetapi apabila tidak hujan, air yang ada di kolam berwarna biru kehijauan。Airnya yang jernih ini membuat siapa saja ingin segera menceburkan diri ke kolam. Di langit-langit jembatan batu terlihat cukup banyak sarang burung wallet dan banyak juga burung lain yang beterbangan di sekitar kolam air terjun.
apabila anda sudah sampai di Halmahera Utara, Kota Tobelo dan akan menuju Jembatan Batu, anda bisa menuju desa Mede. Karena Air terjun Jembatan Batu terletak di sekitar 6 Km di sebelah barat desa Mede. Jika anda menggunakan transportasi umum ke tempat ini, anda bisa menggunakan mikrolet tujuan Galela dari pertigaan Jl. Kemakmuran-Karianga, Kota Tobelo. Kemudian anda turun di desa Mede atau desa Ruko. Selanjutnya diteruskan dengan berjalan kaki masuk ke hutan. Oleh karena itu disarankan sebaiknya anda menyewa jasa pemandu lokal。
apabila anda seorang yang senang menguji adrenalin, dan menyukai ketenangan, pilihlah Jembatan batu di Tobelo , Halmahera Utara ini sebagai tempat liburan dan tempat menguji adrenalin anda. Kita akhiri pesona Indonesia hari ini dengan topic mengenai Air terjun Jembatan Batu.
Beras merupakan bahan makanan pokok sebagian besar masyakat Indonesia. Karena itu ketersediaan dan kualitas beras menjadi hal yang sangat penting. Secara umum beras yang berwarna putih bersih dan harum dikategorikan sebagai beras yang berkualitas tinggi. Namun, masyarakat harus jeli dan memastikan adanya penggunaan zat kimia sebagai pemutih beras. Penggunaan pemutih beras ini tentunya tidak baik dan berbahaya bagi kesehatan. Untuk mengetahui adanya pemutih pada beras, dua Mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta membuat alat bernama SCRAPER, yaitu Smart Chlorinated Rice Portable Detector berbasis microcontrol Atmega8535 dan Light Dependent Resistor (LDR). Mereka adalah Intan Mulia Rahayu dari program studi Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Pertanian dan Kevin Ikhwan Muhammad (Teknik Kimia).
Menurut Intan, khlorin yang digunakan sebagai pemutih sangat berbahaya bagi kesehatan tubuh. Khlorin dapat merusak sel-sel darah, mengganggu fungsi hati/liver, dan merusak sistem pernapasan. Bila penggunaan klorin mencapai 3-5 ppm dalam beras atau bahkan mencapai dosis lebih dari 30 ppm dapat menyebabkan kematian.Inovasi SCRAPER muncul untuk menjawab persoalan pasar tentang maraknya oknum penjual beras curang yang sengaja menambahkan pemutih/khlorin pada beras berkualitas rendah.
Dengan khlorin beras terlihat putih bersih seperti kualitas super. Sementara sebagian besar konsumen tidak dapat membedakan beras yang mengandung pemutih dan tidak.
Inovasi ini ditampilkan pada Kompetisi Inovasi Internasional Thailand Inventors Day 2018 yang digelar di Bangkok International Trade and Exhibition Center (BITEC), Thailand, pada 2-6 Februari 2018. Kedua mahasiswa ini juga meraih special award dari World Invention Intellectual Properti Association (WIIPA). Intan yang merupakan ketua tim penelitian ini mengatakan, mereka berharap alat inovasi ini dapat bermanfaat untuk masyarakat sebagai upaya pencegahan pengonsumsian beras berpemutih, serta dapat membantu pemerintah dalam inspeksi penjual beras di pasar.
Kompetisi ini diselenggarakan oleh National Research Council of Thailand (NRCT) bersama International Federation of Inventor’s Associations (IFIA) dan World Invention Intellectual Properti Association (WIIPA). Ajang Thailand Inventors Day diselenggarakan setiap tahun untuk menampilkan potensi hasil penemuan dan inovasi dari inovator-inovator internasional. Acara ini diikuti oleh 24 negara, yaitu Indonesia, Kanada, China, Mesir, Hongkong, India, Indonesia, Iran, Jepang, Lebanon, Makau, Malaysia, Filipina, Polandia, Rumania, Rusia, Saudi Arabia, Singapura, Korea Selatan, Sri Langka, Taiwan, Uni Emirate Arab, Inggris, Vietnam dan Thailand.